Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

kaze9Avatar border
TS
kaze9
[H2H Event] Windy, Si Putri Angin
Windy, Si Putri Angin


Hai, perkenalkan. Namaku Windy. Aku seorang putri dari kerajaan angin. Kalian mungkin tidak bisa melihat ataupun menyentuhku, tetapi kalian bisa merasakan kehadiranku bukan? Kadang kami merasa senang bisa bermain-main dengan kalian, para manusia.

Spoiler for Ayah:


Kalian tahu, ayahku adalah angin yang hebat. Dia bisa menggiring awan-awan. Awan-awan yang digiringnya tersebut untuk menurunkan hujan-hujan di tempat tertentu. Air yang lepas dan jatuh ke bumi itu berperan sebagai sumber kehidupan, misalnya untuk minum, memasak, mandi, dan juga mencuci.

Spoiler for Tugas Ayah:



Spoiler for Ibu:



Ibukupun juga tidak kalah hebat. Dia bisa menerbangkan serbuk sari pada bunga sehingga bunga-bunga tersebut dapat mengalami penyerbukan. Setelah mengalami pernyerbukan, tumbuhan itu pun dapat berkembang biak.

Spoiler for Tugas Paman Savan:



Spoiler for Paman Bahar:



Aku juga memiliki paman-paman yang tidak kalah hebat dengan ayahku. Paman Savan tinggal di darat. Dia berhembus pada malam hari. Sedangkan, Paman Bahar tinggal di laut. Dia berhembus pada siang hari. Nelayan-nelayan menjadi sahabat mereka. Paman Savan membantu nelayan untuk pergi melaut. Sedangkan Paman Bahar membantu nelayan untuk kembali ke darat. Dengan demikian, nelayan-nelayan tersebut dapat bertemu kembali dengan keluarganya dan dapat menjual hasil tangkapannya.

Sedangkan aku sendiri masih belajar untuk mewarisi kemampuan ayah dan ibuku. Di satu hari aku membantu ayahku untuk menggiring awan dan di hari yang lain aku membantu ibuku untuk menerbangkan dan membuat serbuk sari itu menari-nari dengan iringan angin yang kubuat.

Seperti kalian, aku juga memiliki teman-teman. Teman-temanku sangat baik, mereka adalah Gida, Abhinaya, dan Srita.

Spoiler for Hobi Gida:


Gida adalah angin yang sangat lembut. Dia akan membelai halus kalian ketika kalian sedang berada di bawah pepohonan atau di pinggir pantai.

Spoiler for Hobi Abhinaya:


Abhinaya sedikit lebih agresif. Dia biasanya muncul saat kalian sedang naik sepeda atau motor. Semakin cepat kalian mengayuh sepeda, semakin kuat kalian dapat merasakan Abhinaya.

Spoiler for Hobi Srita:


Sedangkan Srita cukup pemalu. Dia tidak berani bermain-main dengan kalian. Dia hanya bermain-main dengan jemuran ibu kalian. Ya, selain sinar matahari, Srita juga bisa membuat pakaian cepat kering.

Aku juga memiliki teman yang lain. Tapi aku sering bertengkar dengan mereka. Mereka adalah Bandhi, Canggi, dan Nagadi. Tidak seperti Gida, Abhinaya, dan Srita, mereka ini sangat jahil.

Spoiler for Bandhi:


Bandhi misalnya, dia pernah membuat Srita menangis. Jemuran yang sedang dikeringkan Srita malah diterbangkan oleh Bandhi dan tercebur ke dalam selokan. Saat pemilik jemuran tahu kalau jemurannya jatuh ke selokan, dia pun memaki angin.

Spoiler for Canggi:


Sedangkan Canggi biasanya bertengkar dengan Abhinaya. Pengendara sepeda atau motor kadang dibuat kesal olehnya karena seringkali dia menerbangkan debu atau pasir di jalanan. Hal ini menyebabkan penglihatan pengendaranya sedikit terganggu. Oleh karena itu, sebaiknya kalian memakai helm berpenutup kaca atau kacamata saat berkendara ya! Biar tidak dijahili Canggi.

Spoiler for Kejahilan Nagadi:


Nah, sekarang waktunya kuperkenalkan Nagadi. Dia adalah angin paling jahil yang pernah ada. Kebiasaannya adalah menerbangkan topi atau rok yang sedang dikenakan manusia. Dia juga sangat suka menerbangkan kertas-kertas yang tergeletak begitu saja di ruangan yang jendelanya terbuka. Tidak hanya kertas sih, kadang alat masak di dapur ibu kalian juga. Pada malam hari, kejahilannya adalah menakut-nakuti manusia. Dia menggoyangkan ranting pohon. Ranting pohon itu akan mengetuk-ngetuk jendela dan akan membangunkan kalian dari tidur. Ketakutan. Berpikir kalau itu adalah perbuatan pencuri atau hantu. Jadi, kalau kalian mendengar suara di malam hari, tidak perlu takut, periksa lah terlebih dahulu apa penyebab bunyi tersebut.

Suatu hari aku pernah berbincang dengan Nagadi dan itu membuatku sangat kesal. Dia tidak pernah mau mendengar apa yang kukatakan.

“Naga, kenapa kamu selalu mengganggu manusia?”
“Ya, karena asyik. Mau ikut coba?”
“Apanya yang asyik? Apa kamu tidak melihat ekspresi orang-orang yang kamu jahili?”
“Tentu saja aku melihatnya.”
“Lantas kenapa masih menjahili mereka?”
“Justru itu, aku suka. Itu membuatku senang. Hahaha.”
“Kamu menyebalkan, Naga!”

Esok lusanya aku menemani ibuku untuk menerbangkan serbuk bunga. Tak sengaja aku melihat sekumpulan manusia di tanah lapang.

“Akhirnya kita sudah sampai. Ayo, lakukan kerja kalian masing-masing!” kata seorang pria.
“Siap, Pak!” jawab yang lainnya.

Spoiler for Turbin Angin:


Aku sempat mencuri dengar kalau di tanah lapang ini akan dibangun turbin angin. Kalian tahu turbin angin kan? Turbin angin adalah alat yang digunakan untuk mengubah energi angin menjadi energi listrik. Energi listrik ini akan dikirimkan ke rumah-rumah kalian sehingga kalian bisa menghidupkan alat-alat elektronik, seperti lampu, televisi, maupun radio.

Mendengar hal ini aku terpikir sesuatu...hehehe. Dan selesai membantu ibu, aku menemui Nagadi.

“Hai, Naga, apa kabar?”
“Ada apa nanya-nanya kabarku segala, huh?”
“Hmm...tidak boleh ya?”
“Aku masih kesal kemarin kamu mencoba mengaturku.”
“Aku minta maaf. Tapi sekarang aku punya ide bagus untukmu. Kamu mau dengar?”
“Ide apa lagi? Ide supaya tidak mengganggu manusia lagi?”
“Hmm...ya begitulah. Mau dengar?”
“Tidak mau. Kamu tahu sendiri kan aku sangat suka menjahili manusia. Aku suka melihat ekspresinya saat kesal atau ketakutan,” kata Nagadi sambil tertawa bangga.
“Ayolah, Naga, kumohon dengarkan dulu.”
“Baik. Aku dengarkan tapi belum tentu aku mau menuruti apa yang kamu katakan, ya.”
“Iya, tidak apa-apa,” aku mencoba mengambil nafas sejenak, “Tadi aku melihat kumpulan manusia mau membangun turbin angin si sekitar sini.”
“Iya, terus?”
“Kenapa kamu tidak membantu mereka untuk menggerakkan turbinnya? Pasti energimu tidak akan terbuang sia-sia. Apalagi aku tahu kamu memiliki energi yang cukup besar.”
“Heh, kamu ingin aku membantu manusia?”
“Iya...mau ya? Pasti manusia-manusia itu sangat senang jika turbinnya bisa bergerak dan menghasilkan listrik.”
“Kalau aku tidak mau?”
“Memang kenapa kamu tidak mau?”
“Ya, tidak mau saja.”
“Kenapa? Kenapaa? Kenapaaaa?”
“Kamu cerewet sekali ya.”
“Hehehe...jadi?”
“Ya tentu saja aku tidak mau.”
“Yaaaah, ayolah, Naga! Bagaimana kalau kamu ikut aku dulu menemui mereka?”
“Hmm...baiklah. Tapi kalau aku tidak tertarik, jangan paksa-paksa aku lagi ya, setuju?”
“Setuju.”
“Aku mau mengajak Bandhi dan Canggi dulu, ya!”
“Hmm...ide bagus. Semakin banyak angin yang ikut semakin baik.”
“Oke, kamu tunggu di sini, biar kupanggilkan Bandhi dan Canggi.”
“Aku ikut ya. Nanti kamu kabur lagi.”
“Jadi kamu tidak percaya?”
“Hehe...ya gitu deh.”

Kami pun segera menemui Bandhi dan Canggi. Kebetulan mereka sedang bermain bersama.

“Hei, kalian.Ayo ikut aku!”
“Ke mana?” tanya Canggi
“Ke tanah lapang di seberang sana. Windy mengajakku ke sana.”
“Mau ngapain?” tanya Bandhi
“Windy mengajakku untuk melihat-lihat ke sana. Dan kalau aku berminat, aku diajaknya bekerja sama dengan manusia-manusia itu untuk menggerakkan turbin,” jelas Nagadi.
“Kamu yakin mau melakukan itu?” tanya Bandhi lagi.
“Ya bagaimana, kalau tidak kuturuti, si Putri akan terus mengoceh.”
“Hmm...oke aku ikut,” kata Canggi.
“Oke deh. Aku juga ikut,” kata Bandhi ikut-ikutan.
“Asyiiiik. Terima kasih sudah mau ikut. Ayo kita berangkat sekarang!”
Kami pun segera pergi menuju turbin angin.
Sesampainya di sana, kami melihat manusia-manusia yang membangun turbin. Wajah mereka tampak letih.
“Tuh, Naga, lihat ekspresi mereka. Mereka tampak letih. Apa kamu tidak kasihan?”
“Kasihan sih.”
“Makanya kalau nanti turbinnya sudah jadi, kalian bantu mereka untuk menggerakkan turbinnya ya!”
“Hmm...baiklah.”

Tiga bulan kemudian, turbin angin pun selesai dibangun. Pada malam hari, kami pun mengunjungi tempat tersebut.

“Wah, akhirnya turbinnya selesai juga. Ayo, kita bantu manusia-manusia itu untuk menggerakkan turbinnya.”
“Oke!”
Bandhi, Canggi, Nagadi dan juga aku mulai berhembus, berusaha untuk menggerakkan turbin itu. Cukup sulit untuk menggerakkannya karena turbinnya cukup besar. Tapi akhirnya turbinnya mulai bergerak. Kami semakin bersemangat. Dan akhirnya turbinnya bisa bergerak dengan kencang.

“Hore... turbinnya bergerak!” teriakku.
“Coba lihat apakah turbinnya berhasil menyalakan listrik di desa ini?” tanya Nagadi.

Bandhi berhenti berhembus untuk memeriksa kondisi sekitar.

Spoiler for Desa Teraliri Listrik:


“Kita berhasil kawan. Lampunya menyala. Desa ini sekarang menjadi terang benderang. Lihat warga desa itu. Mereka keluar rumah dan menyorakkan kegembiraan.”
“Hore....hore...hore!” teriak kami kegirangan.
“Bagaimana, Naga? kamu senang kan dengan tugas seperti ini?”
“Iya. Ternyata membantu manusia lebih menyenangkan daripada mengganggu mereka.”
“Ah, aku senang sekali kamu berkata begitu.”

Sejak hari itu, Bandhi, Canggi, dan Nagadi selalu membantu manusia untuk menggerakkan turbin tersebut. Tapi kadang mereka masih menjahili manusia sih.Ya tak apalah. Setidaknya energi mereka bisa dimanfaatkan untuk hal yang lain juga.

TAMAT




Sumber gambar : google

Terima kasih sudah membaca.emoticon-Shakehand2



Dikasih backsound sama kakak visualalooza. Terima kasih emoticon-Smilie

Quote:

Diubah oleh kaze9 23-12-2016 00:32
0
4.1K
22
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan