teruntuk secangkir kopi di seperempat malam.



Aku tidak menyukaimu, sama sekali tidak.
Aku tidak pernah suka sensasi pahitmu di rongga mulutku, juga tidak pernah suka warna pekatmu yang buruk itu.
aku tidak biasa menyeduhmu, karena lambungku tak pernah ramah menyambut kehadiranmu.
sedikit perih lalu akan benar-benar nyeri saat menjelang tidur.
Aku tidak pernah benar-benar suka menyesapmu, kamu tau? sesedikit apapun kadar kaffeinmu selalu sukses membuatku terjaga dengan pening di kepala, dan asal kamu tau,bagiku itu sangat menyiksa.
tapi sialnya karma selalu ada,
sebesar apapun rasa benciku padamu pada akhirnya aku membutuhkanmu,
pada akhirnya aku menyeduhmu dengan senyum. pada akhirnya aku tidak peduli pada kandungan kaffein maupun perih di lambungku.

ya, aku sangat membutuhkanmu...
...untuk memanggil kedatangannya.
untuk alasan bertemu dengannya.
di hening-hening dingin seperempat malam