JAKARTA – Si “pemberantas korupsi” itu kini bebas. Antasari Azhar keluar dari pintu Lapas Tangerang disambut oleh keluarganya. Kehidupannya tentu sudah berbeda sejak 7 tahun 6 bulan lalu saat dijebloskan ke dalam jeruji besi. Salah satunya adalah adanya cucu kecilnya yang langsung digendongnya saat keluar penjara. Kasus Antasari memang menimbulkan pro dan kontra. Banyak pihak menilai Antasari tak bersalah dan hanya korban dari rekayasa besar untuk menurunkannya dari tampuk Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Uniknya, keluarga Nasruddin, korban pembunuhan dalam kasus ini berbalik mendukung Antasari.

Kembali sejenak ke kasus ini kita akan dihadapkan pada tuduhan “cinta segitiga” yang disebutkan jadi motif Antasari mengotaki pembunuhan terhadap Nasruddin. Adalah Rani Juliani, seorang caddy golf yang disebut-sebut sebagai pemikat hati keduanya. Namun menurut Antasari sendiri saat hadir di program televisi swasta nasional yang ditayangkan 24 Agustus 2016, tuduhan cinta segitiga hanya omong kosong. Ia pun mengaku siap dikonfrontir dengan Rani. “Dan saya tidak lakukan pembunuhan, apalagi otak,” tegas Antasari kala itu. Antasari juga mengaku tahu orang yang berkepentingan dalam kasus ini. Namun menurutnya, informasi itu belum bisa diungkapnya saat itu.

Bagaimana dengan keluarga Nasruddin? Mereka malah membela habis-habisan Antasari. Andi Syamsudin, adik Nasruddin bahkan menyebut adanya “orang besar” di balik kasus ini yang lebih besar dari status Antasari ketika itu sebagai Ketua KPK. “Yang jelas orang besar, punya kekuasaan. Mampu menggerakkan apa saja, kalau Pak Antasari tidak mampu,” katanya masih di acara yang sama. Lalu apakah Antasari akan buka-bukaan setelah kebebasannya hari ini?

"Setelah saya membaca banyak buku, setelah saya merenung akhirnya saya putuskan bahwa saya ikhlas lahir batin apa yang saya terima. Saya tak ingin lagi mengusut yang sudah terjadi. Saya serahkan ke Allah, biar Allah yang hukum, saya sudah terima hukuman negara, namun hukuman Allah lebih berat nantinya," terang Antasari dalam konferensi pers sesaat usai ia bebas, di Lapas Tangerang, Kamis (10/11/2016). Menurut Antasari, segala dendam dirinya yang terjadi saat ia masuk penjara, sudah tertinggal di balik jeruji besi. Ia mengaku ingin hidup damai dengan dua mantu dan tiga cucu di rumahnya. "Begitu saya bebas, dendam saya, benci saya, semua tertinggal di sana (penjara)," ujarnya.

Kebebasan Antasari ini mendapat sambutan hangat dari banyak tokoh. Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah misalnya yang tak lupa tentang sepak terjang Antasari yang disebutnya sebagai senior itu dalam menuntut banyak koruptor di Indonesia. Fahri berharap kasus Antasari ini jadi pengalaman bagi penegak hukum dan masyarakat luas.

Fahri sendiri mendorong Antasari untuk mengungkapkan secara terbuka rahasia di balik kasus ini. “Dia harus mengungkapkan dan terbuka tapi orientasinya ya sudahlah perbaiki keadaan, bukan karena dia dendam atau kecewa, toh yang menghukum dia juga sekarang sudah enggak ada semua,” kata Fahri di Gedung DPR. Menurutnya lagi, kasus ini menunjukkan bagaimana hukum di Indonesia bisa dipermainkan oleh segelintir orang. Praktik seperti ini menurutnya harus dilawan, bukan malah diterima begitu saja. “Apa guna kritik dan demonstrasi ini karena kita enggak mau hukum itu nampak bisa dipermainkan. Negara yang hukum nampak bisa dipermaikan itu negara yang ditinggali, orang (investor) enggak mau datang, kepastian hukum itu selalu top nomor satu dalam survei, kalau orang itu mau datang ke suatu negara (harus ada kepastian hukum),” tegasnya. Berubahkah pilihan Antasari? (qlh)


sumur



pesan moral dari berita diatas adalah, penantian tanggal 10 november yang menurut nastak akan baik massal bareng AA gagal total...