Mungkin dalam perjalanan kehidupan, kita memulai mencari penghasilan dengan bekerja di suatu perusahaan atau intinya bekerja dan digaji orang. Dimasa bekerja sebagai karyawan, pasti kita mempunyai atasan. Untuk orang-orang yang gak takut bekerja dalam perintah orang lain, mungkin menjadi karyawan cocok baginya. Tetapi bagi kamu yang takut terus-terusan menjadi bawahan, berbisnis merupakan jalan yang baik untuk kamu!! Sebagai businessman, kamu takut digaji sebagai bawahan terus menerus, karena pada dasarnya , kamu ingin cepet-cepet ngegaji karyawanmu sendiri!

Takut nyaman disini, bukan nyaman sama doi yaa . Nyaman yang dimaksud disini adalah zona nyaman kehidupan kita. Disaat kita udah bisa bekerja dan digaji besar, disaat itu kita mulai ngerasa bahwa hidup kita udah nyaman banget yaa, kerja sesuai jam kerja, tanpa resiko besar(paling besar kalo perusahaan bangkrut, di PHK aja), lalu akhirnya sampe bangkotan kerja di tempat yang sama secara loyal. Nah, seorang berjiwa Businessman itu punya ketakutan bahwa kalau sampai dia merasa nyaman disatu titik, maka ambisinya gak akan terwujud. Oleh karena itu, seorang businessman gak akan tahan dengan kenyamanan. Ia akan selalu mau berkembang dalam bisnisnya, apabila ia masih terjebak di suatu keadaan menjadi pegawai, ia lebih memilih gajinya ditabung untuk modal bisnis daripada ia habiskan untuk bersenang-senang.

Sebagai manusia, kita pasti punya keinginan untuk berlibur dan menikmati hasil dari bisnis atau pekerjaan kita. Bagi orang yang bekerja di suatu perusahaan, mereka juga diberikan waktu untuk menikmati hidup di tanggal yang berwarna merahsecara berjamaah. Sehingga, karena secara massal semua karyawan diliburkan di tanggal merah, sebut saja libur Lebaran, libur Natal, Libur Waisak, Libur Nyepi, dan libur libur lainnya. Maka otomatis jalan-jalan akan macet dengan para karyawan beserta keluarganya yang hendak berlibur mengistirahatkan otak mereka. Tetapi tidak bagi para pebisnis. Businessman justru malah akan intens bekerja di hari libur, karena volume konsumsi pasti lebih banyak. Sehingga mereka bisa berlibur di tanggal-tanggal workdays, disaat para karyawan sudah kembali masuk kerja dan traffic bisnis tidak seramai holidays.

Seorang berjiwa bisnis takut dikasihani oleh orang sekitarnya. Orang dengan mental bisnis lebih baik tersenyum dalam duka, ketimbang meneteskan air mata diatas susahnya. Businessman yang selalu berusaha dengan tekun lebih disegani oleh partner-partner kerjanya, jadi segala hasil yang didapat murni konteks bisnis. Bukannya karena dasar kasihan. Businessman tahu bahwa apabila dalam bisnisnya, ia bisa untung karena menawarkan produk ke saudara-saudara terdekat dengan penuh memelas, bisnisnya akan sulit memanjang kedepan, Karena profit bukan didasarkan kualitas. Jadi businessman sejati lebih memilih bersusah-susah menciptakan kualitas, ketimbang merengek belas kasihan ke orang-orang terdekat.

Mengembangkan potensi diri merupakan salah satu hak yang terdapat dalam HAM(Hak Asasi Manusia). Businessman menyadari hak nya untuk berkembang, dan tidak membiarkan uang membungkam haknya tersebut. Ketika seorang bekerja di suatu perusahaan, batas maksimal perkembangan potensi dirinya mungkin hanya sebatas penguasaan SOP di perusahaan tersebut, tetapi untuk seorang businessman, perkembangan potensi tidak terbatas SOP atau Pakem formal tertentu. Businessman tidak melihat perkembangan dirinya dari penghasilan yang ia dapat, tetapi seberapa jauh perkembangan potensi dirinya dari saat memulai hingga sekarang

Takut gagal adalah ketakutan semua businessman. Karena dengan kegagalan setitik, bisa hancur segala yang ia kerjakan selama bertahun-tahun. Berbeda dengan orang yang bermental bukan businessman, kegagalan dianggap sesuatu yang wajar. "Ya maklum lah, namanya juga manusia bisa salah, lain kali gak ulangin deehh ". Apakah respon businessman akan seenteng itu saat menemui kegagalan?