Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

nashihi.mariatuAvatar border
TS
nashihi.mariatu
Wanita Predator Seksual Gentayangan, Pengungsi Calais Terancam
PERANCIS - Kesehatan mental para pengungsi di Calais, Perancis berada dalam ancaman. The Independent melaporkan sejumlah predator seksual gentayangan di kamp pengungsi di pantai Perancis itu.

Bukan hanya pria, predator seksual berjenis kelamin wanita juga marak. Mereka melakukan eksploitasi seksual terhadap pengungsi, termasuk anak-anak. The Independent melaporkan, sejumlah relawan wanita juga bersedia membayar untuk mendapat layanan seksual dari pengungsi dewasa. Masalah itu menimbulkan perpecahan di tubuh organisasi relawan.

Sebagian relawan mengecam "prilaku predator" itu. Sementara relawan lain berdalih hubungan seksual itu terjadi "secara alamiah". Badan Pengungsi PBB UNHCR mendesak agar para relawan menerapkan "toleransi nol" terhadap ekploitasi dalam bentuk apapun. Untuk menjaga integritas pekerja sukarela.

Perdebatan mengenai isu ekspolitasi memanas di grup akun Facebook Calais - People to People Solidarity. Posting Facebook itu sudah dihapus. Tetapi wartawan The Independent telah menyalin posting tersebut.

Pemimpin lembaga amal di Calais mengakui ada masalah serius terkait sikap predator relawan, baik pria maupun wanita. Tetapi mereka mengaku sulit mengontrol karena tidak ada standar. Mereka menyebut, imigran di Calais tidak secara resmi disebut sebagai pengungsi. Sehingga organisasi relawan yang bekerja di sana juga tidak bersifat resmi.

Clare Mosely, pendiri Care4Calais mengatakan pihaknya menerapkan toleransi nol ekspolitasi terhadap pengungsi. "Tetapi Calais bukan kamp pengungsi melainkan pemukiman ilegal. Sehingga kita tidak memaksa siapa pun untuk tidak melakukan sesuatu," katanya kepada Independent.

Seorang relawan yang tak dikutip namanya, mengecam keras hal itu. Dia menilai hubungan seksual antara dua pihak, dengan salah satu posisi memiliki kekuasaan atau pengaruh, dapat didefinisikan sebagai pelecehan.

Para pengungsi atau imigran, saat ini menggantungkan hidupnya kepada relawan. Sehingga hubungan seksual di antara mereka bisa dikategorikan sebagai ekspolitasi. Dia menilai ekspoitasi seksual ini akan merusak mental pengungsi. Relawan itu mengutip salah satu kode etik UNHCR, bahwa hubungan seksual antara pekerja sosial dengan penerima bantuan sangat tidak dianjurkan. Karena pihak yang terlibat dalam kondisi yang tidak setara.

Relawan Pria
Berbicara kepada The Independent, Mosely bercerita seorang relawan pria baru-baru ini dilaporkan karena melakukan tindakan tidak pantas terhadap pengungsi perempuan. Tapi para pemimpin amal mengaku tidak memiliki wewenang untuk mengusirnya dari kamp.

Mosley berkata, "pria itu awalnya tergabung dalam badan amal Auberge des Migran. Tapi setelah ketahuan melakukan tindakan tak pantas, dia dikeluarkan." "Relawan pria itu kemudian datang kembali ke sini dan kami tidak memiliki hak untuk mengusirnya," katanya.

Dia menambahkan, seperlima dari relawan Calais bersifat independen. Mereka tidak tergabung dengan orgnaisasi relawan tertentu. "Sangat sulit bagi kami untuk mengontrol," kata Mosley.

Maya Konforti, relawan Auberge des Migran bercerita kepada The Independent tentang kasus lain, di mana seorang relawan wanita Inggris menciptakan citra buruk karena tidur di kamp dengan beberapa pengungsi. Dia menilai perlu tindakan serius untuk mencegah ekspolitasi seksual itu berlanjut. (ski-01)
sebelahblogAvatar border
anasabilaAvatar border
anasabila dan sebelahblog memberi reputasi
2
2.1K
10
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan