Mungkin tak banyak orang suka kau,
Tak banyak orang tahu bagaimana kau.
Dunia begitu tabu, terkelabui oleh tipu daya,
terlena mewahnya duniawi, tertipu fatamorgana tak kasat mata.
.
Kau urung diri tak percaya diri,
Di sudut ruangan kau membisu,
Terbalut kain usang yang berdebu,
Tak banyak pandangan tertuju padamu,
Tapi cukup dapat menita perhatianku.
.
Biar ku lucuti kain usang berdebu itu,
Agar dapat kulihat sosok sederhana menawan mu.
.
Biar saja kau usang dan rapuh,
Biar ku poles sedikit sebisa ku,
Biar saja suaramu begitu nyaring dan keras,
Biar berisik, aku suka,
Biar tersendat sendat, tapi buatku tertawa.
.
Kini kau tak usang lagi,
Sudah beberapa bagian yang ku poles jadi lebih menarik.
Kini kau lebih berwarna,
Hilangkan sendu yang kau simpan sejak lama
Kau sudah mulai berani,
Tak lagi membisu di sudut ruangan itu.
.
Dengan gagah nya kau susuri kota tercinta ku,
Temani hari ku dengan penuh candaan dan tawa hangat.
Tak peduli akan mewah nya duniawi,
Kau tetap sesederhana dan semenawan itu.
.
Dengan mesin antik buatan itali,
Kau tetap selalu,
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Jadi vespa tua
Yang aku suka.