Trailer Leiden, Belanda.

Pagi hari yang cerah, suhu mencapai 15 derajat Celcius di musim gugur. Sebut saja Hiswanto, seorang mahasiswa program doktoral ilmu sosiologi di salah satu universitas di Leiden, Belanda, tengah menyusun tesis. Dia pagi itu menuju perpustakaan di Leiden untuk mencari bahan sebagai dasar penulisan tesisnya.

Hiswanto menuju ke sebuah sudut ruangan perpustakaan setelah menjelaskan apa yang dia cari kepada petugas perpustakaan. Sudut ruangan itu berada hampir di belakang perpustakaan yang besar, Hiswanto pun menuju ke salah satu rak penyimpanan buku dan naskah yang cenderung temaram pencahayaannya meski masih di kisaran jam 9 pagi.

Setelah menemukan rak penyimpanan, Hiswanto pun mulai mencari apa yang dia butuhkan untuk bahan penulisan tesisnya. Setelah dengan cermat dia telusuri satu persatu, dia pun menemukan beberapa buku yang mirip dengan apa yang dicarinya, Setelah itu dia pun berpindah ke rak yang berada paling sudut, mulai mencari lagi apa yang belum didapatkannya.

Tanpa sengaja, mata nya melihat sebuah tumpukan naskah dibelakang jejeran buku yang dia cari. Dengan agak sedikit heran karena tumpukan naskah itu sepertinya tidak pernah disentuh, meski jejeran buku didepannya kelihatan sering dibersihkan. Dengan sedikit antusias, dia pun mengambil tumpukan naskah tersebut yang ternyata berada dalam sebuah kotak panjang terbuka.

Kemudian Hiswanto membawa kotak tersebut keatas meja yang terletak tidak jauh dari rak tersebut. Dengan hati hati, dia membersihkan tumpukan debu yang menyelimuti tumpukan naskah tersebut. Setelah bersih, sambil duduk Hiswanto mengambil selembar naskah yang diatas nya seperti ada stempel kerajaan.

Dengan perlahan, Hiswanto membuka naskah kuno tersebut. Ternyata naskah tersebut memakai bahasa yang Hiswanto sepertinya pernah melihat tulisan dengan bahasa tersebut. Sambil terus membaca dan kemudian dia mengambil smartphone nya dan kemudian dia mengambil gambar naskah tersebut.