PURWOREJO, suaramerdeka.com – Warga di Kabupaten Purworejo dihebohkan dengan temuan susunan bebatuan yang diduga menyerupai candi di bekas lokasi longsor Dusun Makamdowo, Desa Sidomulyo, Kecamatan/Kabupaten Purworejo. Kendati sepintas batu tersebut seperti sengaja disusun, namun belum bisa dipastikan batu tersebut bekas candi atau susunan bebatuan yang terbentuk dari proses alam.

Hingga kemarin lokasi bebatuan di perbukitan tersebut masih terus didatangi masyarakat yang ingin melihatnya secara langsung. Bebatuan bersusun tersebut berada di area perbukitan dengan kemiringan hampir 90 derajat yang lokasinya masuk kawasan hutan Pajangan. Menurut penuturan warga setempat, di lokasi itu juga masih tersimpan arca berbentuk orang dari perunggu yang berada disisi utara bukit.

Slamet (46) warga RT 2 RW 6 Desa Sidomulyo mengungkapkan, keberadaan bebatuan bersusun itu menimbulkan spekulasi di kalangan warga bahwa lokasi itu dulunya bekas candi.”Kalau dikatakan candi, saya tidak bisa memastikan. Tapi memang di lokasi itu dikenal warga sebagai tempat yang agak keramat,” kata Slamet.

Diungkapkan, di bukit Pajangan selama ini memang tidak bisa ditanami tanaman keras, hanya rerumputan dan tanaman kecil lainnya. Warga biasanya menjadikan tempat itu untuk mencari rumput pakan ternak.

Dikatakan Slamet, susunan batu itu ditemukan memanjang di sekitar bukit. Adapun kabar adanya arca berada sekitar 200 meter dari lokasi yang terlihat seperti candi di bagian utara.”Dulu memang pernah terlihat dan coba diambil tapi tidak bisa,” imbuh Slamet.

Sebelum adanya bencana longsor beberapa waktu lalu, susunan batu tidak terlalu terlihat dan hanya warga sekitar yang mengetahui di lokasi itu ada susunan batu dengan ketinggian lebih dari 100 meter. Warga tidak pernah berpikiran jika ada ada kemungkinan candi di tempat itu.

Sepintas bebatuan di lokasi itu memang berbeda dengan batu kali biasanya. Bentuk batu yang sebagian terlepas dari susunannya terlihat berbentuk kotak rapi. Khusus di bagian batu yang masih tersusun, memang tidak terlalu terlihat susunan dengan tegas. Hanya terlihat ada sekat-sekat seperti bekas tumpukan.

Kepala Desa Sidomulyo, Marwoto yang dimintai konfirmasi juga belum berani memastikan jika di bukit Pajangan itu merupakan bekas candi yang tertimbun. Namun pengalamannya bekerja di Museum Nasional Jakarta, ada perbedaan antara batu candi dengan batu sungai.”Jelasnya, masih perlu dilakukan penelitian mendalam. Tapi sekilas melibat bentuk batu memang berbeda dengan batu sungai biasa,”katanya.

Dijelaskan Marwoto, munculnya kabar adanya peninggalan candi di desanya memang membuat beberapa pihak untuk mendatangi lokasi. Salah satu pernyataan yang menonjol adalah ungkapan dari Rektor Universitas Islam Indonesia yang kebetulan mahasiswanya tengah melaksanakan KKN di Purworejo.”Memang minggu pagi, Rektor UII ke lokasi dan memperkirakan jika melihat susunan batu yang ada merupakan candi. Namun memang masih butuh penelitian lebih lanjut oleh arkeolog,” tambahnya.

Mengutip pernyataan Rektor UII Marwoto, bahwa seandainya benar susunan batu itu adalah candi, dipastikan usianya lebih tua dari Candi Borobudur yang ada di Kabupaten Magelang.”Bahkan diperkirakan pula kalau bukit Pajangan itu sebagai candi, luasannya lebih besar daripada Candi Borobudur,” tambahnya.

Marwoto menambahkan terkait adanya informasi temuan susunan batu menyerupai candi di Dusun Makamdowo itu, pihaknya telah meminta perangkat desa untuk meningkatkan pengamanannya. Karena akan banyak pengunjung yang datang ke lokasi.”Susunan batunya tidak beraturan dan berbahaya. Lokasinya juga curam, perlu ada pengamanan di lokasi. Semoga saja segera ada penelitian oleh ahlinya. Sehingga bisa segera dipastikan ini susunan bebatuan biasa atau peninggalan peradaban kuno,”tandasnya.





Sumber
Sumber