Dulu Pernah ada rekaman suara Dedy Corbuzier - Pentingkah Sekolah.
dan ini mungkin bisa menjawab salah 1 statement beliau
Background - Profile singkat
Spoiler for Profile:
1996 - sekarang, bekerja di bidang IT, sebagai programmer di berbagai tempat
2006 - sekarang, bekerja sebagai guru komputer
2008 - 2016, selama 8 tahun menjadi kepala SMA (sudah berhenti)
lain-lain
2000 - 2002, Buka warnet di kawasan Bina Nusantara, Kemanggisan - Jakarta
Kunci Jawaban - akar masalah kejujuran
Spoiler for Kunci jawaban:
Sudah bukan rahasia lagi, kunci jawaban berkembang sangat pesat saat "SMS Gateway" ditemukan dan dimanfaatkan untuk kepentingan pendidikan.
Benar sekali ! Kunci Jawaban sangat bermanfaat dan "berhasil" meningkatkan kelulusan sekolah secara nasional.
namun kelanjutannya, Saat semua siswa yakin akan bisa lulus berkat kunci jawaban, maka jumlah siswa yang serius belajar menurun drastis
Sudah rahasia UMUM di kalangan Kepala SMA, banyak Lulusan SMP masuk SMA, dengan kemampuan sangat "terbatas", dan guru SMA harus "EXTRA" mengajar, dengan target agar bisa masuk PTN. Apakah Semua ? sepertinya tidak ! karena sebagian siswa SMA pun yakin akan mendapatkan "Kunci Jawaban"
Jadi ? Jangan heran jika saat Ini, Ijasah tidak lagi dipercaya, dan sebagian besar calon pekerja harus di-tes lagi, karena NILAI ijasah nya "LuarBiasa"
Efek terparah dari Kunci Jawaban bukan karena siswa menggunakannya untuk menyelamatkan diri, namun saat siswa merasa tergantung dan yakin akan mendapatkan kunci jawaban....
Pengangguran - Efek terdekat dari Rendahnya kualitas SDM
Spoiler for Pengangguran:
Pengangguran adalah Penumpukan calon pekerja dengan standar kompetensi yang sama.
Bahkan jika semua lulusan memiliki kompetensi sebagai DOKTER, dijamin lulusan Kedokteran pun akan menganggur.
dan sekolah, seperti mesin cetak "mie instan" semua lulusan "SAMA IDENTIK" karena menggunakan Buku/Kurikulum yang sama
Apalagi kepada para pengguna Kunci Jawaban, maka "kompetensi" nya dijamin sama persis. (perbedaan hanya pada soft-skill)
Jika saat di SMP, karena merasa yakin pada KJ sepanjang 3 tahun tidak belajar dan lulus menggunakan KJ, pertanyaannya, "Ini Lulusan SMP atau Lulusan SD dengan ijasah SMP ?"
Jika kondisinya dilanjutkan di SMA/SMK, tidak belajar dan tetap lulus menggunakan KJ, pertanyaannya, "Ini Lulusan SMA/SMK atau Lulusan SD dengan ijasah SMP/SMK?"
dan tidak tertutup kemungkinan kita bisa menemukan "Lulusan SD dengan ijasah S1"
namun jika ada pengangguran, BPS mencatatnya sebagai Lulusan S1 atau Lulusan SD berijasah S1 ?
Kurikulum - bagian terlucu dari dunia pendidikan
Spoiler for Kurikulum, kok gak nyambung:
Pernah merasa Kurikulum-nya kok gak nyambung ? yang dipelajari kok gak penting (buat anda) ?
Kondisi yang terasa "janggal" ini sudah cukup lama, contoh ...
Ketika TK dilarang belajar CALISTUNG, tapi Buku pelajaran Kelas 1 SDsudah penuh dengan materi yang memaksa siswa sudah bisa CALISTUNG sejak awal. Candaan yang tersisip dalam kurikulum yang menunjukan tidak adanya "kesepakatan" antar bagian.
Ketika siswa kelas 4 SD mulai diajarkan ttg Saluran Eustachius ?
Apakah mereka akan Paham ? atau sekedar dihapal ?
Lucunya, Mungkin sampai tamat SMApun, kita tidak perlu mengingat istilah tersebut ... kecuali calon dokter
Namun kita hanya bisa menyadari "jiwa humor" sang pengambil keputusan, tanpa bisa berbuat banyak selain menunggu lelucon berikutnya sambil berharap pemerintah segera mengakhiri Stand Up Comedy ini dan mulai serius menggarap kurikulum yang disesuaikan dengan kebutuhan pasar.
Pernah terlintas, Seandainya saja :
Spoiler for gimana kalau Kurikulumnya gini :
TK - SD 1 & 2 :
- Fokus pada menumbuhkan rasa sayang dan kagum pada orang tua masing-masing
Quote:
Ternyata kerusakan generasi muda, justru karena mereka kecewa pada ortunya, lebih percaya kepada teman, dan dijerumuskan oleh temannya
- Peningkatan kemampuan bahasa asing
- Permainan yang Melatih Kreatifitas dan menumbuhkan rasa "Ingin tahu dan Suka belajar"
- Budi pekerti, etika, dan kepedulian sosial
- Menggambar - melukis - bernyanyi - pencarian bakat lainnya
SD 3 & 4 :
- Belajar menulis membaca dan berhitung ( sepertinya belum terlambat kan ?)
- ortu gak pernah marah, guru gak perlu marah-marah, dan akhirnya siswa bisa calistung, tanpa rasa takut
SD 5 & 6 :
- Menuntaskan semua materi Matematika SD ( yg sesuai dengan kurikulum yg ada sekarang)
SMP :
- Mempelajari semua materi matematika namun hanya dasar-dasar
- Penguatan bidang logika dan analisa (semua materi Tes Potensi Akademik)
- Mempelajari semua dasar jurusan agar siswa bisa memilih sesuai dengan minat dan bakat
SMA (2 thn cukup) : "PRA-Kuliah"
Jurusan : Matematika / Teknik / Bio-Kimia / Bahasa / Ilmu Sosial
- Sudah fokus pada persiapan kuliah. disesuaikan dengan Jurusan yang akan dipilih saat kuliah nantinya
- Seharusnya Kuliah - berada pada Jalur S1
SMK (2 thn cukup) : "PRA-Kerja"
- Benar-benar sesuai dengan jurusan
- Jangan ada materi "gak penting dan gak nyambung"
- Jika Kuliah pun - berada di Jalur DIPLOMA
Setelah UN SMA dan SMK maka tahun ke-3 diajarkan :
- "Perpajakan" (bukankan kita semua harus bayar pajak)
- "Be A good parent" (bukankah kita smua harusnya jadi orang tua)
- "Pancasila dan Pendidikan kewarganegaraan" digabungkan jadi 1, daripada setiap tahun diajarkan "hanya untuk nilai rapor"
*SMA/SMK cukup 2 tahun, karena mempelajari apa yang kita sukai, tidak membutuhkan waktu lama. saat ini kebanyakan waktu terbuang karena mempelajari hal "gak penting" yang tidak kita sukai
Ada saran untuk desain kurikulum yang lebih baik ?
Kondisi Kurikulum saat ini terlihat seperti disusun berdasarkan "Ketersediaan Kompetensi Guru" sesuai dengan jurusannya masing-masing
Jurusan perkuliahan yang ada, disediakan sesuai dengan kurikulum yang telah ada.
dan mungkin ini yang membuat pemerintah tidak bisa merubah/menghilangkan "pelajaran tak penting"
School - Gym for your brain ASEAN : Persiapkan MEA, INDONESIA : Pokemon GO Pendidikan - Pilar Penyangga Masa Depan Bangsa Bonus Demografi - Ledakan Angkatan Kerja ( usia 15-64 = 70%)