- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Percaya Diri Menuju Sehat Dengan BPJS
TS
Desyselviany
Percaya Diri Menuju Sehat Dengan BPJS
Halooooooow agan agan seantero jagat kaskus raya perkenalken ane Desy, oiya dalam rangka mengiktuti thread competion MTE bertemakan "Seberapa Greget BPJS Kesehatan Buat Kamu" ane mau sekalian sharing pengalaman ane dalam menggunakan program kece dari pemerintah ini
link kompetisi bisa diliat disini gan
Quote:
Langsung aja ya gan cekibrooot!!!
Spoiler for Berobat Gratis Kini bukan Khalayan Semata:
Quote:
Tiga tahun yang lalu mungkin agan pernah berfikir bisa dapet tunjangan kesehatan sepenuhnya dari negara mungkin suatu hal yang tabu dan gak akan mungkin terjadi di negeri ini, kasus korupsi dimana-mana bahkan hampir diseluruh lini pemerintahan gak akan mungkin mikirin kesehatan rakyat kecil kaya kita gan
Alhasil sikap "pasrah" yang udah melekat di jiwa masyarakat indonesia, terutama dalam hal kesehatan terlanjur melekat dalam sugesti masyarakat.
Bukan hal aneh dulu sebelum ada reformasi JKN (Jaminan Kesehatan Nasional) masyarakat indonesia berbondong-bondong mencari pengobatan alternatif diluar sana yang hasilnya pun masih di pertertanyakan masih inget kasus ponari dan tongf*ng kan gan tentunya kasus-kasus tersebut bisa terjadi lantaran stigma yang dipegang masyarakat indonesia jika sehat itu "Mahal" tak heran jika masyarakat lebih memilih pengobatan yang sifatnya alternatif kala itu
Tapi sekarang masyarakat indonesia udah gak punya alesan lagi buat berobat ketempat-tempat alternatif yang masih dipertanyakan ke manjurannya karena apa? karena sekarang berkat reformasi pembiayaan kesehatan dibawah BPJS masyarakat indonesia dari segala macam golongan dapat menikmati pengobatan secara merata dan adil
Dalam hal ini kenapa ane bilang cukup adil gan? kita tahu dulu yang menikmati jaminan kesehatan cenderung kalangan karyawan swasta di bawah naungan jamsostek atau pegawai negeri sipil dibawah naungan askes, akan tetapi berkat adanya reformasi pembiayaan dari BPJS sendiri, kini semua masyarakat indonesia dapat menikmati fasilitas kesehatan secara merata Untuk masyarakat pekerja bukan penerima upah sendiri kini dapat ikut serta dalam program BPJS
seperti yang kita ketahui iuran BPJS untuk peserta non upah dibagi kedalam 3 Golongan yakni kelas I membayar iuran sebesar Rp.80.000/bulan sedangkan untuk kelas II sebesar Rp.51.000/bulan dan untuk kelas III sebesar Rp.25.500/bulan gimana terjangkau kan gan oiya untuk keluarga ane sendiri kita pakai yang kelas III maklum sekarang cuma ibu ane yang jadi tulang punggung
Alhasil sikap "pasrah" yang udah melekat di jiwa masyarakat indonesia, terutama dalam hal kesehatan terlanjur melekat dalam sugesti masyarakat.
Bukan hal aneh dulu sebelum ada reformasi JKN (Jaminan Kesehatan Nasional) masyarakat indonesia berbondong-bondong mencari pengobatan alternatif diluar sana yang hasilnya pun masih di pertertanyakan masih inget kasus ponari dan tongf*ng kan gan tentunya kasus-kasus tersebut bisa terjadi lantaran stigma yang dipegang masyarakat indonesia jika sehat itu "Mahal" tak heran jika masyarakat lebih memilih pengobatan yang sifatnya alternatif kala itu
Tapi sekarang masyarakat indonesia udah gak punya alesan lagi buat berobat ketempat-tempat alternatif yang masih dipertanyakan ke manjurannya karena apa? karena sekarang berkat reformasi pembiayaan kesehatan dibawah BPJS masyarakat indonesia dari segala macam golongan dapat menikmati pengobatan secara merata dan adil
Dalam hal ini kenapa ane bilang cukup adil gan? kita tahu dulu yang menikmati jaminan kesehatan cenderung kalangan karyawan swasta di bawah naungan jamsostek atau pegawai negeri sipil dibawah naungan askes, akan tetapi berkat adanya reformasi pembiayaan dari BPJS sendiri, kini semua masyarakat indonesia dapat menikmati fasilitas kesehatan secara merata Untuk masyarakat pekerja bukan penerima upah sendiri kini dapat ikut serta dalam program BPJS
seperti yang kita ketahui iuran BPJS untuk peserta non upah dibagi kedalam 3 Golongan yakni kelas I membayar iuran sebesar Rp.80.000/bulan sedangkan untuk kelas II sebesar Rp.51.000/bulan dan untuk kelas III sebesar Rp.25.500/bulan gimana terjangkau kan gan oiya untuk keluarga ane sendiri kita pakai yang kelas III maklum sekarang cuma ibu ane yang jadi tulang punggung
Banyak cerita dari keluarga ane selama kita dua tahun ini menggunakan BPJS gan mulai dari bapak ane yang bolak-balik rumah sakit karena Diabetesnya sampe keponakan ane yang lahir dirumah sakit dengan pembiayaan lewat BPJS tapi karena ini thread ane jadi ane nyeritain tentang ane aja yah gan cekibroooot!!!
Quote:
Pada bulan September 2015, ketika bangun dari tidur tiba-tiba saja ada benjolan dibawah leher saya, benjolannya hanya sebesar ibu jari, awalnya saya tidak terlalu menghiraukannya, akan tetapi ketika ibu saya tahu akan hal itu ia pun memaksa saya untuk memeriksakan benjolan itu ke dokter. Stigma tentang pengobatan yang rumit dan mahal membuat saya enggan memeriksakan benjolan saya kerumah sakit setempat. Hampir dua minggu badan saya mengalami demam, seiring dengan demam tersebut benjolan dileher saya pun terlihat semakin membesar dan menjalar kebagian leher belakang persis dibelakang kepala. Dengan berat hati, mau tidak mau saya pun memeriksakan benjolan saya ke rumah sakit.
Sebenernya saya sudah punya kartu BPJS dari awal tahun 2014 akan tetapi karena saya anggap tidak terlalu penting kartu tersebut pun entah hilang kemana , iurannya juga tidak pernah dibayar hampir dua tahun , dari ketiga kartu BPJS di keluarga saya hanya kartu BPJS ayah saya yang dibayar iurannya setiap bulan, hal ini karena kondisi kesehatan ayah saya yang dianggap perlu untuk memiliki jaminan kesehatan. Pola pikir yang salah saya akui saat itu karena saya berfikir umur muda tidak akan mungkin terkena penyakit parah, palingan hanya sebatas pilek dan demam. Akan tetapi ketika ada benjolan dileher saya, saya pun menyesal telah menyepelekan jaminan kesehatan, apalagi hasil searching-searching di internet perihal benjolan di leher membuat saya ngeri sendiri jadinya.
100rb lenyap hanya beberapa jam
Akhirnya dengan bermodalkan uang 100rb (akibat kartu BPJS saya hilang) saya pun ke RSUD setempat, diawal biaya loket untuk ke dokter penyakit dalam sudah kena sekitar 37rban, biaya pendaftaraan anggota+kartu berobat sekitar 10rban. Dari sini aja sudah terlihat sisa uang saya hanya 53rb belum sampai disitu ternyata dokter penyakit dalam saya menyarankan saya untuk konsul ke spesialis bedah mulut karena diperkirakan benjolan saya akibat abses. Saya kira gak akan mengeluarkan biaya lagi, ternyata saya harus membayar 37rb lagi diloket untuk bisa konsultasi ke dokter bedah mulut alamaaaak belum ketahuan penyakitnya aja udah abis uang 90rb cuma sisa 10rb buat parkir
sesampainya di spesialis bedah mulut, ternyata harus dilakukan ronsen disekitar rahang saya untuk memastikan bahwa penyebab benjolan tersebut abses, akibat duit yang terkikis akhirnya saya pun meminta ijin ke dokter untuk melakukan ronsen esok harinya saja dokter pun mengijinkan, dia hanya memberikan resep untuk ditebus. Dalam hati saya Damn Shit nebus pake apa lagi gue bayar parkir aja tau sanggup tau kagak. Alhasil itu resep hanya tinggal secarik kertas yang terselip di dompet
Disini saya pun merasakan bagaimana pentingnya BPJS, gak salah banyak orang kaya bangkrut cuma gegara masuk rumah sakit
Saya pun bilang ke ibu saya untuk berhenti pengobatan lanjutan, karena saya anggap terlalu pemborosan. Disitu ibu saya menolak, katanya coba dateng sekali lagi, akhirnya keesokan harinya saya dateng ke RSUD yang sama dengan bermodalkan uang 200rb kali ini agak banyakan takut kurang kaya kemarin akhirnya saya daftar di loket seperti biasa keluar uang 37rb untuk satu konsultasi ke dokter spesialis bedah mulut, setelah bertemu dokter akhirnya saya memutuskan untuk ronsen, harga ronsen sendiri sekitar 120rban untuk ronsen sekitar rahang, ketika balik lagi ternyata bukan dari abses dokter pun menyarankan untuk konsul lagi ke penyakit dalam, "damn perkonsul emang kaga pake duit apa yak?" mau teriak gitu rasanya tapi bukan salah itu dokter juga kalo dipikir2, dari pada asal diagnosa juga, akhirnya apa daya dengan duit tinggal seuprit saya pun bayar ke loket kembali untuk ke dokter penyakit dalam. Skip skip ketika di spesialis penyakit dalam ternyata saya disuruh lagi buat USG dan ambil darah, sudah lelah rasanya hayati, akhirnya saya putusin buat pulang dan mogok buat berobat selama sebulan
Mogok berobat
Apa yang terjadi ketika saya mogok berobat apakah benjolan saya kempis? oh ternyata tidak saudara-saudara gak ada efek sama sekali, padahal udah minum ramuan herbal ini itu yang ada benjolan saya semakin membesar, apalagi yang ada dibawah kepala bagian belakang demam saya juga semakin menjadi-jadi sayapun memutuskan kembali berobat, seperti biyasa diawali dengan membayar di loket skip skip dilanjut dengan melakukan USG sebesar 250rban dan cek darah 60rban dan hasilnya dokterpun menyimpulkan itu tumor jaringan lunak dan diserahkan ke bedah umum ane sama bapak ane pun termenung dirumah sakit kala itu
Sebenernya saya sudah punya kartu BPJS dari awal tahun 2014 akan tetapi karena saya anggap tidak terlalu penting kartu tersebut pun entah hilang kemana , iurannya juga tidak pernah dibayar hampir dua tahun , dari ketiga kartu BPJS di keluarga saya hanya kartu BPJS ayah saya yang dibayar iurannya setiap bulan, hal ini karena kondisi kesehatan ayah saya yang dianggap perlu untuk memiliki jaminan kesehatan. Pola pikir yang salah saya akui saat itu karena saya berfikir umur muda tidak akan mungkin terkena penyakit parah, palingan hanya sebatas pilek dan demam. Akan tetapi ketika ada benjolan dileher saya, saya pun menyesal telah menyepelekan jaminan kesehatan, apalagi hasil searching-searching di internet perihal benjolan di leher membuat saya ngeri sendiri jadinya.
100rb lenyap hanya beberapa jam
Akhirnya dengan bermodalkan uang 100rb (akibat kartu BPJS saya hilang) saya pun ke RSUD setempat, diawal biaya loket untuk ke dokter penyakit dalam sudah kena sekitar 37rban, biaya pendaftaraan anggota+kartu berobat sekitar 10rban. Dari sini aja sudah terlihat sisa uang saya hanya 53rb belum sampai disitu ternyata dokter penyakit dalam saya menyarankan saya untuk konsul ke spesialis bedah mulut karena diperkirakan benjolan saya akibat abses. Saya kira gak akan mengeluarkan biaya lagi, ternyata saya harus membayar 37rb lagi diloket untuk bisa konsultasi ke dokter bedah mulut alamaaaak belum ketahuan penyakitnya aja udah abis uang 90rb cuma sisa 10rb buat parkir
sesampainya di spesialis bedah mulut, ternyata harus dilakukan ronsen disekitar rahang saya untuk memastikan bahwa penyebab benjolan tersebut abses, akibat duit yang terkikis akhirnya saya pun meminta ijin ke dokter untuk melakukan ronsen esok harinya saja dokter pun mengijinkan, dia hanya memberikan resep untuk ditebus. Dalam hati saya Damn Shit nebus pake apa lagi gue bayar parkir aja tau sanggup tau kagak. Alhasil itu resep hanya tinggal secarik kertas yang terselip di dompet
Disini saya pun merasakan bagaimana pentingnya BPJS, gak salah banyak orang kaya bangkrut cuma gegara masuk rumah sakit
Saya pun bilang ke ibu saya untuk berhenti pengobatan lanjutan, karena saya anggap terlalu pemborosan. Disitu ibu saya menolak, katanya coba dateng sekali lagi, akhirnya keesokan harinya saya dateng ke RSUD yang sama dengan bermodalkan uang 200rb kali ini agak banyakan takut kurang kaya kemarin akhirnya saya daftar di loket seperti biasa keluar uang 37rb untuk satu konsultasi ke dokter spesialis bedah mulut, setelah bertemu dokter akhirnya saya memutuskan untuk ronsen, harga ronsen sendiri sekitar 120rban untuk ronsen sekitar rahang, ketika balik lagi ternyata bukan dari abses dokter pun menyarankan untuk konsul lagi ke penyakit dalam, "damn perkonsul emang kaga pake duit apa yak?" mau teriak gitu rasanya tapi bukan salah itu dokter juga kalo dipikir2, dari pada asal diagnosa juga, akhirnya apa daya dengan duit tinggal seuprit saya pun bayar ke loket kembali untuk ke dokter penyakit dalam. Skip skip ketika di spesialis penyakit dalam ternyata saya disuruh lagi buat USG dan ambil darah, sudah lelah rasanya hayati, akhirnya saya putusin buat pulang dan mogok buat berobat selama sebulan
Mogok berobat
Apa yang terjadi ketika saya mogok berobat apakah benjolan saya kempis? oh ternyata tidak saudara-saudara gak ada efek sama sekali, padahal udah minum ramuan herbal ini itu yang ada benjolan saya semakin membesar, apalagi yang ada dibawah kepala bagian belakang demam saya juga semakin menjadi-jadi sayapun memutuskan kembali berobat, seperti biyasa diawali dengan membayar di loket skip skip dilanjut dengan melakukan USG sebesar 250rban dan cek darah 60rban dan hasilnya dokterpun menyimpulkan itu tumor jaringan lunak dan diserahkan ke bedah umum ane sama bapak ane pun termenung dirumah sakit kala itu
Quote:
Mencari Kartu Ajaib Yang Hilang
Bukan gan bukan operasi yang saya takutin, bukan juga jarum suntik atau pengobatan yang rumit dan panjang. Tapi biaya gan, iya biaya bayangin aja buat perjalanan tau ini benjolan apaan aja udah habis uang orang tua saya hampir 1 jutaan gimana kalo dilanjutin yang ada bisa gulung tikar usaha ibu saya alhasil dengan penuh harapan dan semangat '45 saya, bapak saya dan ibu saya bongkar semua laci dan isi tas dirumah untuk menemukan kartu ajaib yang bertuliskan BPJS akhirnya mungkin masih jodoh kali gan kartunya ketemu juga
Percaya diri Menuju Sehat dengan BPJS
Dengan adanya kartu BPJS di tangan saya pun semakin percaya diri untuk sembuh, pertama-tama membayar iuran bpjs yang tidak pernah dibayar hampir dua tahun total sekitar 500rban itu juga masih syukur kartu masih aktif, udah bisa bayar di indomaret ternyata gan, biaya admin cuma 2ribu itu juga dapet teh pucuk waktu ane lagi ada promo makin praktis dan mudah kan? Skip Skip akhirnya setelah ada kartu BPJS saya hampir setiap hari selama seminggu bolak balik konsul ini itu ke bedah umum (yang kali ini gratis gan ), dokter bedah umum pun langsung mengajukan operasi biopsi untuk diambil sampel tumor saya ganas atau jinak. sampe saya ke bagian anastesi pun saya gak keluarin biaya sepeser pun gan bener untuk bolak balik cek darah dan cek ini itu mereka cuma ngambil barkot-barkot yang ada di map historis medis saya. akhirnya karena yang operasi bukan hanya saya ternyata saya harus mengantri dengan pasien lainnya untuk melakukan operasi, sekitar 3 minggu saya baru di telpon pihak rumah sakit. Akhirnya hari operasi tiba gan sekitar 4 hari saya rawat inap di ruangan kelas III dan ketika pulang ayah saya hanya diminta tanda tangan ini itu dari berkas yang sudah diserahkan oleh pihak RSUD, tanpa biaya sepeser pun saya bisa pulang gan bayangin aja jika gak ada BPJS mungkin gak cukup uang 10 juta buat operasi dan biaya rawat inap rumah sakit
Hasil Biopsi Keluar
Ternyata hasilnya ane kena TBC kelenjar gan, tapi karena ada abnormalitas sel-sel kelenjar berubah jadi tumor, untungnya aja masih tumor jaringan lunak gan, untungnya aja ada BPJS gan jadi bisa tertangani dengan cepat gak kebayang kalo ane diemin selama berbulan bulan lagi sekaranga ane tinggal rawat jalan TBC di puskesmas terdekat gan dan itu juga masih gratis cuma modal kartu
Spoiler for Hikmah:
Dari cerita ane diatas ada banyak hikmah yang ane ambil gan diantaranya ane gak akan nyepeliin lagi buat bayar iuran BPJS ane gan kartunya juga selalu ane jaga di dompet gan Karena penyakit gak mandang usia kita yang muda-muda juga harus lebih aware sama jaminan kesehatan kita
0
2.6K
Kutip
23
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan