onikAvatar border
TS
OWNER
onik
Ini Curahan Hati Asrul Sani Kaskuser Aceh Melawan Kanker



Sekilas tidak ada yang menyangka jika lelaki yang kini berusia 33 tahun itu sedang melawan kanker. Senyumnya seperti peti rahasia yang menyimpan erat derita akibat penyakit yang sedang mengancamnya, kanker hernia. Bukan hanya itu, lelaki yang pernah berkerja di Ford Aceh ini juga memiliki kisah getir, salah diagnosa di negeri sendiri. Berikut kisah lengkap pria yang kini berkerja di bidang printing baju kaos satuan di Lhokseumawe, Asrul Sani.

Setahun lalu, Februari 2015, berbekal BPJS Mandiri, lelaki lulusan SMA 4 Banda Aceh ini berobat ke salah seorang dokter spesialis di Aceh. Itu berlangsung hingga bulan Juli – Agustus. Anak pasangan alm. H. Zulkifli Mahmud dan Hj. Nurhayati Thahir ini di vonis mengidap verikokel.

“Karena sakit tidak kunjung pulih, akhirnya pada Agustus 2015 saya resign dari Ford Aceh,” kisah Sani dengan suara berat. Lajang yang sempat kuliah di Fakultas Ekonomi Unsyiah Banda Aceh ini tidak menyelesaikan kuliahnya karena waktu itu Sani sibuk bekerja sehari-hari di Ford Aceh.

Dengan tekad kuat untuk sembuh, Sani memilih untuk berobat sendiri ke rumah sakit di Medan.

“Di Medan, diagnosa berubah menjadi Hidrokel,” tambah Sani.

Awal sakit berat badan Sani 103 kg. Setelah hampir setahun berat badannya susut sekitar 10 kg, sehingga berat badannya berada di posisi 93 kg.

Sani kembali mengisahkan keadaan sakitnya di awal-awal. Terhitung, Maret 2015 rasa sakit di testisnya, dan di bagian perut juga bagian punggung semakin menjadi jadi.

Sani tidak hanya berobat ke klinik, tapi juga sempat berusaha mencoba jalur pengobatan alternatif.

“Yang saya pikirkan hanya satu, sembuh. Tapi sayangnya tidak ada perubahan. Sampai akhirnya
saya minta ke ibu dan bermohon jika ada rejeki mohon di bawa ke Penang,” kenang Sani.

Berutung, seorang famili di Jakarta bersedia membantu. Sani diberi pinjaman dana untuk berobat ke Penang.

“Tanggal 11 April saya urus paspor. Tanggal 25 April saya sudah sampai di Lam Wah Ee Hospital. Sehari kemudian,
26 April saya diperiksa. Saat itu kondisi semakin sakit. Hari itu juga saya di vonis terkena tumor ganas di bagian testis dan harus di angkat setelah dilakukan pemeriksaan full terhadap diri saya,” ujar Sani mengenang.

Tumor ganas tersebut, menurut Sani sudah merebak ke bagian limpa. Sudah stadium 4 kata dr. Liong Win Seng.

“Vonis itu belum bisa saya terima. Akhirnya esok hari saya memeriksakan ke Island Hospital di dokter Datuk Leon Men Long.
Hanya setelah diperiksa 5 menit. Beliau mengatakan jika saya terkena kanker testis/tumor testis ganas. Dan harus segera dioperasi. Setelah pemeriksaan lab. saya juga di vonis stadium yang sama,” ujar Sani mengkisahkan saat-saat penuh debar.

Tapi apa daya. Karena masalah biaya akhirnya Sani balik ke Lam Wah Ee. Dengan biaya sekitar 6.000 Rm, sedangkan di Island Hospital sekitar 12.000 Rm.
Karena sakitnya makin menjadi jadi akhirnya Sani menjalani operasi di Lam Wah Ee.

Pemeriksaan yang cepat, dan tindakan yang cepat untuk mengobati penyakit di negeri orang berbanding terbalik di negeri sendiri. Di negeri sendiri pemeriksaan tidak mendetil dan solusinya obat, obat dan obat.

Setelah di operasi Sani sempat balik ke kampung sambil menunggu hasil biopsi tumor setelah dioperasi.

“Saya lalu kembali lagi ke Malaysia dan diarahkan untuk kemo. Awalnya dokter bilang sampai 6 kali. Tetapi dr. Sujit Chakrabordi, spesialis onkologi mengatakan cukup dengan 4 kali saja,” aku Sani.

Alhamdulillah, Sani sekarang sudah selesai dua kali kemo. Sakit di badannya sudah hilang. Fisik Sani sudah lebih kuat. Awalnya Sani kemana mana harus pakai kursi roda.

Kini, setiap tiga minggu Sani mesti jalani 7 hari kemo.
Sisa dua bulan lagi sampai bulan Agustus, dan di September mesti melakukan full check up untuk liat hasil sakitnya setelah dikemo.

Ada yang membuat hati Sani miris saat ia menjalani kemo di Penang. Hampir seluruh pasien berasal dari indonesia
Mayoritas Aceh dan Medan. “Semua mereka mengaku salah analisa dan diagnosa oleh dokter kita sendiri. Wallahua’lam bissawab, ” aku Sani.

Sani berharap semoga medis di negeri sendiri makin lebih baik. Tidak terpengaruh dengan kontrak mereka dengan merk obat obatan yang akan membagi bonus. “Tidak selalu solusinya obat, obat, dan obat tanpa melakukan full check up,” harap Sani.

Sani juga memiliki harapan kedepan. “Semoga tidak ada lagi Sani yang lain. Yang sakitnya terlampau lama ditangani. Malah jadi musibah kedepannya.
Kalau masalah umur. Saya tidak takut. Karena itu sudah kuasa ilahi. Langkah rejeki pertemuan maut,” tegas Sani.

Sekarang yang ada pada dirinya hanya semangat untuk sembuh. Sani mengaku jika sekarang dirinya sudah tidak merokok lagi. Dan diapun sedang mencoba pola makan yang lebih baik. “Saya juga ingin dapat membantu saudara-saudara lain yang bernasib seperti saya,” pungkasnya. []

Sumber : acehtrend - Ria Rosja

Bagi Agan yang ingin memberikan bantuan donasi demi kesembuhan rekan kita sani, silahkan :

Bank Mandiri 105.000.220.758-1 a/n Asrul Sani

Bank BCA 7785055098 a/n Asrul Sani

Terima Kasih
Diubah oleh onik 04-07-2016 22:43
0
9.5K
36
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan