- Beranda
- Komunitas
- KASKUS Ramadan
Sejarah dan Makna Penting "Halal Bi Halal" Yang Wajib Agan Ketahui
TS
fajrulfa
Sejarah dan Makna Penting "Halal Bi Halal" Yang Wajib Agan Ketahui
Pembuka
Quote:
Halo gan, nggak kerasa Bulan Ramadhan udah mau selesai aja, dan orang-orang pun mulai pada mempersiapkan diri untuk nyambut hari raya Idul Fitri.
Di sini saya mau membahas salah satu tradisi unik yang sering dilakuin masyarakat Indonesia di waktu-waktu idul Fitri nih gan.. yaitu halal bi halal.
Pastinya udah pada nggak asing, kan, sama yang namanya halal bi halal, karena memang tradisi ini biasa dilakuin baik orang desa, kota, kantor, ataupun instansi pemerintahan. Biasanya kegiatan halal bi halal itu berupa berkumpul bersama untuk bersilaturrrahmi dan saling bermaaf-maafan satu sama lain.
Nah, nah, walaupun kita udah lazim dan ngarti banget sama yang namanya halal bi halal, kebanyakan dari kita belum tahu dengan pasti sejarah dan makna halal bi halal itu sendiri. Iya, kan?
Di sini saya mau membahas salah satu tradisi unik yang sering dilakuin masyarakat Indonesia di waktu-waktu idul Fitri nih gan.. yaitu halal bi halal.
Pastinya udah pada nggak asing, kan, sama yang namanya halal bi halal, karena memang tradisi ini biasa dilakuin baik orang desa, kota, kantor, ataupun instansi pemerintahan. Biasanya kegiatan halal bi halal itu berupa berkumpul bersama untuk bersilaturrrahmi dan saling bermaaf-maafan satu sama lain.
Nah, nah, walaupun kita udah lazim dan ngarti banget sama yang namanya halal bi halal, kebanyakan dari kita belum tahu dengan pasti sejarah dan makna halal bi halal itu sendiri. Iya, kan?
So, di sini saya mau ngasih info ke agan-agan semua soal sejarah dan makna halal bi halal ini. Sebenernya sejarah ini ada banyak versinya, gan, ini saya mau nyampein salah satunya.
Sejarah Istilah “Halal Bi Halal”
Quote:
Oke, kita mulai dari istilah halal bi halal itu sendiri. Kalo agan perhatikan, halal bi halal itu kayaknya berasal dari bahasa Arab, tul kan? Iya memang, halal bi halal itu kata-katanya dari bahasa Arab, tapi itu bukan frase bahasa Arab. So, kalo agan ngecek ke kamus Arab, agan nggak bakal nemui frase halal bi halal, begitu juga agan nggak akan nemui orang arab yang ngomong halal bi halal dalam kehidupan sehari-hari.
Loh, bingung nggak?
Jadi nih gan, istilah halal bi halal itu sebenernya made in Indonesia
Siapa penggagas istilah itu?
Berdasarkan penuturan KH Fuad Hasyim (alm) dari Buntet Cirebon, penggagas istilah halal bi halal ini adalah KH Abdul Wahab Hasbullah, seorang ulama besar Indonesia yang karismatik dan berpandangan modern, hidup pada masa penjajahan dan masa-masa awal Negara Indonesia.
Jadi, singkat ceritanya begini gan:
Dulu setelah Negara Indonesia merdeka pada tahun 1945, Indonesia menghadapi babak baru dalam menghadapi masalah pasca kemerdekaan. Pada tahun 1948 Indonesia dilanda gejala disintegrasi bangsa, di mana para elit politik saling bertengkar, sementara pemberontakan mulai terjadi di mana-mana.
Pada pertengahan bulan Ramadhan tahun 1948, Presiden Soekarno memanggil KH Wahab Hasbullah ke istana negara. Beliau dimintai saran agar Bung Karno dapat menyelesaikan situasi pelik dari politik di Indonesia saat itu. Kiai Wahab mengusulkan agar Bung Karno mengadakan acara silaturrahmi antar elit politik, karena sebentar lagi adalah hari raya Idul Fitri di mana umat islam disunnahkan untuk bersilaturrahmi.
“Silaturrahmi kan sudah biasa, saya ingin (istilah) yang lain.” Jawab Bung Karno.
Kiai Wahab lalu menjawab, “Itu gampang. Begini, para elit politik tidak mau bersatu itu karena mereka saling menyalahkan. Saling menyalahkan itu kan dosa, dan dosa itu haram. Supaya mereka tidak punya dosa (haram), maka harus dihalalkan. Mereka harus duduk dalam satu meja untuk saling memaafkan, saling menghalalkan. Sehingga silaturrahmi nanti kita pakai istilah 'halal bi halal'.”
Saran Kiai Wahab tersebut kemudian diamini oleh Bung Karno, sehingga pada Hari Raya Idul Fitri saat itu beliau mengundang semua tokoh elit politik untuk datang ke istana menghadiri acara silaturrahmi bertajuk halal bi halal. Dari situ kemudian para elit politik dapat kembali berkumpul dan duduk dalam satu meja untuk kembali menyusun kekuatan dan persatuan bangsa.
Sejak saat itu, instansi pemerintah secara khusus digerakkan oleh Bung Karno untuk mengadakan acara silaturrrahmi bertajuk halal bi halal yang diadakan jelang beberapa waktu setelah Idul Fitri. Halal bi halal tersebut lalu juga diikuti oleh masyarakat luas, di mana Bung Karno menggerakkan acara itu dari atas (instansi pemerintah), sementara Kiai Wahab bergerak dari bawah—masyarakat luas terutama muslim di Jawa.
Dari situ, jadilah halal bi halal sebagai sebuah kegiatan rutin masyarakat Indonesia setiap hari raya Idul Fitri seperti sekarang.
Cakep nggak gan?
Loh, bingung nggak?
Jadi nih gan, istilah halal bi halal itu sebenernya made in Indonesia
Siapa penggagas istilah itu?
Berdasarkan penuturan KH Fuad Hasyim (alm) dari Buntet Cirebon, penggagas istilah halal bi halal ini adalah KH Abdul Wahab Hasbullah, seorang ulama besar Indonesia yang karismatik dan berpandangan modern, hidup pada masa penjajahan dan masa-masa awal Negara Indonesia.
Spoiler for KH Abdul Wahab Hasbullah:
Jadi, singkat ceritanya begini gan:
Dulu setelah Negara Indonesia merdeka pada tahun 1945, Indonesia menghadapi babak baru dalam menghadapi masalah pasca kemerdekaan. Pada tahun 1948 Indonesia dilanda gejala disintegrasi bangsa, di mana para elit politik saling bertengkar, sementara pemberontakan mulai terjadi di mana-mana.
Pada pertengahan bulan Ramadhan tahun 1948, Presiden Soekarno memanggil KH Wahab Hasbullah ke istana negara. Beliau dimintai saran agar Bung Karno dapat menyelesaikan situasi pelik dari politik di Indonesia saat itu. Kiai Wahab mengusulkan agar Bung Karno mengadakan acara silaturrahmi antar elit politik, karena sebentar lagi adalah hari raya Idul Fitri di mana umat islam disunnahkan untuk bersilaturrahmi.
“Silaturrahmi kan sudah biasa, saya ingin (istilah) yang lain.” Jawab Bung Karno.
Kiai Wahab lalu menjawab, “Itu gampang. Begini, para elit politik tidak mau bersatu itu karena mereka saling menyalahkan. Saling menyalahkan itu kan dosa, dan dosa itu haram. Supaya mereka tidak punya dosa (haram), maka harus dihalalkan. Mereka harus duduk dalam satu meja untuk saling memaafkan, saling menghalalkan. Sehingga silaturrahmi nanti kita pakai istilah 'halal bi halal'.”
Saran Kiai Wahab tersebut kemudian diamini oleh Bung Karno, sehingga pada Hari Raya Idul Fitri saat itu beliau mengundang semua tokoh elit politik untuk datang ke istana menghadiri acara silaturrahmi bertajuk halal bi halal. Dari situ kemudian para elit politik dapat kembali berkumpul dan duduk dalam satu meja untuk kembali menyusun kekuatan dan persatuan bangsa.
Sejak saat itu, instansi pemerintah secara khusus digerakkan oleh Bung Karno untuk mengadakan acara silaturrrahmi bertajuk halal bi halal yang diadakan jelang beberapa waktu setelah Idul Fitri. Halal bi halal tersebut lalu juga diikuti oleh masyarakat luas, di mana Bung Karno menggerakkan acara itu dari atas (instansi pemerintah), sementara Kiai Wahab bergerak dari bawah—masyarakat luas terutama muslim di Jawa.
Dari situ, jadilah halal bi halal sebagai sebuah kegiatan rutin masyarakat Indonesia setiap hari raya Idul Fitri seperti sekarang.
Cakep nggak gan?
Makna Halal Bi Halal
Quote:
Oke, kita lanjut yang kedua gan, makna halal bi halal.
Jadi, istilah halal bi halal yang dicetuskan oleh Kiai Wahab ini didasarkan pada dua analisis.
Analisis pertama, yaitu thalabu halâl bi tharîqin halâlyang artinya mencari penyelesaian masalah atau mencari keharmonisan hubungan dengan cara mengampuni kesalahan.
Sementara analisis kedua yaitu halâl "yujza'u" bi halâl yang artinya pembebasan kesalahan dibalas pula dengan pembebasan kesalahan dengan cara saling memaafkan.
Dua analisis Kiai Wahab itulah yang bisa agan gunakan untuk ngartiin makna halal bi halal sesungguhnya. Adapun secara umumnya, halal bi halal dapat diartikan menjadi saling memaafkan. Maaf ya, gan...
Namun lebih dari itu, gan, halal bi halal bukan saja menuntut seseorang agar memaafkan orang lain, tetapi juga agar berbuat baik terhadap siapapun. Hal tersebut juga berarti bahwa hakikat yang dituju oleh acara halal bi halal tidak dibatasi waktunya seusai hari raya Idul Fitri, tetapi setiap saat serta menyangkut segala aktivitas manusia.
Jadi, istilah halal bi halal yang dicetuskan oleh Kiai Wahab ini didasarkan pada dua analisis.
Analisis pertama, yaitu thalabu halâl bi tharîqin halâlyang artinya mencari penyelesaian masalah atau mencari keharmonisan hubungan dengan cara mengampuni kesalahan.
Sementara analisis kedua yaitu halâl "yujza'u" bi halâl yang artinya pembebasan kesalahan dibalas pula dengan pembebasan kesalahan dengan cara saling memaafkan.
Dua analisis Kiai Wahab itulah yang bisa agan gunakan untuk ngartiin makna halal bi halal sesungguhnya. Adapun secara umumnya, halal bi halal dapat diartikan menjadi saling memaafkan. Maaf ya, gan...
Namun lebih dari itu, gan, halal bi halal bukan saja menuntut seseorang agar memaafkan orang lain, tetapi juga agar berbuat baik terhadap siapapun. Hal tersebut juga berarti bahwa hakikat yang dituju oleh acara halal bi halal tidak dibatasi waktunya seusai hari raya Idul Fitri, tetapi setiap saat serta menyangkut segala aktivitas manusia.
Quote:
Jangan lupa komen biar makin varokah
Jangan lupa share biar makin banyak orang yang tau
Diubah oleh fajrulfa 05-07-2016 03:39
0
4.8K
Kutip
31
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan