1. Sebagian besar waktunya dihabiskan untuk baca manga atau nonton anime
Pepatah lama mengatakan, waktu adalah uang, namun hal ini tak berlaku bagi para otaku yang menghabiskan masa produktifnya dengan membaca dan menonton sampah-sampah yang tak berguna. Belum lagi uang yang mereka habiskan untuk membeli komik, action figure, kuota untuk download anime (baik itu yang "normal", maupun yang bersifat seksual), dan hal lainnya yang tak sedikit menguras kantong.
Jika agan sekalian mengenal remaja tanggung yang sering menghabiskan uang orang tuanya untuk hal-hal tadi, tidak salah lagi, agan sudah melihat seorang otaku.

2. Kecintaan berlebihan terhadap negara Jepang
Bagi agan sekalian yang suka mondar-mandir di lounge, tentu sering melihat thread-thread yang berbau Jepang, tentang kebudayaan, kuliner, pendidikan, politik, atau apalah itu. Dan seringkali hal itu dibandingkan dengan negara kita tercinta, Indonesia. Niat dari thread-thread tersebut tak lain adalah untuk mengaggung-agungkan Jepang, dan mendiskreditkan bangsa sendiri. Mereka bahkan tahu tentang detail-detail negara Jepang, tapi coba suruh lafalkan sila ke-4 dari Pancasila, pasti tergagap-gagap.

3. Menggunakan bahasa "alien" dalam percakapan sehari-hari
Bahasa alien yang saya maksud di sini adalah, bahasa Indonesia yang tidak baku (dan pasti tidak sesuai PUEBI) yang dikombinasikan dengan istilah-istilah dalam bahasa Jepang. Misalnya: "Duh.. Kangen nih sama Siti-chan (nama pacar khayalan). Nggak sabar pengen jadiin dia waifu. Duh kimochi.."
Mengenaskan tentu bagi mereka yang bahkan tidak bisa membedakan "di" sebagai awalan atau kata penghubung.

4. Lihat timeline media sosialnya!
Yang terakhir ini akan memastikan apakah seseorang itu otaku atau bukan. Kalau di timeline media sosialnya hanya berisi sampah-sampah manga, jadwal rilis anime terbaru, foto pacar khayalan 2 dimensi, atau yang lebih buruk lagi: pamer bantal dengan gambar tokoh anime , maka bisa dipastikan orang itu sakit (otaku)

Ajak Bicara



Komunikasi memegang kunci penting. Agan sekalian harus bicara meyakinkan bahwa apa yang dia lakukan sama sekali tidak memberi dampak positif bagi dirinya dan orang-orang terdekatnya. Tunjukkan pula pandangan umum masyarakat yang menganggap bahwa otaku itu adalah sampah, dan yakinkan orang tersebut bahwa dia dapat menjadi pribadi yang lebih baik daripada sekedar sampai mesum penggemar loli anime .
Kuncinya adalah komunikasi, dan kesabaran. Agan yang paling mengenal orang itu, agan yang lebih tahu.

Kenalkan dengan Kegiatan Baru



Para otaku ini biasanya adalah orang-orang yang tertutup dengan lingkungannya, lebih tepatnya terlalu pemalu untuk bersosialisasi. Maka tugas agan sekalian untuk memperkenalkan dunia baru kepada dia dengan tujuan menjauhkannya dari sampah-sampah anime .
Ajak dia main futsal, atau naik gunung merupakan pilihan yang bagus.

Carikan Dia Pasangan



Cinta memang kadang membuat manusia lupa segalanya. Nah, kalau cinta dapat membantu melupakan sampah-sampah tak berguna seperti anime , itu akan lebih baik lagi.
Kenapa pendekatan ini tingkatannya lebih sulit dari yang sebelumnya?
Alasannya tidak lain adalah karena para otaku penampilan dan tampangnya di bawah rata-rata. Oleh karena itu, koneksi agan sekalian jadi poin penting.

Jauhkan Dia dari Komunitas Otaku

Sudah menjadi hal wajar jika otaku suka berkumpul dengan sesamanya. Semakin lama dia berkumpul dengan komunitas otaku, maka semakin sulit pula dia untuk disembuhkan. Untuk itu, pendekatan ini sangat vital bagi mereka yang tidak dapat ditolong dengan pendekatan-pendekatan yang sebelumnya. Pendekatan ini memang agak sulit dan terkesan jahat, karena kita menjauhkan dia dari teman-temannya. Namun hal ini perlu untuk kebaikannya sendiri. Jangan ragu!

Hancurkan Segalanya



Jika semua pendekatan sebelumnya sudah dicoba, tapi tidak membuahkan hasil, maka tinggal ada satu jalan: hancurkan semuanya!
Hancurkan apapun itu yang berhubungan dengan anime dan manga: bakar komiknya, buang action figure-nya, delete permanen folder animenya , rusak bantal yang ada gambar waifunya, apapun itu!
Pendekatan ini adalah pendekatan terakhir dan paling keras, jadi pasti ada perlawanan dari pengidap. Namun, agan sekalian jangan bergeming, kalau perlu bekerja sama dengan semua orang yang peduli dan jauhkan dia dari virus laknat manga dan anime .