anakx2Avatar border
TS
anakx2
Mitos Kanker Masih Hantui Wanita Pengguna Pil KB


Alat kontrasepsi, di lingkungan medis, terbukti bisa menurunkan angka kematian ibu. Data dari penelitian yang dilakukan Carr, Gates dan Mitchell pada 2012, yang dipublikasikan di jurnal Lancet, menyebut bahwa penggunaan kontrasepsi di negara berkembang telah menurunkan angka kematian ibu sebesar 40 persen dan dapat mencegah kematian ibu hingga 70 persen.

Selain itu, dengan memperpanjang waktu antara kehamilan, kontrasepsi dapat meningkatkan keberhasilan proses melahirkan pada wanita dewasa serta kelangsungan hidup anak-anak.

Secara nasional, penggunaan kontrasepsi juga bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi karena lebih sedikit beban anak, sehingga lebih banyak wanita berpartisipasi sebagai tenaga kerja, dan berkurangnya konsumsi sumber daya yang terbatas.

Berdasarkan data terbaru yang dikumpulkan oleh Bayer, saat ini, sembilan dari 10 perempuan di dunia menggunakan kontrasepsi modern. Metode kontrasepsi modern termasuk sterilisasi, alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR), kondom dan kontrasepsi hormonal lainnya seperti pil.

Di dunia, pil menempati urutan ke-tiga sebagai metode kontrasepsi paling umum, dengan distribusi geografis terluas dibanding kontrasepsi lainnya.

Di Asia sebanyak 6,4% menggunakan pil kontrasepsi, sementara penggunaan pil tertinggi untuk wilayah Asia Tenggara ditempati oleh Thailand sebesar 35%. Adapun, di Indonesia angka penggunaan pil kontrasepsi sebesar 13,6%.

Angka tersebut, masih terbilang rendah dibanding penggunaan alat kontrasepsi lainnya seperti Intrauterine Device (IUD). Rendahnya penggunaan pil KB dikarenakan banyaknya mitos buruk yang beredar. Salah satunya, karena anggapan pil KB bisa menimbulkan kanker.

Itu diungkapkan Diah Astuti (28). Wanita yang bekerja di sebuah perusahaan swasta itu sengaja tidak mau menggunakan pil KB untuk menunda kehamilan usai menikah.

“Kehamilan itu butuh perencanaan matang, dari segi psikis kita sebelum jadi orangtua dan juga kondisi keuangan," ungkapnya, ketika dihubungi CNNIndonesia.com, Selasa (24/5).

Sementara untuk alat kontrasepsi yang digunakan, Diah memilih atau yang akrab disebut spiral. “Pertama, saya bukan tipe orang yang disiplin jika harus mengonsumsi pil kontrasepsi secara teratur. Selain itu, ada efek samping yang katanya bisa memicu kanker payudara.”

Diah mengungkapkan, kendati mengetahui risiko terjadinya kanker dari pil KB terbilang kecil, tapi ada hal lain yang juga membuat dia takut mengonsumsi pil KB.

“Beberapa rekan saya yang mengkonsumsi pil KB kecenderungan banyak yang mengalami tumbuhnya benjolan di payudaranya," kata Diah.

Diah tidak sendiri. Dia mewakili banyak wanita yang masih ketakutan mengonsumsi pil KB. Beberapa alasan ketakutan itu diantaranya, dari tubuh yang melar, rahim kering, hormon tidak seimbang, hingga kanker rahim dan payudara.

Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi, Boy Abidin mengatakan pil KB adalah alat kontrasepsi yang sering disalahpersepsikan.

“Banyak informasi dan mitos yang berkembang masih simpangsiur, hingga para wanita merasa khawatir untuk menentukan pilihannya,” ujar Boy di acara diskusi media 'Your Body, Your Life, Your Decision', Fakta dan Mitos Pil Kontrasepsi di Double Tree Hilton Hotel, Jakarta, Selasa (24/5).

Padahal, penggunaan pil KB adalah metode kontrasepsi paling mudah.

"Banyak perempuan takut menggunakan pil kontrasepsi hormonal karena takut sulit hamil, gemuk, dan kanker. Padahal hal tersebut tidak benar. Menurut penelitian yang telah dilakukan, penggunaan pil kontrasepsi hormonal tidak menyebabkan efek negatif pada tingkat kesuburan," terang dia.

Tak hanya itu, Boy menjelaskan tidaklah benar juga bila semua pil kontrasepsi menyebabkan penambahan berat badan. "Penelitian ilmiah menunjukkan bahwa penambahan berat badan bukan disebabkan oleh pemakaian pil kontrasepsi namun karena faktor usia dan pola diet serta kurangnya aktifitas fisik,” jelasnya.

Sebaliknya, penggunaan pil kontrasepsi dapat menurunkan risiko kanker ovarium dan endometrial. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa risiko kanker menurun pada perempuan yang menggunakan pil kontrasepsi untuk jangka waktu panjang. Penelitian juga menunjukkan bahwa adanya penurunan risiko kanker endometrial sebesar 50% pada perempuan yang menggunakan pil kontrasepsi.

Kontrasepsi oral atau pil KB, menurut Boy merujuk pada pil kontrasepsi kombinasi yang berisi kandungan tak hanya hormon estrogen, tetapi juga progestin. Kombinasi hormon tersebut memberikan efek penundaan kehamilan dan mempertahankan siklus menstruasi teratur.

sumber : http://www.palingutama.com/2016/05/m...ui-wanita.html
-2
1K
5
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan