"Data is world's natural resources of the next century" - Ginny Rometty, CEO IBM.



ORIGINAL POST BY YOUNG ON TOP - youngontop.com
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Data mining adalah analisa otomatis dari data yang berjumlah besar atau kompleks dengan tujuan untuk menemukan pola atau kecenderungan yang penting yang biasanya tidak disadari keberadaannya.

Menurut para ahli, data mining merupakan sebuah analisa dari observasi data dalam jumlah besar untuk menemukan hubungan yang tidak diketahui sebelumnya dan metode baru untuk meringkas data agar mudah dipahami serta kegunaannya untuk pemilik data (David Hand, 2001). Data mining dikenal juga dengan istilah Knowledge Discovery from Data (KDD).

Beberapa penerapan data mining pada kehidupan sehari-hari, seperti analisa pasar dan manajemen yaitu untuk menebak target pasar, melihat pola beli pemakai dari waktu ke waktu, Cross Market Analysis, profile customers, identifikasi kebutuhan customer, untuk menilai loyalitas customer, information summary. Dapat juga untuk analisa perusahaan dan managemen resiko, yaitu untuk merencanakan keuangan dan evaluasi aset, merencanakan sumber daya (resource planning), memonitor persaingan dengan kompetitor. Banyak kan kegunaan data mining. Itu membuat data mining menarik untuk dipelajari lebih dalam.

Bulan September tahun lalu saya diundang ke IBM Connect 2015 di Singapore. Banyak banget yang saya dapetin di situ.. beberapa diantaranya:

- 80% data yang ada di seluruh dunia itu adalah unstructured data.. dihasilkan oleh sosial media
- 90% data yang ada di seluruh dunia saat ini diciptakan hanya dalam 2 tahun terakhir. Yang 10% sisanya diciptakan selama 50 tahun terakhir. Ini juga karena media sosial gan.

Saya sendiri punya perusahaan digital analytics yang saya dirikan bersama 3 orang teman sejak Desember 2013. Semakin ke sini, saya pun semakin sadar bahwa sekarang ini sudah bukan lagi jamannya berasumsi ketika ingin mengambil sebuah keputusan bisnis. Kalau bahasa Inggrisnya, sekarang itu harus data-driven decision making, alias harus berdasarkan data.

Dulu ketika memimpin Nike, Oakley, dan MRA Group, dalam mengambil keputusan-keputusan, saya masih harus mengandalkan instinct hasil pengalaman yang saya lewati dari waktu ke waktu. I wish dari dulu sosial media sudah seperti sekarang, I wish dari dulu sudah ada engine pintar yang bisa memonitor dan menganalisa apa yang dibicarakan oleh orang-orang di Indonesia bahkan dunia. Kalau jaman dulu sudah ada, saya yakin pasti lebih mudah membesarkan merek-mereka yang saya sebutkan di atas itu.



Trendnya sendiri, data yang ada di dunia digital tidak slowing down sama sekali. Dengan sekarang semakin banyaknya wearable devices (smart watch, etc), data yang akan dihasilkan akan semakin banyak. Nah, sayang banget kalau data ini ngga dianalisa untuk keperluan kita. Kedepannya, data ini pun bukan hanya diperlukan oleh perusahaan loh.

GDILab sendiri sudah buat HRAnalytics.. ini untuk bisa menganalisa behavior orang-orang di sosmed untuk keperluan hiring/recruitment process. Jadi, jangan sembarangan posting di twitter, facebook, instagram ya. Karena seluruh CEO yang pernah saya tanya.. mereka bilang tidak akan menghire orang yang galau-galauan, marah-marah, negatif di sosmed, meskipun IPK mereka 4.0 dari universitas terbaik sekalipun!

Kalau bisa mengambil keputusan yang berdasarkan data, kenapa harus berasumsi (dan salah)?

See you ON TOP!
@BillyBoen

Founder & CEO, PT. YOT Nusantara - @youngontop
Co-Founder & Managing Partner, PT. Generasi Digital Internasional - @GDILab

Website: http://www.youngontop.com | http://www.yotnusantara.com
Facebook: facebook.com/youngontopYOT | facebook.com/billyboenYOT
Instagram: @youngontop | @billyboenyot

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------