Buang Air Besar (BAB) merupakan hal yang wajar dilakukan oleh manusia sebagai kebutuhan dasar. Bahkan orang akan tersiksa jika tidak dapat BAB. Kalau kita sedang berada di rumah atau di tempat kerja, aktivitas BAB pasti tidak ada masalah karena sudah tersedia toilet atau WC. Tetapi bagaimanakah jika hasrat BAB tersebut muncul saat kita mendaki gunung? Hasrat untuk BAB saat naik gunung tentu akan membuat kita kebingungan terutama bagi para pendaki pemula. Sebagian dari kita mungkin akan menahan BAB itu sampai menemukan WC. Tetapi hal itu sangat tidak mungkin jika jarak pendakian yang kita lakukan sangat jauh dan sama sekali tidak ditemukan adanya fasilitas WC di sekitar kita.
Berikut ini adalah cara menyiasati jika ingin BAB [EEQ] saat mendaki gunung:
Spoiler for 1. Persiapkan perlengkapan perlengkapan perang agan:
Sebelum berangkat untuk mendaki gunung persiapkan semua perlengkapan yang dibutuhkan. Selain mempersiapkan kebutuhan pokok seperti makanan, pakaian, tenda, dan sebagainya, pendaki juga harus mempersiapkan perlengkapan jika sewaktu-waktu BAB saat naik gunung. Perlengkapan tersebut yaitu air yang ditaruh dalam botol, tisu, dan cairan antiseptik. Air dalam hal ini dapat menggunakan air yang kita gunakan untuk minum. Sehingga kita harus mempersiapkan kebutuhan air yang cukup sebagai antisipasi jika mau BAB. Misalkan persediaan air kita ketika sampai lokasi terbatas, maka kita dapat mencari di sumber mata air terdekat jika ada dan kita masukkan ke dalam botol. Tisu ini nantinya akan kita gunakan untuk mengelap setelah kita cebok menggunakan air. Tisu yang kita bawa adalah tisu basah dan kering.
Spoiler for 2. Perhatikan kebersihan diri dan lingkungan ya gan:
Menjaga kebersihan diri dan lingkungan juga sangat diperlukan saat mendaki gunung. Sebab jika kita tidak mau menjaga kebersihan diri dan lingkungan, maka hal ini dapat berdampak buruk bagi kesehatan khususnya pada pencernaan kita. Misalnya saja kita tidak mencuci tangan sebelum makan, makan makanan yang sudah basi, membuang sampah sembarangan, maupun BAB sembarangan, maka akan berpotensi menimbulkan penyakit khususnya diare. Bisa dibayangkan jika kita mengalami BAB saat naik gunung, pasti akan sangat menyiksa dan rombongan kita juga berisiko tertular. Oleh karena itu saat BAB pun perhatikan faktor kebersihan diri dan lingkungan agar terhindar dari penyakit.
Spoiler for 3. Pilih lokasi yang benar (salah tempat = kena intip) :
Ketika kita terasa BAB saat naik gunung maka segeralah untuk mencari tempat yang benar. Pilihlah tempat yang agak jauh dari akses para pendaki. Jadi sebisa mungkin hindari BAB di sekitar jalur pendakian maupun di dekat lokasi berkemah. Hal ini dilakukan untuk menghindari bau tak sedap mungkin dapat tercium oleh pendaki lainnya. Selain itu juga untuk menghindari jangkauan lalat atau serangga yang mungkin saja dapat menyebarkan penyakit ke orang lain melalui kotoran yang kita buang. Faktor privasi juga sangat penting, jadi pilihlah tempat terlindung yang tidak dapat dilihat oleh orang lain.
Spoiler for 4. Perhatikan sekeliling kita:
Walaupun kita memilih tempat yang terlindung untuk menjaga privasi kita, tetapi jangan lupakan faktor keselamatan kita. Perhatikan apakah kita BAB di tempat yang aman atau tidak (jangan eeq di bibir tebing gan, tar nyungsep malahan ). Kategori aman di sini misalnya aman dari serangan binatang buas atau hewan berbahaya, aman dari tertimpa pohon, tanah longsor, atau risiko jatuh ke jurang, maupun aman dari makhluk lain yang mungkin tidak dapat kita lihat dengan kasat mata. Maka penting juga sebelum kita BAB sebaiknya kita berdoa atau “minta izin” dahulu untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
Spoiler for 5. Gunakan cara yang sehat:
Cara yang sehat BAB saat naik gunung yaitu dengan cara mengubur kotoran kita. Jadi setelah kita menemukan tempat yang sesuai, maka persiapkan lubang untuk mengubur kotoran kita. Lubang dapat kita gali dengan menggunakan pisau atau kayu dengan kedalaman secukupnya yang penting dapat menampung kotoran dengan sempurna. Setelah lubang dibuat dan kita telah selesai BAB, maka pergunakan perlengkapan yang telah dipersiapkan di atas. Yaitu air untuk cebok, kemudian dilap dengan tisu basah, dan dikeringkan dengan tisu kering. Kemudian timbunlah kotoran kita sampai benar-benar rapat dan tidak tercium bau tidak sedap. Kotoran yang kita timbun ini nantinya akan mudah diurai oleh bakteri di dalam tanah. Terakhir basuhlah tangan kita dengan cairan antiseptik supaya terhindar dari kuman penyakit.
Oh iya gan satu lagi, jangan eeq di sumber air mengalir ya (sungai, kali atau apalah itu)... kasian warga yang tinggal dilereng gunung yang memanfaatkan airnya untuk keperluan sehari-hari (msa minum air yg udah campur eeq agan )
Saran: Tinggalkan komen bermutu atau tambahan tips (asal jangan yang menyesatkan)
atau +