- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Mungkin Inilah Hikmah Pembekuan PSSI
TS
sepatufutsal8
Mungkin Inilah Hikmah Pembekuan PSSI
Catatan: Artikel ini tayang sebelum pembekuan PSSI resmi dicabut, namun ane rasa isinya masih sangat relevan. Terimakasih pada author blog ligasuper.net atas ijin copas nya
LIGASUPER.NET - Sejujurnya saya bahkan nyaris lupa kapan PSSI mulai dibekukan oleh Menpora Imam Nahrawi. Yang saya ingat betul adalah momen yang bisa jadi merupakan pemicu dari hal ini, yakni terpilihnya La Nyalla Matalitti menjadi Ketua Umum PSSI. Hanya beberapa saat setelah Joko Driyono mundur dari pencalonan Ketum PSSI, turunlah Surat Keputusan (SK) Pembekuan PSSI. Segala macam alasan berupa penolakan Arema Cronus dan Persebaya Surabaya (kini Bhayangkara Surabaya) oleh Badan Olahraga Professional Indonesia rasa-rasanya hanya sekedar pemanis agar SK pembekuan PSSI tersebut dapat lebih dicerna oleh akal sehat publik. Toh, pada akhirnya sangat sulit untuk tidak mendeduksi bahwa pembekuan PSSI adalah akumulasi dari konflik personal dua tokoh utamanya, Anda tentu tahu persis siapa yang saya maksud. Terlebih lagi jika kita mencermati mulai melunaknya sikap Menpora sejak Ketum PSSI tersangkut kasus hukum, bahkan hingga 'menepi' ke Singapura.
Benarkah Menpora Melunak?
Bukti sahihnya adalah kelancaran penyelenggaraan Torabika Soccer Championship. BOPI yang dulu menghambat penyelenggaraan ISL kini malah meneken nota kesepahaman dengan PT GTS, operator kompetisi TSC.
UPDATE: Pembekuan PSSI telah resmi dicabut
Tunggu Dulu, Bukankah PSSI dan PT GTS Adalah Dua Entitas Yang Berlainan?
Yakin? Tengok siapa yang menjadi CEO dari PT GTS. Atau yang paling mudah dicerna, kenapa klub-klub anggota PSSI, yang selama ini selalu berseberangan dengan pihak Kemenpora, kompak ikut serta dalam kompetisi TSC?
Lantas Apa Hikmahnya?
Tiga pernyataan penting dari Joko Driyono selaku CEO PT GTS terkait penyelenggaraan TSC adalah sebagai berikut:
1. Setiap klub peserta TSC A berhak mendapat subsidi sebesar lima milyar rupiah selama satu musim kompetisi, dan berhak membelanjakan minimal lima milyar rupiah hingga maksimal sepuluh milyar untuk membayar gaji pemain. Yang artinya secara teori setiap klub akan mampu membayar gaji pemain, dengan asumsi bahwa klub taat manajemen keuangan dan salary cap, serta tentunya PT GTS taat janji dengan memberikan subsidi pada setiap klub.
2. PT GTS selaku operator kompetisi akan memberlakukan sanksi pengurangan poin hingga pencabutan keikut sertaan kompetisi pada klub yang menunggak gaji pemain. Aturan ini secara otomatis menjadi garansi bagi pemain untuk dapat menghindari penunggakan gaji, momok paling menakutkan untuk pemain sejak dulu. Lagi-lagi dengan asumsi bahwa PT GTS bisa tegas mentaati aturan yang dibuatnya sendiri. Tidak seperti PSSI dahulu yang seolah tegas menjatuhkan sanksi lewat Komisi Disiplin, namun lantas memberi ruang kompromi lewat Komisi Banding.
3.Kompetisi Torabika Soccer Championship alias Indonesia Soccer Championship akan dihelat setiap akhir pekan, mengikuti pola kompetisi Eropa. Ini menjadi preseden positif bagi fisik pemain dimana secara teori mereka akan mengalami pengkondisian performa dengan lebih teratur: di awal pekan mereka akan menyantap porsi latihan ringan, secara bertahap bertambah berat, hingga pada akhir pekan, pada hari-H pertandingan, kondisi pemain berada pada puncaknya. Harapannya adalah performa pemain bisa lebih optimal setiap bertanding, yang berdampak lebih menariknya pertandingan yang disajikan. Jika bisa terlaksana maka akan jauh lebih baik ketimbang pola kompetisi PSSI sebelumnya yang super berantakan: sebuah tim bisa bertanding hingga tiga-empat kali dalam sepekan, namun dilain waktu libur bertanding hingga 20 hari. Hal ini salah satunya tidak lepas dari permintaan stasiun televisi yang ingin ada pertandingan setiap harinya.
Memang terkesan surgawi apa yang termuat pada tiga poin diatas, namun sama sekali bukan sesuatu yang mustahil jika semua pihak bersungguh-sungguh dengan satu tujuan bersama: majunya sepakbola Indonesia.
Dan jika kemajuan ini nantinya terwujud, suka tidak suka kita harus mengakui bahwa hal ini dipicu oleh pembekuan PSSI. Meskipun, seperti yang saya sebutkan di awal, niatan dari pembekuan PSSI ini sendiri bisa saja dipertanyakan.
Wassalamualaikum, Regards
Gisma Liggan
Sumur: http://ligasuper.net/2016/05/01/mung...embekuan-pssi/
Spoiler for PSSI:
LIGASUPER.NET - Sejujurnya saya bahkan nyaris lupa kapan PSSI mulai dibekukan oleh Menpora Imam Nahrawi. Yang saya ingat betul adalah momen yang bisa jadi merupakan pemicu dari hal ini, yakni terpilihnya La Nyalla Matalitti menjadi Ketua Umum PSSI. Hanya beberapa saat setelah Joko Driyono mundur dari pencalonan Ketum PSSI, turunlah Surat Keputusan (SK) Pembekuan PSSI. Segala macam alasan berupa penolakan Arema Cronus dan Persebaya Surabaya (kini Bhayangkara Surabaya) oleh Badan Olahraga Professional Indonesia rasa-rasanya hanya sekedar pemanis agar SK pembekuan PSSI tersebut dapat lebih dicerna oleh akal sehat publik. Toh, pada akhirnya sangat sulit untuk tidak mendeduksi bahwa pembekuan PSSI adalah akumulasi dari konflik personal dua tokoh utamanya, Anda tentu tahu persis siapa yang saya maksud. Terlebih lagi jika kita mencermati mulai melunaknya sikap Menpora sejak Ketum PSSI tersangkut kasus hukum, bahkan hingga 'menepi' ke Singapura.
Benarkah Menpora Melunak?
Bukti sahihnya adalah kelancaran penyelenggaraan Torabika Soccer Championship. BOPI yang dulu menghambat penyelenggaraan ISL kini malah meneken nota kesepahaman dengan PT GTS, operator kompetisi TSC.
UPDATE: Pembekuan PSSI telah resmi dicabut
Tunggu Dulu, Bukankah PSSI dan PT GTS Adalah Dua Entitas Yang Berlainan?
Yakin? Tengok siapa yang menjadi CEO dari PT GTS. Atau yang paling mudah dicerna, kenapa klub-klub anggota PSSI, yang selama ini selalu berseberangan dengan pihak Kemenpora, kompak ikut serta dalam kompetisi TSC?
Lantas Apa Hikmahnya?
Tiga pernyataan penting dari Joko Driyono selaku CEO PT GTS terkait penyelenggaraan TSC adalah sebagai berikut:
1. Setiap klub peserta TSC A berhak mendapat subsidi sebesar lima milyar rupiah selama satu musim kompetisi, dan berhak membelanjakan minimal lima milyar rupiah hingga maksimal sepuluh milyar untuk membayar gaji pemain. Yang artinya secara teori setiap klub akan mampu membayar gaji pemain, dengan asumsi bahwa klub taat manajemen keuangan dan salary cap, serta tentunya PT GTS taat janji dengan memberikan subsidi pada setiap klub.
2. PT GTS selaku operator kompetisi akan memberlakukan sanksi pengurangan poin hingga pencabutan keikut sertaan kompetisi pada klub yang menunggak gaji pemain. Aturan ini secara otomatis menjadi garansi bagi pemain untuk dapat menghindari penunggakan gaji, momok paling menakutkan untuk pemain sejak dulu. Lagi-lagi dengan asumsi bahwa PT GTS bisa tegas mentaati aturan yang dibuatnya sendiri. Tidak seperti PSSI dahulu yang seolah tegas menjatuhkan sanksi lewat Komisi Disiplin, namun lantas memberi ruang kompromi lewat Komisi Banding.
3.Kompetisi Torabika Soccer Championship alias Indonesia Soccer Championship akan dihelat setiap akhir pekan, mengikuti pola kompetisi Eropa. Ini menjadi preseden positif bagi fisik pemain dimana secara teori mereka akan mengalami pengkondisian performa dengan lebih teratur: di awal pekan mereka akan menyantap porsi latihan ringan, secara bertahap bertambah berat, hingga pada akhir pekan, pada hari-H pertandingan, kondisi pemain berada pada puncaknya. Harapannya adalah performa pemain bisa lebih optimal setiap bertanding, yang berdampak lebih menariknya pertandingan yang disajikan. Jika bisa terlaksana maka akan jauh lebih baik ketimbang pola kompetisi PSSI sebelumnya yang super berantakan: sebuah tim bisa bertanding hingga tiga-empat kali dalam sepekan, namun dilain waktu libur bertanding hingga 20 hari. Hal ini salah satunya tidak lepas dari permintaan stasiun televisi yang ingin ada pertandingan setiap harinya.
Memang terkesan surgawi apa yang termuat pada tiga poin diatas, namun sama sekali bukan sesuatu yang mustahil jika semua pihak bersungguh-sungguh dengan satu tujuan bersama: majunya sepakbola Indonesia.
Dan jika kemajuan ini nantinya terwujud, suka tidak suka kita harus mengakui bahwa hal ini dipicu oleh pembekuan PSSI. Meskipun, seperti yang saya sebutkan di awal, niatan dari pembekuan PSSI ini sendiri bisa saja dipertanyakan.
Wassalamualaikum, Regards
Gisma Liggan
Sumur: http://ligasuper.net/2016/05/01/mung...embekuan-pssi/
0
2.7K
Kutip
31
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan