TRIBUN-TIMUR.COM - Citra polisi lalu lintas belakangan ini buruk akibat ulah oknum polisi yang menjatuhkan tilang, lalu meminta uang suap, dan atau memalak.

Namun, perlu diketahui, tak semua polisi lalu lintas punya pelikau demikian. Sebagian di antaranya mulia karena punya integritas. Tak percaya?

Baca cerita anggota Satuan Lalu Lintas Polresta Manado, Ajun Inspektur Polisi Satu Yusuf Pasali (53).



Cerita ini dikutip dari laman web yang dikelola Divisi Humas Polri, Tribratanews.com, Senin (2/5/2016).

“Masih banyak polisi yang baik di negeri ini. Kalau pun ada yang nakal, itu merupakan oknum,” demikian ditulis Tribratanews.com. Di kalangan sesama polisi di Kota Manado, Sulawesi Utara, Yusuf dikenal sebagai polisi lalu lintas yang tak pernah melakukan pungutan liar.
Pria kelahiran Tana Toraja, 19 September 1963 ini tak segan menantang balik pengendara pelanggar lalu lintas yang mencoba memberikan uang sogokan. Yusuf pernah menegur sopir angkutan kota yang melanggar rambu lalu-lintas. Gara-gara pengendara ini merasa bersalah dan ingin cepat pergi, sejumlah uang hendak diberikan kepada Yusuf.

Namun, karena itu bertentangan dengan profesi dan kata hatinya, Yusuf pun spontan menolak. Kepada sang sopir, bintara tinggi ini mengatakan, “Begini Pak, daripada Bapak yang kasih duit, mendingan saya yang beri Bapak duit lebih dari itu,tapi jangan diulang lagi kesalahan serupa.” Menurut dia, cara menolak seperti ini menurutnya sangat ampuh dalam memberantas budaya suap dan pungutan liar. Pelangggar juga diharapkan dapat memiliki rasa malu dan tidak akan mengulangi perbuatannya lagi. Setiap harinya, Yusuf mengatur lalu lintas di sekitar Pos Polisi Patung Sam Ratulangi, Kota Manado.

Makassar, Maluku, Manado

Yusuf merupakan alumnus Sekolah Polisi Negara Batua di Makassar, Sulawesi Selatan. Lulus pada tahun 1989. Selanjutnya Mabes Polri menempatkannya pada Polda Maluku sampai dengan tahun 2000. Saat kerusuhan tahun 2000, dia pindah tugas ke Polda Sulawesi Utara, tepatnya pada Sekretariat Umum Polda Sulawesi Utara. Hanya setahun, ia hijrah ke Direktorat Lalu Lintas Polda Sulawesi Utara.Enam tahun kemudian, tepatnya tahun 2006 hingga sekarang, ia ditugaskan pada Satuan Lalu Lintas Polres Kota Manado. Baginya, tugas yang ia emban merupakan amanah yang harus dipikul dan dipertanggungjawabkan bukan hanya kepada pimpinan dan negara, tetapi juga kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. “Biarlah apa yang selama ini saya lakukan menjadi contoh teladan bagi anggota (polisi) lainnya terutama anak-anak saya,” tutur bapak dari lima orang anak ini. Seorang dari lima anaknya merupakan polisi wanita yang ditugaskan pada Polda Sulawesi Utara.Menurut Yusuf, banyak orang beranggapan kalau dirinya merupakan sosok polisi yang perlu diteladani. Namun, malah itu dinilai jauh dari anggapan. “Saya ini masih banyak kekurangan, namun dari kekurangan itu saya belajar,” katanya.“Saya juga sering memarahi para pengguna jalan khususnya para sopir yang melanggar aturan, dan menurut saya itu suatu kekurangan saya,” kata pria yang akrab disapa Pak Kumis ini.

Menurut Tribratanews.com, sosok polisi yang tak kenal lelah ini sangat disegani masyarakat di sekitar tempat kerjanya. Ketika ia tidak ada, sejumlah orang bertanya. Ketika ia sudah capek dalam mengatur lalu lintas, maka menurutnya ada cara yang bisa menghilangkan rasa capek tersebut, yaitu joget sambil mengatur lalu lintas. Kepada polisi yang usianya masih muda, ia menyampaikan pesan agar menjadi polisi memilki banyak teman dan tak melakukan pungutan liar. “Laksanakanlah tugasmu dengan baik dan ikhlas,” katanya menyampaikan pesan. Walaupun dikenal sebagai polisi yang melaksanakan tugas secara baik kepada negara tapi tak pernah melupakan tanggung jawab kepada istri. Ia rutin mengantar istrinya ke pasar sebelum ke kantor untuk belanja kebutuhan dagangan di kantin sebuah SMA di Kota Manado. Istrinya membantunya membiayai pendidiknya anak-anaknya melalui usaha kantin.

====

Masih ada juga Polisi yang seperti ini loh di Indoensia....

Polisi.... Mengayomi.... Masyarakat