havershamAvatar border
TS
haversham
05.25 pm
05.25 pm





Suasana kafe itu begitu ramai, sulit bagi nya untuk berkonsentrasi. Rafasekali lagi menatap layar laptop nya bingung, bahkan kopi yang di pesannya pun tidak tersentuh sama sekali. ‘Ahh kenapa bagian ini sulit sekali’. Gerutu Rafa pada laptop nya, akhirnya ia menutuplaptopnya dan langsung mengedarkan pandangannya keluar jendela, karna kebetulan kafe tersebut terletak di pinggir jalan utama yang membuat Rafa dapat melihat banyak mobil dan orang yang melintas. Cuaca sangat cerah siang ini tapi itu tidak dapat membuat perasaan Rafa membaik.

Novel terakhirnya sudah di terbitkan 2 bulan lalu dan mendapat tanggapan positif dari pembaca. Rafa Ardianti, seorang penulis ternama di Indonesia. karya nya sering menjadi perbincangan di media massa, tetapi semua novel yang pernah dibuatnya tidak pernah berbau masalah percintaan, semua novel yang ia buat, hampir semua nya bergenre fantasi dan misteri, sampai akhirnya ia tertantang oleh sebuah post di salah satu media sosial yang mengatakan bahwa, ‘Rafa Ardianti, Novelis yang belum pernah merasakan jatuh cinta’.

**

Ruangan itu begitu gelap dan sepi, bahkan bisa terbilang kosong.Alvian menyalakan lampu apartemen barunya, lalu menarik napas panjang dan mulai merapihkan barang-barang nya yang baru saja sampai. Alvian Claud, seorang Arsitek muda yang sedangmenjalankan proyek di Indonesia, meskipun tampanganya terlihat seperti orang luar, dengan mata biru seperti langit dan kulitnya yang putih pucat,yang menandakan dia bukan orang asia, tetapi ia memiliki darah Indonesia yang diwariskan oleh neneknya, dan fasih berbahasa indonesia. Ini kedua kalinya ia menginjakan kaki di Indonesia, terakhir kali saat ia berumur 10 tahun ketika kematian mendiang neneknya.

Tak terasa sudah sekitar 2 jam ia merapihkan barang-barang nya, sekarang ruangan itu sudah mulai terlihat hidup, perutnya sudah mulai keroncongan, ia melihat jam nya lalu ia mulai menghela napas panjang. ‘ Jam 05.25 pm, ahh sudah hampir 2 jam rupanya’. Alvian mengambil jaket nya lalu melesat ke arah pintu.

**

Nafas Rafa terengah-engah, kemudian ia menghela keringat yang ada di dahinya, dan mulai berjalan ketika sudah sampai di lorong apartemennya. Ia sangat lelah ketika berlari di tangga, berlari di tangga sudah menjadi hobinya selain menulis, meskipun apartemennya di lengkapi dengan fasilitas seperti lift, tapi ia lebih memilih menaiki tangga, karna setiap harinya ia tidak pernah sempat berolah raga, maka dari itu ia memilih untuk berlari menaiki tangga.
Saat ia ada di depan pintu apartemen, ia melirik jam yang ada di tangan nya, ‘05.25’ itu yang tertera di jamnya, ia mulai merogoh tasnya untuk mencari kunci apartemennya, dan saat itu pula pintu itu terbuka, Rafa terkejut dan melepaskan pegangan pada tas nya, Rafa merasa cemas ada seorang pria di apartemnnya, ia mundur beberapa langkah untuk menjauhi sosok tersebut, sosok tersebut terlihat bingung dan menatap Rafa sedalam yang ia bisa.


**

Alvian membuka pintu dan menyadari bahwa ada seseorang disana. Perempuan itu terlihat terkejut dan ketakutan bahkan sampai menjatuhkan tasnya, perempuan itupun mundur beberapa langkah dengan gerakan yang sangat protektif, Perempuan itu terlalu jauh dari jangkauan matanya yang kebetulan rabun jauh itu, ia melihat wanita itu semakin kabur dan semakin kabur dari pandangannya. Ia merogoh saku jaketnya dan mengeluarkan sebuah kaca mata dan akhirnya ia bisa melihat dengan normal.
“Apa yang kau lakukan disana?” Tanya Alvian saat ia sudah menyadari situasi.
“Ke..kenapa kau ada di dalam apartemenku?” Perempuan itupun balik bertanya padanya. Alvian terlihat sedikit bingung dengan perkataan gadis tersebut, lalu ia melihat plat nama pada pintu apartemen dan menghadap kembali kearah gadis tersebut.
“Berapa nomor apartemenmu?” Tanya Alviantak kuasa menahan tawa, karna ia tidak salah mengenali apartemennya sendiri.
Gadis itu terlihat tersinggung dengan apa yang dilakukannya.
“ Tentu saja yang ada di belakangmu. Nomor 202” jawabnya ketus sambil menyilangkan tangan nya di dada. Tawa Alvian tidak bisa tertahan lagi, sudah lama ia tidak melihat hal sekonyol ini.
“ kenapa kau tertawa?” Tanya gadis itu bingung.
Alvian akhirnya bisa mengendalikan emosinya ” Maaf nona tapi disini apartemen nomor 203” jawab Alvian seformal yang ia bisa seraya menggoda gadis itu. Gadis itu maju menerobos Alvian kedepan pintu, lalu menyadari bahwa ia melakukan sebuah kebodohan yang sangat besar. Alvian hanya tersenyum kecil ketika melihat wajah gadis itu memerah, lalu ia melihat kebawah, kearah tas gadis itu, ia memunguti isinya lalu memberikan nya kepada gadis itu.
Gadis itu tertunduk menahan malu, lalu mengambil tas tersebut.
”Terima kasih dan maaf karna sudah menuduhmu”
Alvian tersenyum bahwa kemenangannya sudah ada di depan mata ” kau tahu? Bahwa perilakumu tadi bisa ku laporkan pada pihak berwajib karna pencemaran nama baik” ucap Alvian dengan nada tersinggung.
Gadis itu terlihat panik dan menggenggam tas nya erat erat “ Maaf… Maaf” sekujur tubuh gadis itu bergetar menahan tangis. Alvian tau bahwa gadis itu akan menangis
“Baiklah aku tidak akan melaporkanmu, tetapi ada syaratnya” kata- kata Alvian membuat nya mendongakan kepalanya dan menatap nya ”Syarat? Apa syaratnya?” seketika gadis itu terlihat takut, Alvian tau bahwa gadis itu sedang berfikir hal yang aneh aneh
“hmm. Mungkin dengan sepiring makanan aku bisa melupakan kejadian tadi” katanya sambil mengedipkan sebelah matanya. Gadis itu menghembus kan nafas lega dan tersenyum riang “ Baiklah, kebetulan tadi pagi aku membuat banyak makanan, Ayo ikut ke apartemenku” ajak gadis itu.
Alvian terlihat ragu” Apa tidak ada yang memarahiku bila aku memasuki apartemenmu begitu saja?” Tanya Alvian
Gadis itu menatapnya lama dan menjawab “ siapa yang akan memarahimu?”
Alvian tidak mengerti jalan pikiran gadis ini, gadis itu cantik meskipun dengan postur tubuh yang kecil tapi ia memiliki senyum yang indah, dan saat ia merapihkan tas nya ia melihat buku tentang cinta.
“Hmm..mungkin pacarmu” jawab Alvian acuh.
“tenang saja, aku tidak memiliki pacar atau sejenisnya” kata gadis itu santai sambil berjalan ke pintu apartemennya.
“Ohhh baguslah”Alvian menghela napas lega, entah kenapa mengetahui ia tidak memiliki pacar membuat nya lega.
Gadis itu merogoh tas nya dan mengeluarkan kunci, lalu berbalik menghadap Alvian
“ Namaku Rafa Ardianti, kau boleh memanggilku Rafa” gadis yang bernama Rafa itu menjulurkan tangannya kearah Alvian, lalu melanjutkan ucapnnya ”Semoga kita bisa menjadi teman”
teman? Hanya teman?ia membalas uluran tangan tersebut “ Alvian Claud, kau boleh memanggilku Alvian atau apapun yang kau mau, dan semoga kita bisa menjadi lebih dari TEMAN ” Alvian menekan kata teman dan tersenyum penuh pengertian pada Rafa, tetapi Rafa hanya tersenyum dan melepaskan genggaman tangannya “ Jangan bercanda Alvian” ia memutarkan kunci dan membuka pintu tersebut, lalu berbalik ke arah Alvian yang tepat berada di belakangnya” Ayo masuklah, diluar sudah semakin dingin”
Alvian dengan berhati-hati melangkah memasuki apartemen tersebut. Saat Rafa meyalakan saklar lampu, Alvian tertegun, ruangan itu sangat rapih, dibandingkan dengan ruangannya, ruangan itu di dominasi oleh warna coklat dan putih, yang menimbulkan kesan yang sangat damai.
“ kenapa kau melamun disitu, duduklah aku akan menyiapkan makanannya, kebetulan aku sedang lapar” katanya sambil menunjukan sebuah kursi yang menghadap sebuah meja kecil. kata-kataRafa membuatnya terbangun dari fantasi nya, lalu Alvian mengangguk, lalu berjalan ke arah kursi tersebut. Tak menunggu lama Rafa kembali membawa banyak sekali makanan
“ Apa kau sedang merayakan sesuatu hingga kau memasak sebanyak itu? Atau akan ada banyak orang yang akan datang?”Tanya Alvian bingung
Rafa hanya tertawa melihat keterkejutan Alvian ”Aku sedang tidak merayakan apapun dan hanya akusendiri yang ada disini” jawab Rafa sambil pelan saat mengucapkan kata sendiri,sambilmengambil kan Lauk untuk Alvian
“Apa kau biasa makan sendiri?” Tanya Alvian akhirnya.
“Ya..maka dari itu saat kau menemaniku makan aku sangat senang” jawab Rafa tidak bisa menutupi senyumnya.
senyum itu lagi, senyum yang tidak bisa Alvian lupakan.
“Aku bisa menemanimu makan setiap malam, jika kau tidak keberatan” tanya Alvian hati-hati, takut itu membuatnya tersinggung.
“tentu saja, aku akan sangat senang”.
Makan malam itu begitu hangat membuat Alvian dan Rafa banyak tersenyum. Dan Alvian yakin bahwa ia tidak pernah melupakan momen itu, disisi lain Rafa takut jika ia akan cepat kehilangan kehangatan tersebut, meskipun ia baru bertemuAlvian tapi Rafa merasa nyaman saat ada di dekatnya, begitu pula Alvian, saat berada di sisi Rafa adalah saat terindah.



**


Sudah 3 bulan sejak Rafa dan Alvian bertemu, setiap malam mereka selalu makan bersama, banyak obrolan yang mereka lakukan, tentang pekerjaan, hobi, makanan kesukaan bahkan tentang keluarga, bahkan kisah hidup pun tidak pernah mereka tutup tutupi, bahkan Rafa sudah tau bahwa Alvian adalah seorang arsitek keturunan inggris dan memiliki sebagian darah Indonesia yang ia wariskan oleh neneknya, tak terkecuali Alvian, ia mengetahui hampir semua tentang Rafa, pekerjaan dan keluarganya, dan ia pun tau tentang novel yang sedang Rafa garap sekarang, ia sering membantu memberikan masukan pada cerita Rafa. Dan saat itu Alvian tau bahwa ia mencintai Rafa.

Malam begitu dingin tapi kehangatan diantara Rafa dan Alvian tidak pernah mengilang. Rafa jadi sering tertawa ketika bersama Alvian, semakin lama ia merasa bahwa kehadiran
Alvian sangat berarti baginya.


Makan malam telah selesai, dan seperti biasa Rafa dan Alvian akan pergi ke teras dan meminum kopi. Hari ini Alvian terasa sedikit aneh menurut Rafa, Alvian seperi ingin mengucapkan sesuatu tapi tidak pernah jadi
“Apa kau sakit?” Tanya Rafa akhirnya, tidak bisa memendung rasa penasarannya.
“Ahh tidak, seperti biasa, aku sangat sehat” jawab Alvian sambil menyesap kopinya.
“Baguslah” Ucap Rafa sambil tersenyum.
senyum itu lagi, senyum yang dapat membuat Alvian tidak bisa menahannya.
“Rafa, besok aku akan pulang ke Newcastle, kau tau bukan kontrak ku sudah habis 2 hari yang lalu” Rafa terkejut, sangat terkejut, karna ia tidak tau bahwa Alvian akan pulang ke negaranya.
“Oh, baguslah, dengan begitu kau bisa bertemu ibu mu yang sangat kau sayangi itu” ucap Rafa sambil memamerkan senyumnya.
Alvian tau bahwa terdapat kesedihan dalam ucapan nya, dan senyuman nya pun tak sehangat biasanya.
“Yah kau benar, aku senang bisa pulang, tapi aku ingin membawamu bersamaku bertemu ibuku” Tanya Alvian sambil menggenggam tangan Rafa.
Rafa bingung sekali dengan perkataan Alvian
“ Apa maksudmu?” Tanya Rafa tanpa melepas genggaman tangan Alvian.
“ Aku menyukai masakanmu, aku menyukai senyum hangatmu, dan yang paling penting aku menyukai mu Rafa, aku menyukai setiap hal tentangmu” kata-kata Alvian yang tulus, membuat Rafa tidak bisa berkata-kata.
“lalu bagaimana jawabanmu?” Tanya Alvian, menyadari bahwa Rafa hanya diam mematung. Tanpa diduganya Rafa melepas genggaman Alvian, Alvian hanya terdiam karna terkejut.
“Maaf, tapi perasaanku padamu tidak seperti itu” akhirnya Rafa membuka mulutnya.
Alvian kecewa, sangat kecewa dengan jawaban Rafa, lalu ia berdiri.
“Tidak apa-apa, ini sudah terlalu larut, aku harus membereskan barang barangku, selamat tinggal Rafa, pemberangkatan ku sore jam 05.30 pm, jika kau ingin mengantar kepergianku.” Tanpa Rafa sadari, Alvian sudah berjalan keluar rumahnya.
Malam itu Rafa tidak bisa tertidur, ia bisa tertidur saat jam 05.00 am.
Saat ia bangun ia sadar bahwa ia tidur sambil menangis,dan ia tersadar bahwa ia tidak bisa kehilangan Alvian. Apakah ini yang disebut dengan cinta? Jika benar berartiia telah membohongi perasaannya sendiri. Ia terbangun lalu mencuci mukanya, lalu melirik ke arah jam lalu ia terkejut bahwa sekarang sudah jam 05.00 pm, ia tau ini belum terlambat, lalu ia menelpon taksi.
Tak lama kemudian ia sudah sampai ke bandara. Ia berlari kedalam tapi ia tidak tau Alvian ada dimana. Saat ia sudah hampir menyerah, ia melihat seorang lelaki dengan mata biru seperti langit sedang berjalan , dan ia tau bahwa itu adalah Alvian, ia berlari bahwa
tau kakinya sudah tidak sanggup lagi. Dan saat ia sudah dekat, ia memeluk Alvian dari belakang.
lelaki itu terlihat kaget, dan saat leleki itu melihat kebelakang, ia terkejut
“ Apa yang kau lakukan disini” Alvian melihat Rafa sangat lelah
“aku mencintaimu Alvian, sangat mencintaimu” Rafa menatap mata Alvian sedalam yang ia bisa.
“dan aku tidak ingin kehilanganmu” lanjutnya
Alvian tidak dapat menahan senyumnya lalu kembali memeluk Rafa “ Aku tau, aku tau itu”
“Tapi aku tidak dapat ikut dengan mu Alvian” ucap Rafa disela sela pelukan tersebut.
Alvian mengendurkan pelukannya, lalu menatap Rafa, untuk mencari jawabannnya.
“apa maksudmu Rafa?” Tanya Alvian bingung
Rafa hanya tersenyum melihat tingkah Alvian yang tidak sabaran “ Aku akan menunggumu kembali Alvian, dan aku akan menunggu di sini, dan jam yang sama”Rafa melirik kearah jam tangannya. “Jam 05.25 pm, di waktu yang sama saat aku bertemu denganmu” ada tawa di sela kata katanya.


END...
Diubah oleh haversham 03-05-2016 10:00
anasabilaAvatar border
anasabila memberi reputasi
1
1.1K
3
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan