tuliptulipjeAvatar border
TS
tuliptulipje
Antara Kepo atau Ingin Tahu,Hasilnya Sama Saja,Menganggu!.
Banyak pertanyaan yang terkadang begitu saja mengambang di telinga, tak mampu dijawab, tak mampu bahkan dicerna akal sehat, bagaimana tidak jika pertanyaan itu sendiri jauh dari kapasitasnya.

Semisal, mungkin semua yang disini mengalaminya, pernikahan campur itu unik, ceritanya beragam, dan tersebab itu juga, mungkin, banyak yang salah alamat membusur panah, cenderung melukai dada bersarangnya hati.

Pernah dulu, awal tahun ini di sebuah Cafe Kuala Namu menjelang pulang dari Honeymoon kedua bersama suami yang berkulit putih, mengundang tanya seorang perempuan, yang tidak di kenal, yah tidak dikenal.

"Suaminya bule yah mbak". Aku hanya menjawab dengan anggukan, karena masih lelah dari perjalanan yang lumayan menyita.

"Kenal dimana". Aku berusaha menelisik wajah penanya,seorang wanita menjelang 40 tahun kira-kira, berkerudung biru muda dengan senyum penuh makna, entah bermaksud ramah atau kepo saja. Tapi tentunya tetap aku jawab.

"Kenal di negaranya mbak".

"Mbak dulu TKW-kah?" Aku meringis, maksudnya bagaimana lagi ini. Lalu tersenyum, meringis tepatnya.

Sejenak setelah si abang menghilang menuju pintu yang berlogokan gambar seorang lelaki itu, si perempuan bertanya lagi.

" Kok bisa mbak dapat bule". Ohh sungguh pertanyaan ini mengusikku ,atas dasar apa? Apakah karena kerudung di kepalaku hingga tak pantas atau tampangku yang memelas, sambil tersenyum menahan hati yang kesetrum aku menjawab ,"sudahnya jodohnya begitu mbak". Namun tak memuaskan ternyata.

"Suaminya Islam ga mbak?"

Aku yang lelah dari perjalanan Samosir -Medan yang lumayan menyita waktu itu tak sanggup lagi menjawab.

Sehingga sesaat lelaki berhidung merah jambu dan mata hijau abu-abu itu duduk di sebelah bangkuku,pertanyaan lain datang.

"Suaminya Islam ga mbak". Dia kembali mengulang sambil melihat ke lelaki yang udah duduk di sampingku itu. Kali ini suami yang menjawab sambil tersenyum dan mengangguk, ada untungnya juga suami bisa berbahasa Indonesia.

"Muallaf atau Islam dari lahir mbak?" rasanya dua tanduk muncul di kepala,tapi masih atas nama ramah dan bersyukur lagi lelaki di sampingku itu yang menjawabnya.

" Mbak aku penasaran deh, gima ketemunya sih kalian?" masih dengan seruputan es coklatku yang terasa seret, lelaki itu kembali menjawab, "Kami ketemu di Jerman saat dia liburan ke Jerman ama kakak angkat dia", katanya dengan bahasa yang masih agak kaku dan patah,namun setidaknya aku lega tak mesti bercerita.

"Sejak kapan mbak suaminya muallaf", lagi-lagi pertanyaan yang kesekian kalinya, jujur saja air mukaku belah berubah warna, mungkin telah melebihi merahnya bara menahan amarah, dan ingin secara jujur aku bilang saja, "Urusan sama kamu apa? Apa kita saling mengenal?", ternyata lelaki bermata hijau abu itu bisa membaca gerak tubuhku dan dia berkata.

"Ok thank you for your time and we need to go know, becouse we need to check in, chauu".

Dan berlalu sambil menggandeng tanganku, puohhh, jiwaku meletup, ternyata lelakiku itu mampu membaca gerak tubuhku yang gerah, sehingga senyum simpul melipat di bibirku penuh makna, lalu pergi tanpa kata, tepatnya pindah ke sebuah kedai kopi ditempat yang tak sama.

Sebuah kisah yang baru teringat
Kuala Namu,January 2016.

"DD"
Diubah oleh tuliptulipje 25-11-2019 19:47
anasabilaAvatar border
arganovAvatar border
arganov dan anasabila memberi reputasi
2
1.1K
7
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan