- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Terowongan-Terowongan Rahasia Yang Ada di Indonesia
TS
joyboyx
Terowongan-Terowongan Rahasia Yang Ada di Indonesia
Proud To Be Part Of 
Selamat Datang di Thread JoyBoyX 
Quote:
Selamat datang kembali bersama thread JoyBoyX, perwakilan dari TMS Warrior. Setelah vacuum 2 tahun lebih, ane kembali terinspirasi untuk bikin thread demi melengkapi koleksi thread-thread ane sebelumnya (dan semoga bisa jadi tambahan koleksi HT, hehehe..)
Kali ini ane akan membahas sebuah thread yang multi-tema, bisa kita ambil sisi historis, rekreasi/wisata, bahkan mistis gan
Dah, jangan panjang-panjang, wong cuma pembuka kok. Lets’s cekidot!
Apa sih yang terlintas dipikiran kita begitu mendengar kata “terowongan”? Pasti beberapa sudah mikir tempat sempit yang jelap, panjang, menyesatkan, horor,dll. Beberapa malah mikir pelarian-pelarian tahanan di masa penjajahan atau kayak di film-film (The Great Escape, The Tunnel, Daylight, dll). Ya, semua benar!
Secara definitif, terowongan adalah sebuah tembusan di bawah permukaan tanah atau gunung yang biasanya tertutup di seluruh sisinya kecuali dua ujungnya. Walau ada beberapa terowongan yang hanya terbuka di satu sisi (ini maksudnya buat apa jadi ya?). Terowongan yang masih aktif dan dapat kita jumpai sekarang rata-rata berhubungan dengan transportasi, baik terowongan jalur kereta api, cargo/kereta barang, bahkan ada juga terowongan yang menghubungkan dua gedung perkantoran.
Tapi yang bakal dibahas kali ini bukan terowongan-terowongan canggih kayak yang ane sebut tadi. Disini ane lebih menekankan terowongan-terowongan rahasia nan gelap yang dibangun berpuluh bahkan beratus tahun yang lalu, dan rata-rata adalah peninggalan masa penjajahan jepang atau belanda. Itu sebabnya terowongan-terowongan ini banyak disebut sebagai Goa Jepang/Goa Belanda. Banyak dari terowongan yang ane tampilin justru menjadi saksi bisu penderitaan rakyat Indonesia saat berlindung di dalamnya, bahkan beberapa ada yang dijadikan penjara tempat penjajah menyiksa tahanan. Penasaran? Yuk kita mulai!
Yang pertama adalah terowongan di daerah Bukittinggi, Sumatera Barat. Terowongan ini dibangun tahun 1942 pada masa kependudukan Jepang dan berfungsi sebagai tempat pertahanan. Penduduk sekitar menyebut tempat ini sebagai Lubang Jepang.
Sebelumnya, Lubang Jepang dibangun sebagai tempat penyimpanan perbekalan dan peralatan perang tentara Jepang, dengan panjang terowongan yang mencapai 1400 m dan berkelok-kelok serta memiliki lebar sekitar 2 meter. Bahkan ada beberapa ruangan juga di terowongan ini seperti ruang penyimpanan, ruang pengintaian, gudang senjata, bahkan penjara
Lokasinya dulu sangat strategis, karena letaknya di pusat pemerintahan Sumatera Tengah (gabungan SumBar, Riau, Jambi, dan KepRi). Beberapa pintu masuk ke Lubang Jepang ini diantaranya terletak pada kawasan Ngarai Sianok, Taman Panorama, di samping Istana Bung Hatta dan di Kebun Binatang Bukittinggi. Dibalik eksotisme sejarah yang disajikan, tempat ini menjadi saksi bisu sejarah kelam perbudakan di jaman penjajahan jepang (Romusha). Dimana untuk membangun tempat ini, para tawanan dari Sumatera, Jawa, hingga Kalimantan dibawa dan dipaksa bekerja dengan perlakuan yang tidak manusiawi. Bahkan ruang penjara yang ada dalam terowongan ini sering dijadikan tempat penyiksaan para tawanan perang kala itu.
Namun ada satu yang mengagumkan dari tempat ini, yaitu kekokohan bangunannya walau sudah berusia puluhan tahun. Bahkan gempa besar tahun 2009 yang mengguncang Sumatera Barat tidak banyak merusakkan struktur terowongan. Canggih ya pekerja kita?
Terowongan berikutnya yang akan kita bahas berasal dari daerah ane nih, Palembang. Terowongan ini belum banyak diteliti, namun dari info yang ane dapat, terowongan ini dibangun pada masa kependudukan Jepang saat perang dunia kedua (1942-1945). Tempat ini merupakan Bunker Utama Pertahanan Jepang saat Perang Dunia Ke II, dan tersambung langsung ke Komplek (Bunker) Pertahanan Udara Jepang yang letaknya 4-5KM jauhnya. Panjang banget kan?
Pembangunan terowongan ini lagi-lagi harus mengorbankan banyak pekerja paksa (Romusha) yang didatangkan dari berbagai daerah di Indonesia
Namun keterbatasan penelitian membuat tidak banyak informasi yang dapat digali dari situs ini, padahal dari info warga yang mencoba menelurusinya, ada sekitar 2-3 lorong tembusan yang kemungkinan terkoneksi dengan bunker-bunker jepang lainnya.
Ditambah lagi kurangnya perhatian pemerintah dan kesadaran warga terhadap situs ini menjadikannya rusak tak terawat, berbeda sekali dengan Gua Jepang di Bukittingi. Bagian dalam Gua Jepang juga tidak kalah mengenaskan karena tempat ini merupakan tempat pembuangan sampah illegal oleh warga sekitar. Akibat sampah “illegal” yang berserakan bagian lorong yang berada di dalam Gua Jepang tertimbun oleh tumpukan sampah sehingga tidak bisa dimasuki lagi. Bahkan salah satu dari 2 pintu masuk utama dijadikan masyarakat sebagai tempat pembakaran sampah, miris ya
Sebenarnya ada satu lagi kawasan Goa Jepang di Palembang, tepatnya di kawasan Jaka Baring, yang bahkan berisi 3 terowongan sekaligus dan tersambung langsung ke Benteng Kuto Besak (BKB) dan dijadikan sebagai Komplek Pertahanan Tentara Jepang kala itu. Namun karena letaknya yang berada di kompleks rumah warga, pintu masuk terowongan itu sekarang sudah rata dengan tanah. Sungguh disayangkan
Yang satu ini sebenarnya bisa dibilang yang paling baru ditemukan, yaitu tanggal 7 Juli 2013. Statusnya sendiri sekarang masih ”bunker”, namun dari penelitian oleh Balai Arkeologi Palembang, ada terowongan yang panjangnya belum bisa diprediksi/diteliti lebih lanjut di bunker ini. ‘Bunker’ ini terletak di sebelah Barat Bandar Udara Depati Amir. Secara administrasi terletak di Kelurahan Dul, Kecamatan Pangkalan Baru, Kabupaten Bangka Tengah.
Di dalam bunker terlihat sebanyak 4 anak tangga yang masing-masing mengarah ke ruangan berbeda, termasuk salah satunya ke terowongan rahasia. Berdasarkan hasil penelitian sementara ini bunker tersebut dapat diduga adalah sebuah lubang jepang. Terowongan yang panjangnya belum diketahui sejauh mana, dan apakah mempunyai hubungan dengan bangunan yang ada di sisi barat daya yang diperkirakan sebuah gudang
Gua Belanda terletak di Bandung dan merupakan salah satu peninggalan bersejarah yang dibangun Belanda pada saat menguasai Indonesia. Pada awalnya gua yang di bangun pada tahun 1901 ini dipergunakan untuk perusahaan yang bergerak dibidang pembangkit listrik tenaga air. Namun, pada tahun 1918 Belanda melakukan renovasi dengan menambah lorong dan koridor dalam gua ini.Pembangunan yang dilakukan oleh Belanda mencakup 15 lorong dan 3 koridor. Pada setiap koridor mempunyai fungsi yang berbeda-beda. Koridor pertama untuk saluran air, koridor kedua untuk lubang ventilasi dan yang ketiga untuk ruang interogasi.
Suasana didalam gua yang dingin dan lembab ditambah sisa-sisa reruntuhan dalam gua Belanda, akan anda rasakan ketika memasuki gua yang mempunyai luas 750 m dan dibuat dari batu stupaan, yaitu batu yang keluar dari gunung Krakatau. Mengapa di dalam Gua Belanda ini terdapat ruangan bekas stasion radio telekomunikasi ya? Ternyata, pada saat perang dunia kedua, bangunan Gua Belanda ini memang pernah digunakan menjadi pusat stasion radio telekomuniasi Hindia-Belanda. Saat itu, stasion yang ada di Gunung Malabar terbuka dari udara dan tidak mungkin untuk dilindungi atau dipertahankan dari serangan udara sehingga dipilihlah Gua Belanda sebagai tempat penggantinya. Namun sayang, penggunaan stasion radio ini belum sempat terpakai secara optimal.
Pada tahun 1941 Belanda merubah fungsi Gua yang pada awalnya berfungsi untuk saluran air dan dirubah menjadi pusat komunikasi. Ini dilakukan pihak Belanda untuk mencegah perlawanan yang dilakukan para pejuang tanah air Indonesia.Setelah jaman kemerdekaan berada di pihak Indonesia, pada 14 Januari 1985, Gua Belanda dijadikan tempat wisata dan menjadi tujuan wisatawan lokal dan asing. Kawasan sekitar Gua yang berupa hutan yang terawat dan sangat indah lalu diresmikan dengan diberi nama Taman Hutan Raya Ir. H. Juanda.
Kali ini kita beralih ke Sulawesi, disini ada peninggalan bersejarah yang terdapat di Sulawesi Utara, tepatnya di Kabupaten Minahasa, yaitu Goa Jepang Kawangkoan. Sesuai dengan namanya, Dibangun pada masa penjajahan Jepang, tepatnya pada tahun 1943. Pembangunan goa ini memerlukan waktu sekitar satu tahun, sehingga mulai digunakan pada tahun 1944.
Jepang membangun Goa Kawangkoan dengan tujuan sebagai tempat perlindungan, gudang penyimpanan bahan makanan dan persenjataan, tempat komunikasi, dan kegiatan konsolidasi selama perang. Goa ini memiliki lorong-lorong yang terhubung dengan beberapa lokasi di Desa Kiawa.
Goa Jepang Kawangkoan dibuat oleh para romusha dari Minahasa. Goa ini yang memiliki 4 pintu masuk ini digunakan selama babak terakhir masa Perang Dunia ke II hingga sekutu mendarat dan Jepang menyerah tanpa syarat pada tahun 1945.
Ada kabar yang mengatakan kalau dahulu dalam terowongan ini terdapat 50 kamar yang sampai sekarang tidak diketahui fungsinya, namun karena berbagai sebab seperti gempa, sekarang hanya tinggal sekitar 32 kamar. Bahkan penduduk setempat percaya bahwa di ujung terowongan terdapat singgasana raja. Wah, menarik nih. Jadi penasaran pengin kesini kan?
Bisa dibilang ini terowongan paling unik disini. Kenapa? Terowongan satu ini mudah sekali ditemukan karena pintu masuknya berada di sisi tebing di pinggir jalan utama. Dan terowongan peninggalan penjajahan Jepang ini punya 16 pintu masuk. 16 GAN!! Begini detail sejarahnya..
Goa ini dibuat pada tahun-tahun pertama kali Jepang masuk ke Indonesia, tahun 1941-1942. Tujuan dibangunnya goa ini yakni sebagai lokasi perlindungan para tentara Jepang dalam upayanya mempertahankan diri dari serangan tentara sekutu di masa Perang Dunia Kedua. Goa ini setidaknya memiliki 16 lubang dengan kedalamannya yang mencapai 14 meter dua diantaranya tidak berhubungan satu sama lainnya, satu buah terletak di ujung selatan dan satu lagi diujung sebelah utara, sedangkan yang lainnya dihubungkan oleh sebuah lorong memanjang arah Utara Selatan.
Kurang lebih 6 km dari arah barat Kota Semarapura. Bagi wisatawan yang ingin berkunjung ke Goa Jepang ini memerlukan waktu kurang lebih 80 menit perjalanan dari Bandara Ngurah Rai bila menggunakan kendaraan bermotor dan kira-kira 43 km jarak tempuh perjalanan dari kota Denpasar.
Goa ini termasuk goa yang berliku-liku sehingga agak sulit untuk menelusuri panjang total dan rute tiap lorong. Namun inilah yang menjadi daya tarik, hanya saja tidak disarankan masuk menelusuri goa tanpa pemandu ya
Akhirnya kita sampai di Pulau paling ujung Indonesia, Papua. Disini juga ada terowongan peninggalan jepang lho. Malah terowongan ini lebih tepat disebut goa alami yang direkondisi. Yuk diintip...
Goa ini tidak kalah unik meski letaknya di pulau terujung Indonesia. Bahkan terowongan atau goa ini adalah goa yang paling kental kisah perang dunia kedua. Karena bukti peninggalan sejarah perang yang banyak memakan korban jiwa tersebut sangat banyak dan lengkap. Dikisahkan goa ini adalah pertahanan terakhir pasukan Jepang di Biak dari serangan tentara Sekutu.
Tentara Jepang di bawah Kolonel Kuzume Naoyuki tak menyukai ide melawan musuh di pesisir, maka memutuskan merancang taktik dengan jaringan gua bawah tanah di kawasan itu agar pihak tentara Sekutu mendarat ke pantai dan masuk ke perangkap. Gua alami ini dipakai untuk persembunyian, pusat logistik, dan pertahanan bagi tentara Jepang pada 1943-1945. Dari gua persembunyian, Jepang juga menembak jatuh pesawat-pesawat militer AS.
Namun, pada Rabu 21 Juni 1944 yang nahas itu, Batalyon 1 infanteri 162 Sekutu, berhasil membobol pertahanan serdadu Jepang yang telah sekarat dan hanya tinggal 250 orang saja dengan membakar dan memanggang habis mereka semua yang ada di dalam goa. Tempat itu kemudian dikenal dengan nama “Goa Jepang”.
Dalam Goa Jepang ini terdapat sejumlah bilik kecil sebagai tempat untuk beristirahat. Dalam Goa itu terdapat tiga ruang besar yang dibentuk tentara Jepang untuk sejumlah kepentingan, masing-masing ruang dengan fungsinya dan terhubung satu dengan lainnya. Ruang I dijadikan gudang, tempat menyimpan bahan makanan, obat-obatan, peralatan perang, dan alat-alat komunikasi. Ruang II, dijadikan tempat merawat orang sakit, dan ruang III merupakan tempat yang dikhususkan bagi para perwira untuk melakukan rapat-rapat berkaitan dengan kepentingan perang
Kali ini ane akan membahas sebuah thread yang multi-tema, bisa kita ambil sisi historis, rekreasi/wisata, bahkan mistis gan
Dah, jangan panjang-panjang, wong cuma pembuka kok. Lets’s cekidot!
Quote:
Apa sih yang terlintas dipikiran kita begitu mendengar kata “terowongan”? Pasti beberapa sudah mikir tempat sempit yang jelap, panjang, menyesatkan, horor,dll. Beberapa malah mikir pelarian-pelarian tahanan di masa penjajahan atau kayak di film-film (The Great Escape, The Tunnel, Daylight, dll). Ya, semua benar!
Secara definitif, terowongan adalah sebuah tembusan di bawah permukaan tanah atau gunung yang biasanya tertutup di seluruh sisinya kecuali dua ujungnya. Walau ada beberapa terowongan yang hanya terbuka di satu sisi (ini maksudnya buat apa jadi ya?). Terowongan yang masih aktif dan dapat kita jumpai sekarang rata-rata berhubungan dengan transportasi, baik terowongan jalur kereta api, cargo/kereta barang, bahkan ada juga terowongan yang menghubungkan dua gedung perkantoran.
Tapi yang bakal dibahas kali ini bukan terowongan-terowongan canggih kayak yang ane sebut tadi. Disini ane lebih menekankan terowongan-terowongan rahasia nan gelap yang dibangun berpuluh bahkan beratus tahun yang lalu, dan rata-rata adalah peninggalan masa penjajahan jepang atau belanda. Itu sebabnya terowongan-terowongan ini banyak disebut sebagai Goa Jepang/Goa Belanda. Banyak dari terowongan yang ane tampilin justru menjadi saksi bisu penderitaan rakyat Indonesia saat berlindung di dalamnya, bahkan beberapa ada yang dijadikan penjara tempat penjajah menyiksa tahanan. Penasaran? Yuk kita mulai!
Spoiler for Terowongan Bukittinggi, Sumatera Barat:
Yang pertama adalah terowongan di daerah Bukittinggi, Sumatera Barat. Terowongan ini dibangun tahun 1942 pada masa kependudukan Jepang dan berfungsi sebagai tempat pertahanan. Penduduk sekitar menyebut tempat ini sebagai Lubang Jepang.
Sebelumnya, Lubang Jepang dibangun sebagai tempat penyimpanan perbekalan dan peralatan perang tentara Jepang, dengan panjang terowongan yang mencapai 1400 m dan berkelok-kelok serta memiliki lebar sekitar 2 meter. Bahkan ada beberapa ruangan juga di terowongan ini seperti ruang penyimpanan, ruang pengintaian, gudang senjata, bahkan penjara
Lokasinya dulu sangat strategis, karena letaknya di pusat pemerintahan Sumatera Tengah (gabungan SumBar, Riau, Jambi, dan KepRi). Beberapa pintu masuk ke Lubang Jepang ini diantaranya terletak pada kawasan Ngarai Sianok, Taman Panorama, di samping Istana Bung Hatta dan di Kebun Binatang Bukittinggi. Dibalik eksotisme sejarah yang disajikan, tempat ini menjadi saksi bisu sejarah kelam perbudakan di jaman penjajahan jepang (Romusha). Dimana untuk membangun tempat ini, para tawanan dari Sumatera, Jawa, hingga Kalimantan dibawa dan dipaksa bekerja dengan perlakuan yang tidak manusiawi. Bahkan ruang penjara yang ada dalam terowongan ini sering dijadikan tempat penyiksaan para tawanan perang kala itu.
Namun ada satu yang mengagumkan dari tempat ini, yaitu kekokohan bangunannya walau sudah berusia puluhan tahun. Bahkan gempa besar tahun 2009 yang mengguncang Sumatera Barat tidak banyak merusakkan struktur terowongan. Canggih ya pekerja kita?
Spoiler for Terowongan KM.5 Palembang, Sumatera Selatan:
Terowongan berikutnya yang akan kita bahas berasal dari daerah ane nih, Palembang. Terowongan ini belum banyak diteliti, namun dari info yang ane dapat, terowongan ini dibangun pada masa kependudukan Jepang saat perang dunia kedua (1942-1945). Tempat ini merupakan Bunker Utama Pertahanan Jepang saat Perang Dunia Ke II, dan tersambung langsung ke Komplek (Bunker) Pertahanan Udara Jepang yang letaknya 4-5KM jauhnya. Panjang banget kan?
Pembangunan terowongan ini lagi-lagi harus mengorbankan banyak pekerja paksa (Romusha) yang didatangkan dari berbagai daerah di Indonesia
Namun keterbatasan penelitian membuat tidak banyak informasi yang dapat digali dari situs ini, padahal dari info warga yang mencoba menelurusinya, ada sekitar 2-3 lorong tembusan yang kemungkinan terkoneksi dengan bunker-bunker jepang lainnya.
Ditambah lagi kurangnya perhatian pemerintah dan kesadaran warga terhadap situs ini menjadikannya rusak tak terawat, berbeda sekali dengan Gua Jepang di Bukittingi. Bagian dalam Gua Jepang juga tidak kalah mengenaskan karena tempat ini merupakan tempat pembuangan sampah illegal oleh warga sekitar. Akibat sampah “illegal” yang berserakan bagian lorong yang berada di dalam Gua Jepang tertimbun oleh tumpukan sampah sehingga tidak bisa dimasuki lagi. Bahkan salah satu dari 2 pintu masuk utama dijadikan masyarakat sebagai tempat pembakaran sampah, miris ya
Sebenarnya ada satu lagi kawasan Goa Jepang di Palembang, tepatnya di kawasan Jaka Baring, yang bahkan berisi 3 terowongan sekaligus dan tersambung langsung ke Benteng Kuto Besak (BKB) dan dijadikan sebagai Komplek Pertahanan Tentara Jepang kala itu. Namun karena letaknya yang berada di kompleks rumah warga, pintu masuk terowongan itu sekarang sudah rata dengan tanah. Sungguh disayangkan
Spoiler for Terowongan Bandar Udara Depati Amir, Bangka-Belitung:
Yang satu ini sebenarnya bisa dibilang yang paling baru ditemukan, yaitu tanggal 7 Juli 2013. Statusnya sendiri sekarang masih ”bunker”, namun dari penelitian oleh Balai Arkeologi Palembang, ada terowongan yang panjangnya belum bisa diprediksi/diteliti lebih lanjut di bunker ini. ‘Bunker’ ini terletak di sebelah Barat Bandar Udara Depati Amir. Secara administrasi terletak di Kelurahan Dul, Kecamatan Pangkalan Baru, Kabupaten Bangka Tengah.
Di dalam bunker terlihat sebanyak 4 anak tangga yang masing-masing mengarah ke ruangan berbeda, termasuk salah satunya ke terowongan rahasia. Berdasarkan hasil penelitian sementara ini bunker tersebut dapat diduga adalah sebuah lubang jepang. Terowongan yang panjangnya belum diketahui sejauh mana, dan apakah mempunyai hubungan dengan bangunan yang ada di sisi barat daya yang diperkirakan sebuah gudang
Spoiler for Gua Belanda Dago Pakar, Bandung:
Gua Belanda terletak di Bandung dan merupakan salah satu peninggalan bersejarah yang dibangun Belanda pada saat menguasai Indonesia. Pada awalnya gua yang di bangun pada tahun 1901 ini dipergunakan untuk perusahaan yang bergerak dibidang pembangkit listrik tenaga air. Namun, pada tahun 1918 Belanda melakukan renovasi dengan menambah lorong dan koridor dalam gua ini.Pembangunan yang dilakukan oleh Belanda mencakup 15 lorong dan 3 koridor. Pada setiap koridor mempunyai fungsi yang berbeda-beda. Koridor pertama untuk saluran air, koridor kedua untuk lubang ventilasi dan yang ketiga untuk ruang interogasi.
Suasana didalam gua yang dingin dan lembab ditambah sisa-sisa reruntuhan dalam gua Belanda, akan anda rasakan ketika memasuki gua yang mempunyai luas 750 m dan dibuat dari batu stupaan, yaitu batu yang keluar dari gunung Krakatau. Mengapa di dalam Gua Belanda ini terdapat ruangan bekas stasion radio telekomunikasi ya? Ternyata, pada saat perang dunia kedua, bangunan Gua Belanda ini memang pernah digunakan menjadi pusat stasion radio telekomuniasi Hindia-Belanda. Saat itu, stasion yang ada di Gunung Malabar terbuka dari udara dan tidak mungkin untuk dilindungi atau dipertahankan dari serangan udara sehingga dipilihlah Gua Belanda sebagai tempat penggantinya. Namun sayang, penggunaan stasion radio ini belum sempat terpakai secara optimal.
Pada tahun 1941 Belanda merubah fungsi Gua yang pada awalnya berfungsi untuk saluran air dan dirubah menjadi pusat komunikasi. Ini dilakukan pihak Belanda untuk mencegah perlawanan yang dilakukan para pejuang tanah air Indonesia.Setelah jaman kemerdekaan berada di pihak Indonesia, pada 14 Januari 1985, Gua Belanda dijadikan tempat wisata dan menjadi tujuan wisatawan lokal dan asing. Kawasan sekitar Gua yang berupa hutan yang terawat dan sangat indah lalu diresmikan dengan diberi nama Taman Hutan Raya Ir. H. Juanda.
Spoiler for Terowongan Kawangkoan, Manado:
Kali ini kita beralih ke Sulawesi, disini ada peninggalan bersejarah yang terdapat di Sulawesi Utara, tepatnya di Kabupaten Minahasa, yaitu Goa Jepang Kawangkoan. Sesuai dengan namanya, Dibangun pada masa penjajahan Jepang, tepatnya pada tahun 1943. Pembangunan goa ini memerlukan waktu sekitar satu tahun, sehingga mulai digunakan pada tahun 1944.
Jepang membangun Goa Kawangkoan dengan tujuan sebagai tempat perlindungan, gudang penyimpanan bahan makanan dan persenjataan, tempat komunikasi, dan kegiatan konsolidasi selama perang. Goa ini memiliki lorong-lorong yang terhubung dengan beberapa lokasi di Desa Kiawa.
Goa Jepang Kawangkoan dibuat oleh para romusha dari Minahasa. Goa ini yang memiliki 4 pintu masuk ini digunakan selama babak terakhir masa Perang Dunia ke II hingga sekutu mendarat dan Jepang menyerah tanpa syarat pada tahun 1945.
Ada kabar yang mengatakan kalau dahulu dalam terowongan ini terdapat 50 kamar yang sampai sekarang tidak diketahui fungsinya, namun karena berbagai sebab seperti gempa, sekarang hanya tinggal sekitar 32 kamar. Bahkan penduduk setempat percaya bahwa di ujung terowongan terdapat singgasana raja. Wah, menarik nih. Jadi penasaran pengin kesini kan?
Spoiler for Terowongan Klungkung, Bali:
Bisa dibilang ini terowongan paling unik disini. Kenapa? Terowongan satu ini mudah sekali ditemukan karena pintu masuknya berada di sisi tebing di pinggir jalan utama. Dan terowongan peninggalan penjajahan Jepang ini punya 16 pintu masuk. 16 GAN!! Begini detail sejarahnya..
Goa ini dibuat pada tahun-tahun pertama kali Jepang masuk ke Indonesia, tahun 1941-1942. Tujuan dibangunnya goa ini yakni sebagai lokasi perlindungan para tentara Jepang dalam upayanya mempertahankan diri dari serangan tentara sekutu di masa Perang Dunia Kedua. Goa ini setidaknya memiliki 16 lubang dengan kedalamannya yang mencapai 14 meter dua diantaranya tidak berhubungan satu sama lainnya, satu buah terletak di ujung selatan dan satu lagi diujung sebelah utara, sedangkan yang lainnya dihubungkan oleh sebuah lorong memanjang arah Utara Selatan.
Kurang lebih 6 km dari arah barat Kota Semarapura. Bagi wisatawan yang ingin berkunjung ke Goa Jepang ini memerlukan waktu kurang lebih 80 menit perjalanan dari Bandara Ngurah Rai bila menggunakan kendaraan bermotor dan kira-kira 43 km jarak tempuh perjalanan dari kota Denpasar.
Goa ini termasuk goa yang berliku-liku sehingga agak sulit untuk menelusuri panjang total dan rute tiap lorong. Namun inilah yang menjadi daya tarik, hanya saja tidak disarankan masuk menelusuri goa tanpa pemandu ya
Spoiler for Terowongan Biak, Papua:
Akhirnya kita sampai di Pulau paling ujung Indonesia, Papua. Disini juga ada terowongan peninggalan jepang lho. Malah terowongan ini lebih tepat disebut goa alami yang direkondisi. Yuk diintip...
Goa ini tidak kalah unik meski letaknya di pulau terujung Indonesia. Bahkan terowongan atau goa ini adalah goa yang paling kental kisah perang dunia kedua. Karena bukti peninggalan sejarah perang yang banyak memakan korban jiwa tersebut sangat banyak dan lengkap. Dikisahkan goa ini adalah pertahanan terakhir pasukan Jepang di Biak dari serangan tentara Sekutu.
Tentara Jepang di bawah Kolonel Kuzume Naoyuki tak menyukai ide melawan musuh di pesisir, maka memutuskan merancang taktik dengan jaringan gua bawah tanah di kawasan itu agar pihak tentara Sekutu mendarat ke pantai dan masuk ke perangkap. Gua alami ini dipakai untuk persembunyian, pusat logistik, dan pertahanan bagi tentara Jepang pada 1943-1945. Dari gua persembunyian, Jepang juga menembak jatuh pesawat-pesawat militer AS.
Namun, pada Rabu 21 Juni 1944 yang nahas itu, Batalyon 1 infanteri 162 Sekutu, berhasil membobol pertahanan serdadu Jepang yang telah sekarat dan hanya tinggal 250 orang saja dengan membakar dan memanggang habis mereka semua yang ada di dalam goa. Tempat itu kemudian dikenal dengan nama “Goa Jepang”.
Dalam Goa Jepang ini terdapat sejumlah bilik kecil sebagai tempat untuk beristirahat. Dalam Goa itu terdapat tiga ruang besar yang dibentuk tentara Jepang untuk sejumlah kepentingan, masing-masing ruang dengan fungsinya dan terhubung satu dengan lainnya. Ruang I dijadikan gudang, tempat menyimpan bahan makanan, obat-obatan, peralatan perang, dan alat-alat komunikasi. Ruang II, dijadikan tempat merawat orang sakit, dan ruang III merupakan tempat yang dikhususkan bagi para perwira untuk melakukan rapat-rapat berkaitan dengan kepentingan perang
Quote:
Penutup:
”Bangsa yang bear adalah bangsa yang mernghargai sejarahnya”.
Kalimat itu sering kita dengar, namun penerapannya masih terasa hambar. Sebagian terowongan-terowongan bersejarah yang ada di Indonesia banyak yang tidak terawat, bahkan ada yang sudah lenyap. Padahal mereka merupakan bagian yang tak terpisahkan dari bangsa ini.
Janganlah merusak jika berkunjung, jangan mengambil apa yang tidak diperlukan dan jangan meninggalkan sampah atau coretan yang tidak bermakana. Cukuplah kita tersenyum menikmati keindahannya sambil berfoto-foto. ”Selfie di terowongan”. Kan antimainstream banget tuh, hehehe..
Tapi intensitas cahaya dalam terowongan seperti ini kadang membuat foto yang dihasilkan kurang maksimal sedangkan penggunaan DSLR kadang tidak portabel mengingat perjalanan di Goa. Kalaupun ingin menggunakan HP perlu kualitas kamera yang mumpuni, seperti yang satu ini nih. kamera depan 16MP & aperture f/2.0 dengan sensor 1/3.1 inch yang menangkap cahaya 400x lebih terang, intensitas cahaya rendah ga jadi masalah lagi
”Bangsa yang bear adalah bangsa yang mernghargai sejarahnya”.
Kalimat itu sering kita dengar, namun penerapannya masih terasa hambar. Sebagian terowongan-terowongan bersejarah yang ada di Indonesia banyak yang tidak terawat, bahkan ada yang sudah lenyap. Padahal mereka merupakan bagian yang tak terpisahkan dari bangsa ini.
Janganlah merusak jika berkunjung, jangan mengambil apa yang tidak diperlukan dan jangan meninggalkan sampah atau coretan yang tidak bermakana. Cukuplah kita tersenyum menikmati keindahannya sambil berfoto-foto. ”Selfie di terowongan”. Kan antimainstream banget tuh, hehehe..
Tapi intensitas cahaya dalam terowongan seperti ini kadang membuat foto yang dihasilkan kurang maksimal sedangkan penggunaan DSLR kadang tidak portabel mengingat perjalanan di Goa. Kalaupun ingin menggunakan HP perlu kualitas kamera yang mumpuni, seperti yang satu ini nih. kamera depan 16MP & aperture f/2.0 dengan sensor 1/3.1 inch yang menangkap cahaya 400x lebih terang, intensitas cahaya rendah ga jadi masalah lagi
*Kemungkinan yang lain bakal ane update berkala.Lebih bagus lagi kalau ada usul dari agan-agan ttg terowongan lain yang bisa ane angkat
Yuk Mampir ke Thread Kece yang Lain 
Spoiler for Thread Kece:
Diubah oleh joyboyx 28-04-2016 07:08
0
38.3K
174
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan