Pedagang Pasar Wado Banyak yang Tutup Kios sejak Jalan Sumedang-Wado Terendam
Quote:
SUMEDANG, TRIBUNJABAR.CO.ID – Para pedagang di pasar Wado banyak yang menutup kios mereka sejak terendamnya jalan Sumedang-Wado. Apalagi saat ini jalan pintas melalui Cisurat sudah tak bisa dilalui menyusul terendamnya jembatan Sungai Cimanuk di sekitar Nusa, Wado sejak Rabu (13/4).
Untuk sampai ke Wado dari Darmaraja maka harus berputar ke Desa Cikareo dan melintasi jembatan darurat dulu. Akibat jalan memutar itu membuat warga dari Darmaraja dan sebagian Wado tak lagi berbelanja ke Pasar Wado. Padahal sebelumnya Pasar Wado itu dikunjungi berbagai warga dari Darmaraja. Sekarang hanya dari Wado dan Jatinunggal saja.
Kepala Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag), Dicky Rubiana menyebutkan terputusnya akses jalan ke Wado dan menjadi memutar membuat omzet pedagang pasar menurun drastis. “Laporan dari koordinator pedagang pasar Wado, omzet jualan anjlok sampai 60 persen,” kata Dicky, Kamis (14/4).
Dicky menyebutkan pedagang kelontongan yang paling laku bisa mendapat Rp 20 juta dalam sebulan. “Tapi sekarang paling hanya Rp 10-16 jutaan. Pedagang pakaian malah omzetnya turun sampai 60 persen,” katanya.
Turunnya, omzet pedagang berkurangnya pembeli dari arah barat atau Darmaraja yang jaraknya semakin jauh. Sebelum jalan terputus, jarak Darmaraja-Wado hanya 5 km saja namun sekarang menjadi 15 km dengan jalan memutar ke lingkar Jatigede. “Ongkos dari Darmaraja-Wado mnaik 150 persen sehingga warga dari Darmaraja memilih berbelanja di pasar Darmaraja saja,” katanya.
Selain itu pasokan barang dagangan dari Sumedang juga memilih dodrp di pasar Darmaraja. Padahal sebelumnya Pasar Wado itu sangat komplit barang dagangan dan harganya lebih miring. “Daya beli masyarakat Darmaraja, Wado juga menurn pascapenggenangan Bendungan Jatigede. Warga dari genangan Jatigede tak punya pekerjaan tetap dan penghasilan, lahan garapan sawah juga sudaj tidak punya,” kata Dicky. (std)
maaf
duit penanganan banjir buat beli
fortuner dlu