- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
Eric & Katrina (horror complete story)


TS
vigovampironeo
Eric & Katrina (horror complete story)
ini cerita bukan sembarang cerita tetapi benar benar telah terjadi pada sekitar akhir tahun 2011 ketika eike masih kuliah semester 9 , 100 % true story tanpa rekayasa ,tanpa formalin dan tidak mengandung minyak babi , selain daripada itu cerita ini memang dirancang dengan alur yang dinamiz dan tata bahasa yang dramatiz sehingga cocix buat dibaca sebelum agan agan bobox cantix
Quote:

Quote:
Di atas karpet lusuh pemuda ceking itu terkapar tak berdaya setelah sebelumnya menenggak beberapa butir pil Lexotan , sementara botol Vodka dan ceceran daun ganja tampak berserakan di sekitarnya hingga membuat keadaan kamar ini jadi semakin kotor... begitulah caranya untuk lari dari kenyataan yang terlalu pahit serta kepedihan yang mungkin takkan pernah bisa terobati , Eric telah drop out dari kampusnya setahun yang lalu , keluarganya tercerai berai sejak bisnis ayahnya hancur dan menyisakan banyak utang , segala aset dan barang habis dijual , hingga puncaknya adalah kematian adik perempuannya yang bunuh diri karena tak sudi 'dijual' ayahnya kepada kolega bisnis.... sungguh betapa pahit dan pedihnya kenyataan yang harus ditanggung oleh Eric , betapa ia teramat sangat kehilangan adik perempuan yang begitu disayanginya itu , sekaligus betapa marahnya ia kepada ayahnya yang menyebabkan semua ini terjadi.
Me : " ric !!... eric !!.. "
Eric :" zzz... zzz... "
Danang : " udah biarin aja vig , udah teler berat dia "
Tak ada sahutan sama sekali saat aku mencoba membangunkannnya , kurasa ia terlalu teler dan mungkin baru akan terjaga esok siang.
Me : " kita ngapain nih sekarang ? "
Danang : " kita ngabisin minum aja vig "
Dengan malas aku dan Danang menghabiskan Vodka yang masih tersisa separuh botol , sementara benak kami terus memikirkan nasib Eric yang mengalami keterpurukan seperti ini... dulu ia adalah seorang anak band yang gaul , supel , alim , energik , serta hobi mendaki gunung , selain itu ia juga digandrungi cewe karena wajahnya yang lumayan ganteng mirip bintang film Junot , namun setelah sekian tahun tak bertemu dengannya kami merasa tak percaya melihat kondisinya yang berubah drastis , kini ia cuma seorang pemadat yang kurus kering , kere , nganggur dan depresi... rasanya sungguh miris saat aku melihat pipinya yang tirus dan badannya yang ceking itu.
Me : " kasian juga ni anak "
Danang : " lha trus kita mesti gimana vig ?!... gw gak tega juga sebenernya tapi bisa apa kita ? "
Me : " gw juga gak tau mesti gimana nang "
Dalam hati kami tak tega dengan Eric dan ingin bisa menolongnya bangkit dari keterpurukan , tapi masalahnya kami sendiri tak tau harus bagaimana , satu satunya yang bisa kami lakukan hanyalah menemaninya minum seperti halnya malam ini , mungkin dengan menceritakan beban beban psikologisnya kepada kami ia bisa merasa sedikit lega dan tak kesepian lagi , apalagi kami baru tau ternyata selama ini ia hidup mengasingkan diri di gang jl Borobudur dan meninggalkan pergaulannya semasa kuliah dulu , bahkan jika tadi sore kami tak membeli Vodka di dekat kampus ABM mungkin kami tak akan pernah bertemu dengannya lagi... pertemuan tidak sengaja itulah yang mengantarkan kami berada di dalam kamar sempit ini.
Danang : " si eric kita ajakin ngeband aja gimana vig ?!.. bayaran kita buat dia aja "
Me : " gw gak yakin dia minat ngeband lagi , ni anak udah kelewat depresi "
Danang : " pusing gw mikirinnya vig , cepetan abisin deh vodkanya trus kita pulang "
Tanpa berlama lama aku dan Danang segera mereguk Vodka hingga habis tak tersisa , beberapa menit kemudian kemudian adzan shubuh mulai terdengar sayup sayup dan kurasa sudah waktunya bagi kami buat balik ke kosan.
Me : " balik sekarang nih ? "
Danang : " iya sekarang vig , jam 9 pagi kan kita kuliah "
Me : " yo wes ayo ! "
Sebelum pergi dari sini kami memandangi si Eric yang masih terkulai di atas karpet , dalam hati aku hanya bisa berharap semoga ada keajaiban untuknya hingga ia bisa tersenyum lagi seperti dulu.
Me : " ric !!... eric !!.. "
Eric :" zzz... zzz... "
Danang : " udah biarin aja vig , udah teler berat dia "
Tak ada sahutan sama sekali saat aku mencoba membangunkannnya , kurasa ia terlalu teler dan mungkin baru akan terjaga esok siang.
Me : " kita ngapain nih sekarang ? "
Danang : " kita ngabisin minum aja vig "
Dengan malas aku dan Danang menghabiskan Vodka yang masih tersisa separuh botol , sementara benak kami terus memikirkan nasib Eric yang mengalami keterpurukan seperti ini... dulu ia adalah seorang anak band yang gaul , supel , alim , energik , serta hobi mendaki gunung , selain itu ia juga digandrungi cewe karena wajahnya yang lumayan ganteng mirip bintang film Junot , namun setelah sekian tahun tak bertemu dengannya kami merasa tak percaya melihat kondisinya yang berubah drastis , kini ia cuma seorang pemadat yang kurus kering , kere , nganggur dan depresi... rasanya sungguh miris saat aku melihat pipinya yang tirus dan badannya yang ceking itu.
Me : " kasian juga ni anak "
Danang : " lha trus kita mesti gimana vig ?!... gw gak tega juga sebenernya tapi bisa apa kita ? "
Me : " gw juga gak tau mesti gimana nang "
Dalam hati kami tak tega dengan Eric dan ingin bisa menolongnya bangkit dari keterpurukan , tapi masalahnya kami sendiri tak tau harus bagaimana , satu satunya yang bisa kami lakukan hanyalah menemaninya minum seperti halnya malam ini , mungkin dengan menceritakan beban beban psikologisnya kepada kami ia bisa merasa sedikit lega dan tak kesepian lagi , apalagi kami baru tau ternyata selama ini ia hidup mengasingkan diri di gang jl Borobudur dan meninggalkan pergaulannya semasa kuliah dulu , bahkan jika tadi sore kami tak membeli Vodka di dekat kampus ABM mungkin kami tak akan pernah bertemu dengannya lagi... pertemuan tidak sengaja itulah yang mengantarkan kami berada di dalam kamar sempit ini.
Danang : " si eric kita ajakin ngeband aja gimana vig ?!.. bayaran kita buat dia aja "
Me : " gw gak yakin dia minat ngeband lagi , ni anak udah kelewat depresi "
Danang : " pusing gw mikirinnya vig , cepetan abisin deh vodkanya trus kita pulang "
Tanpa berlama lama aku dan Danang segera mereguk Vodka hingga habis tak tersisa , beberapa menit kemudian kemudian adzan shubuh mulai terdengar sayup sayup dan kurasa sudah waktunya bagi kami buat balik ke kosan.
Me : " balik sekarang nih ? "
Danang : " iya sekarang vig , jam 9 pagi kan kita kuliah "
Me : " yo wes ayo ! "
Sebelum pergi dari sini kami memandangi si Eric yang masih terkulai di atas karpet , dalam hati aku hanya bisa berharap semoga ada keajaiban untuknya hingga ia bisa tersenyum lagi seperti dulu.
Quote:
Sore hari selepas kuliah aku dan Danang berniat datang kembali ke kosannya Eric , kali ini kami membawakannya sebungkus nasi Padang dan juga sebotol Vodka buat minum bareng seperti semalam... ketika tiba di kosannya kami mendapati Eric tengah nongkrong sendirian di atas lantai 3 yang dipakai buat jemuran , dengan melambaikan tangan ia menyuruh kami untuk naik ke sana.
Me : " ayo ke atas ! "
Danang : " lewat situ vig "
Setelah berjalan menaiki anak tangga di samping rumah akhirnya kami tiba di lantai 3 , rupanya dari sini pemandangannya terlihat begitu elok , berhektar hektar area persawahan tampak terhampar di segala penjuru , belum lagi semilir angin yang berhembus membuat kami jadi merasa segar.
Me : " enak nongkrong sini ric "
Danang :" iya nih pemandangannya ijo banget ric , anginnya seger lagi "
Eric : " tiap sore gw kayak gini ini "
Kini aku dan Danang telah duduk di sebelah Eric , segera saja kuserahkan bungkusan nasi Padang padanya namun entah kenapa ia malah menolaknya.
Eric : " ngapain bawain gw makan vig ? "
Me : " ya buat lu makan ric "
Eric : " gw gak mau lu kasian ma gw gara gara keadaan gw kayak gini , gw masih bisa beli makan vig "
Me : " santai aja lu ric , namanya temen kan wajar ngasih makan temennya "
Danang : " iya tuh ric , dulu kan lu juga sering nraktirin kita makan "
Me : " udah makan aja ric , santai aja lu "
Eric terlihat agak sungkan menerima sebungkus nasi Padang ini , mungkin ia merasa sensitif dan rendah diri saat kami membawakannya makanan , kini sambil mengunyah ia sedikit bercerita pada kami.
Eric : " gw sebenernya gak pengen ketemu siapa siapa lagi , gw pengen ngilang "
Danang : " lu gak kesepian kayak gini ? "
Eric : " sejak adek gw mati sebenernya gw juga udah mati nang... jiwa gw ini yang mati , gw ngerasa kosong "
Danang : " tapi kan enak kalo ada temen yang bisa lu curhatin "
Eric : " gak ada yang bisa bikin gw jadi ngerasa hidup lagi... gak ada nang "
Danang : " gw ngerti ric , tapi sampe kapan lu kayak gini terus ? "
Eric : " gw gak tau sampe kapan gw kayak gini... mungkin sampe gw beneran mati nang "
Danang : " lu jangan ngomong gitu dong ric "
Me : " ya mau gimana lagi ric , kita mesti bisa ikhlasin apa yang udah ilang "
Eric : " ikhlas ?!?... ha.. ha.. gimana gw bisa ikhlas adek gw mati vig ?!.... semua ini gara gara bokap gw "
Raut muka Eric tampak membara saat ia menyebut ayahnya , ada kemarahan besar yang terpancar di balik sorotan matanya , kemarahan yang mungkin telah coba ia redam namun tak pernah bisa.
Eric : " dimana sih adilnya tuhan vig ?!... kenapa mesti kayak gini keluarga gw ?!... kenapa bukan bokap gw aja yang mampus ?!?... kenapa mesti adek gw ?! "
Me : " gw juga benci sama bokap gw ric... nyokap gw cerai , masa kecil gw susah "
Eric : " tapi lu gak kehilangan apa apa vig... gw ?!?... "
Me : " udahlah ric "
Eric : " kalo tuhan itu emang beneran ada mestinya gak bakalan gw ngalamin semua ini vig... apa gunanya gw dulu rajin sholat , tahajud , doa tiap malem ?!?...
Me : " ric ?!.. "
Eric : " mana yang katanya tuhan itu maha penolong ?!?... maha pelindung ?!?!.... mana vig ?!?... "
Begitu berapi api Eric meratapi takdir hidup yang dirasanya tak adil , sebelum akhirnya ia menangis tersedu sambil menatap hamparan persawahan.
Eric : " gw kangen vig.. hikz !.. gw kangen katy... hikz !... gw kebayang terus sama dia... ketawanya... tingkahnya... senyumnya... manjanya... hikz !... gw kangeen !!... "
Danang : " gw ngerti ric "
Aku dan Danang tak bisa menghibur Eric yang tampak begitu rapuh , kami hanya bisa merangkulnya erat erat sambil mendengarkannya bercerita tentang adik perempuannya yang bernama Katrina atau biasa dipanggilnya Katy.
Eric : " kalo waktu bisa diputer gw akan ajak adek gw kabur ke malang sini atau kemanapun terserah , gw akan banting tulang buat dia.... bikin dia seneng , bikin dia ketawa "
Me : " .... "
Danang : " ..... "
Eric : " harusnya gw balik ke pontianak kalo tau akhirnya kayak gini... gw gak bisa ngelindungin dia... gak bisa nyelametin dia.... dia kejebak di keluarga gw yang amburadul , gw di malang sini gak bisa ngapa ngapain sampe akhirnya dia bunuh diri "
Me : " .... "
Danang : " ..... "
Eric : " hikz !... hikz !..
Setelah bercerita dengan terbata bata Eric mulai menangis sesenggukan , bisa kurasakan betapa pedihnya rasa kehilangan yang selama ini dirasakannya dan betapa hampanya ia menjalani hidup selepas kematian adiknya itu.
Me : " nang , kita minum di sini aja "
Danang : " iya vig "
Kubuka sebotol Vodka dan kuserahkan kepada Eric , setelah menyeka air mata ia langsung mereguknya pelan pelan sambil memandangi senja di ufuk barat... matanya tampak berkaca kaca sementara mulutnya diam seribu bahasa , ia menatap senja itu dengan kegetiran yang terus membelit jiwanya.
Me :" indah ya ric "
Eric : " .... "
Danang : " pantesan lu sering nongkrong di atas sini ric , senjanya cakep gini "
Eric : " lu tau kalo gw liat senja rasanya gw kayak mandangin muka adek gw "
Danang : " .... "
Eric : " cuma senja yang bisa ngehibur gw , gak ada lagi yang lain "
Perlahan senja di ufuk barat itu kian meredup seiring hari yang kian beranjak petang , sementara kumandang adzan maghrib mulai terdengar sayup sayup dan kami bertiga segera kembali ke kamar.
Me : " ayo ke atas ! "
Danang : " lewat situ vig "
Setelah berjalan menaiki anak tangga di samping rumah akhirnya kami tiba di lantai 3 , rupanya dari sini pemandangannya terlihat begitu elok , berhektar hektar area persawahan tampak terhampar di segala penjuru , belum lagi semilir angin yang berhembus membuat kami jadi merasa segar.
Me : " enak nongkrong sini ric "
Danang :" iya nih pemandangannya ijo banget ric , anginnya seger lagi "
Eric : " tiap sore gw kayak gini ini "
Kini aku dan Danang telah duduk di sebelah Eric , segera saja kuserahkan bungkusan nasi Padang padanya namun entah kenapa ia malah menolaknya.
Eric : " ngapain bawain gw makan vig ? "
Me : " ya buat lu makan ric "
Eric : " gw gak mau lu kasian ma gw gara gara keadaan gw kayak gini , gw masih bisa beli makan vig "
Me : " santai aja lu ric , namanya temen kan wajar ngasih makan temennya "
Danang : " iya tuh ric , dulu kan lu juga sering nraktirin kita makan "
Me : " udah makan aja ric , santai aja lu "
Eric terlihat agak sungkan menerima sebungkus nasi Padang ini , mungkin ia merasa sensitif dan rendah diri saat kami membawakannya makanan , kini sambil mengunyah ia sedikit bercerita pada kami.
Eric : " gw sebenernya gak pengen ketemu siapa siapa lagi , gw pengen ngilang "
Danang : " lu gak kesepian kayak gini ? "
Eric : " sejak adek gw mati sebenernya gw juga udah mati nang... jiwa gw ini yang mati , gw ngerasa kosong "
Danang : " tapi kan enak kalo ada temen yang bisa lu curhatin "
Eric : " gak ada yang bisa bikin gw jadi ngerasa hidup lagi... gak ada nang "
Danang : " gw ngerti ric , tapi sampe kapan lu kayak gini terus ? "
Eric : " gw gak tau sampe kapan gw kayak gini... mungkin sampe gw beneran mati nang "
Danang : " lu jangan ngomong gitu dong ric "
Me : " ya mau gimana lagi ric , kita mesti bisa ikhlasin apa yang udah ilang "
Eric : " ikhlas ?!?... ha.. ha.. gimana gw bisa ikhlas adek gw mati vig ?!.... semua ini gara gara bokap gw "
Raut muka Eric tampak membara saat ia menyebut ayahnya , ada kemarahan besar yang terpancar di balik sorotan matanya , kemarahan yang mungkin telah coba ia redam namun tak pernah bisa.
Eric : " dimana sih adilnya tuhan vig ?!... kenapa mesti kayak gini keluarga gw ?!... kenapa bukan bokap gw aja yang mampus ?!?... kenapa mesti adek gw ?! "
Me : " gw juga benci sama bokap gw ric... nyokap gw cerai , masa kecil gw susah "
Eric : " tapi lu gak kehilangan apa apa vig... gw ?!?... "
Me : " udahlah ric "
Eric : " kalo tuhan itu emang beneran ada mestinya gak bakalan gw ngalamin semua ini vig... apa gunanya gw dulu rajin sholat , tahajud , doa tiap malem ?!?...
Me : " ric ?!.. "
Eric : " mana yang katanya tuhan itu maha penolong ?!?... maha pelindung ?!?!.... mana vig ?!?... "
Begitu berapi api Eric meratapi takdir hidup yang dirasanya tak adil , sebelum akhirnya ia menangis tersedu sambil menatap hamparan persawahan.
Eric : " gw kangen vig.. hikz !.. gw kangen katy... hikz !... gw kebayang terus sama dia... ketawanya... tingkahnya... senyumnya... manjanya... hikz !... gw kangeen !!... "
Danang : " gw ngerti ric "
Aku dan Danang tak bisa menghibur Eric yang tampak begitu rapuh , kami hanya bisa merangkulnya erat erat sambil mendengarkannya bercerita tentang adik perempuannya yang bernama Katrina atau biasa dipanggilnya Katy.
Eric : " kalo waktu bisa diputer gw akan ajak adek gw kabur ke malang sini atau kemanapun terserah , gw akan banting tulang buat dia.... bikin dia seneng , bikin dia ketawa "
Me : " .... "
Danang : " ..... "
Eric : " harusnya gw balik ke pontianak kalo tau akhirnya kayak gini... gw gak bisa ngelindungin dia... gak bisa nyelametin dia.... dia kejebak di keluarga gw yang amburadul , gw di malang sini gak bisa ngapa ngapain sampe akhirnya dia bunuh diri "
Me : " .... "
Danang : " ..... "
Eric : " hikz !... hikz !..
Setelah bercerita dengan terbata bata Eric mulai menangis sesenggukan , bisa kurasakan betapa pedihnya rasa kehilangan yang selama ini dirasakannya dan betapa hampanya ia menjalani hidup selepas kematian adiknya itu.
Me : " nang , kita minum di sini aja "
Danang : " iya vig "
Kubuka sebotol Vodka dan kuserahkan kepada Eric , setelah menyeka air mata ia langsung mereguknya pelan pelan sambil memandangi senja di ufuk barat... matanya tampak berkaca kaca sementara mulutnya diam seribu bahasa , ia menatap senja itu dengan kegetiran yang terus membelit jiwanya.
Me :" indah ya ric "
Eric : " .... "
Danang : " pantesan lu sering nongkrong di atas sini ric , senjanya cakep gini "
Eric : " lu tau kalo gw liat senja rasanya gw kayak mandangin muka adek gw "
Danang : " .... "
Eric : " cuma senja yang bisa ngehibur gw , gak ada lagi yang lain "
Perlahan senja di ufuk barat itu kian meredup seiring hari yang kian beranjak petang , sementara kumandang adzan maghrib mulai terdengar sayup sayup dan kami bertiga segera kembali ke kamar.
Quote:
Di dalam kamar Eric langsung melinting ganja dan kemudian menghisapnya pelan pelan , kepulan asap pekat perlahan mulai memenuhi kamar sempit ini.
Eric : " lu gak pengen nyimeng ? "
Danang : " gw gak doyan ric "
Me : " gw udah males nyimeng ric "
Dengan berat hati aku dan Danang menolak lintingan rokok ganja yang ditawarkan Eric , kini sambil terbatuk batuk ia mulai bercerita lebih jauh tentang kehidupannya saat ini.
Eric :" lu tau gw dapet duit darimana ? "
Danang : " ?!? "
Me : " ?!? "
Eric : " ya dari jualan cimeng ini "
Danang : " lu jadi bandar ric ?! "
Eric : " gw pengedar kecil kecilan doang , yang beli anak kuliahan sama anak sma "
Danang : " kalo ketangkep polisi gimana lu ? "
Eric : " gw gak peduli , masuk penjara atau dihukum mati sekalian malah seneng gw "
Danang : " buset lu ric ! "
Dalam hati aku merasa terkejut mendengar pengakuan Eric yang menjadi pengedar ganja , tadinya kupikir ia hanyalah seorang pengangguran yang bekerja serabutan atau menjual apa saja untuk bisa makan , mabok dan nyimeng.
Eric : " tapi ya gini ini , cimeng buat dagangan kadang gw embat juga "
Danang : " trus ?! "
Eric : " ya gw gak dapet duit dari bede , utang gw banyak "
Danang : " trus mau sampe kapan lu kayak gini ric ? "
Eric : " sampe gw mampus nang... ha.. ha.. "
Danang : " ric ric !!.. "
Semua ini terlalu menyedihkan dan sepertinya Eric justru menikmati keterpurukannya ini , sambil mengepulkan asap ganja ia terus melanjutkan ceritanya , kali ini ia agak meracau karena efek kimiawi ganja yang dihisapnya.
Eric : " apa sih yang orang cari di dunia ini ? "
Danang : " ya nyari bahagia ric "
Eric : " bahagia ?!?.. kayak apa ?!... "
Danang : " ya pokoknya bahagia ric "
Eric : " bener nang , orang hidup emang nyari bahagia... tapi kalo buat gw itu semua udah ilang , trus bahagia kayak gimana lagi yang mesti gw cari ?! "
Danang : " .... "
Me : " ..... "
Eric : " dulu gw punya impian bakalan jadi sarjana , kerja enak , duit banyak , nikah , beli rumah gede yang bakalan gw tempatin sama bini , sama adek gw juga "
Danang : " .... "
Eric : " kalo impian gw itu kesampaian gw bakalan jadi orang paling bahagia nang , hidup gw ini bakalan sempurna "
Me : " ..... "
Eric : " apa tuhan itu gak denger ya doa gw tiap malem pas tahajutan dulu ?!.. ato emang tuhan itu sebenernya gak ada ?!... "
Danang : " ya ngga gitu juga ric "
Eric : " ngga gitu gimana nang ?!?... lu liat anak anak di palestina sono ?!... pada mati juga kan dibantai israel ?!... kenapa tuhan biarin aja ?!?... "
Aku hanya terdiam mendengar racauan Eric yang penuh kekecewaan dan keputusasaan , ia terlihat seperti orang yang sedang menggugat Tuhan atas takdir buruk yang tengah dijalaninya.... maafkan aku yang tak bisa menjawab satupun pertanyaanmu ric , only god knows why.
Eric : " lu gak pengen nyimeng ? "
Danang : " gw gak doyan ric "
Me : " gw udah males nyimeng ric "
Dengan berat hati aku dan Danang menolak lintingan rokok ganja yang ditawarkan Eric , kini sambil terbatuk batuk ia mulai bercerita lebih jauh tentang kehidupannya saat ini.
Eric :" lu tau gw dapet duit darimana ? "
Danang : " ?!? "
Me : " ?!? "
Eric : " ya dari jualan cimeng ini "
Danang : " lu jadi bandar ric ?! "
Eric : " gw pengedar kecil kecilan doang , yang beli anak kuliahan sama anak sma "
Danang : " kalo ketangkep polisi gimana lu ? "
Eric : " gw gak peduli , masuk penjara atau dihukum mati sekalian malah seneng gw "
Danang : " buset lu ric ! "
Dalam hati aku merasa terkejut mendengar pengakuan Eric yang menjadi pengedar ganja , tadinya kupikir ia hanyalah seorang pengangguran yang bekerja serabutan atau menjual apa saja untuk bisa makan , mabok dan nyimeng.
Eric : " tapi ya gini ini , cimeng buat dagangan kadang gw embat juga "
Danang : " trus ?! "
Eric : " ya gw gak dapet duit dari bede , utang gw banyak "
Danang : " trus mau sampe kapan lu kayak gini ric ? "
Eric : " sampe gw mampus nang... ha.. ha.. "
Danang : " ric ric !!.. "
Semua ini terlalu menyedihkan dan sepertinya Eric justru menikmati keterpurukannya ini , sambil mengepulkan asap ganja ia terus melanjutkan ceritanya , kali ini ia agak meracau karena efek kimiawi ganja yang dihisapnya.
Eric : " apa sih yang orang cari di dunia ini ? "
Danang : " ya nyari bahagia ric "
Eric : " bahagia ?!?.. kayak apa ?!... "
Danang : " ya pokoknya bahagia ric "
Eric : " bener nang , orang hidup emang nyari bahagia... tapi kalo buat gw itu semua udah ilang , trus bahagia kayak gimana lagi yang mesti gw cari ?! "
Danang : " .... "
Me : " ..... "
Eric : " dulu gw punya impian bakalan jadi sarjana , kerja enak , duit banyak , nikah , beli rumah gede yang bakalan gw tempatin sama bini , sama adek gw juga "
Danang : " .... "
Eric : " kalo impian gw itu kesampaian gw bakalan jadi orang paling bahagia nang , hidup gw ini bakalan sempurna "
Me : " ..... "
Eric : " apa tuhan itu gak denger ya doa gw tiap malem pas tahajutan dulu ?!.. ato emang tuhan itu sebenernya gak ada ?!... "
Danang : " ya ngga gitu juga ric "
Eric : " ngga gitu gimana nang ?!?... lu liat anak anak di palestina sono ?!... pada mati juga kan dibantai israel ?!... kenapa tuhan biarin aja ?!?... "
Aku hanya terdiam mendengar racauan Eric yang penuh kekecewaan dan keputusasaan , ia terlihat seperti orang yang sedang menggugat Tuhan atas takdir buruk yang tengah dijalaninya.... maafkan aku yang tak bisa menjawab satupun pertanyaanmu ric , only god knows why.
Quote:
Quote:
Malang Mysterio( Trit Utama )
dedicated to ERIC and his beloved sister KATRINA
Apabila anda puas bilang sama teman , saudara atau tetangga anda ….. bila timbul gejala gejala aneh segera berobat ke mantri hewan terdekat di kota anda
Diubah oleh vigovampironeo 09-04-2022 23:48






ferist123 dan 5 lainnya memberi reputasi
6
42.4K
Kutip
71
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan