flamenyonyoAvatar border
TS
flamenyonyo
Buku Harian Seorang Psikopat
Teach me how to watch and talk
So that i may speak my mind.
Show me where it's safe to walk
Till the time that i will find
My own way with watchful eyes.
Take my hand and let me fly!
And i will take you up with me
To the sky and while we soar
High above the world, you will see
Things you've never seen before.
As the clouds are rolling by:
Take my hand and let's me fly


- Frank L. Ludwig -

Kuamati anak laki-laki di depanku, dengan asiknya dia meluncur, naik lalu meluncur lagi. Tiba-tiba muncul sekawanan anak-anak yang datang menghampiri anak itu.
Sepertinya mereka sedang bertengkar. Kulihat dia terjatuh lalu menangis dan menghampiri ibunya, sesosok wanita yang berperawakan seperti lelaki dengan mengenakan jeans dan berambut pendek. Aku yakin dia adalah wanita karena dadanya seperti ibuku, ibuku juga memiliki dada seperti itu. Jika ia lelaki tentu dadanya akan seperti ayahku.
Wanita itu datang ke kawanan anak-anak tersebut sambil menunjuk mereka dan kawanan tersebut terdiam tak berkutik sama sekali.

Wah hebat sekali wanita itu!
Dia seperti superhero bagiku.
Andai saja jika ibuku seperti itu.
Ibuku terlalu menyeramkan bagiku, kadang aku berpikir dia pasti ibu tiri, aku yakin dia bukan ibu kandungku. Jika dia ibu kandungku, aku tidak mungkin takut padanya, dia sering memukul dan memarahiku.
Pernah suatu ketika dia mengajariku pelajaran berhitung tapi aku selalu memberi jawaban yang salah sampai ia melempari wajahku dengan sabun, setiap aku menjawab salah aku pasti dipukulnya. Aku terlalu takut padanya sampai aku tidak bisa berpikir, di kepalaku hanya takut, takut dan takut. Itu sebabnya aku membenci pelajaran matematika. Pelajaran itu terkutuk bagiku, aku sangat membencinya.
Jika aku berkelahi, ibu akan memukulku lebih parah dan mengurungku di dalam kamar. Ibuku pernah berkata jika ia melihatku berkelahi kembali maka ia tidak segan-segan untuk membuatku kelaparan dan mengurungku di kamar mandi yang gelap ditemani kecoa dan tentu saja sebelum itu dia akan memberi lukisan merah di tubuhku dengan sapu lidinya.

Aku berusaha menjadi anak yang baik di sekolah, aku belajar dengan giat. Ibu senang jika aku mendapat nilai bagus di kelas bahkan ia sering memberiku makanan yang kusuka jika aku mendapat nilai sempurna.

Tapi di sekolah adalagi yang lebih menyeramkan dari ibuku. Dia adalah guru wali kelasku juga guru matematika, namanya Ibu Farina.
Aku tidak tahu kenapa setiap aku melihat ibu farina sorot matanya begitu terlihat membenciku. Dia tidak pernah memberiku nilai bagus untuk ulangan matematika, akupun tidak peduli karena aku benci pelajaran itu. Dia pernah mengolok-olokku depan murid lain sampai aku ditertawakan dan diejek mereka. Aku tidak punya teman di sekolah kecuali satu namanya Suryani. Aku tidak membenci Ibu Farina tapi aku juga tidak menyukainya.

Di sekolah ada kakak kelas yang sangat cantik, aku mengaguminya dan dia juga temanku. Namanya Merlin.
Teman-teman di kelas bilang kalau aku hanyalah diperalat Merlin, aku hanya pelayan baginya tapi aku tidak percaya dengan perkataan mereka.
Bagiku Merlin adalah teman yang baik, dia populer dan mau berteman denganku, tidak mungkin dia merendahkanku karena aku teman baiknya.
Suatu hari ketika pulang sekolah, Merlin mengajakku pulang sekolah bareng, aku senang sekali karena biasanya aku pulang sekolah sendiri.
Merlin selalu memintaku untuk membawakan tas sekolahnya selama perjalanan pulang dan sesampainya di rumah ia mengucapkan terima kasih kepadaku, aku senang sekali karena selain aku bisa membantu temanku aku juga punya teman berbicara selama perjalan pulang.

"Fikaaaaaaa!!" (sambil melambaikan tangan)
"Nih tas aku, bawain yah hehe berat ga?"
"Enggaklah Mer"
(Selama perjalanan kami bercerita banyak hal)
"Eh Fik, ntar sore ke rumah gw yah main lompat tali, u kan jago"
"Boleh"
"Sini tasnya gua aja yang bawa kasian u kynya udah pegal banget, jangan lupa yah tar sore ke rumah. Ada melani sama anak-anak yang lain juga"
"Oke"

****
Gw : huh sialan banget ada si melani, gw benci banget sama dia. Dia selalu aja ganggu gw dan ngomporin Merlin supaya ga temenan sama gua. Bingung gw mo pergi atau enggak yah?
Mama : Budek lu ya dipanggil ga jawab-jawab! Itu piring abis makan lu taro aja disitu ga dicuci. Mo jadi anak males lu hah? Cuci sono! abis itu langsung tidur siang. Awas lu kalo kemana-mana
(Buru-buru pergi cuci piring sampe bersih)

Setelah cuci piring....
Gw : Ma...... Fika boleh pergi main ga ma? Bentar doang ma ntar jam 4 balik deh.
Mama : PR udah dikerjain?
Gw : Udah ma.
Mama : Yaudah sono, awas lu ya kl pulang kesorean.

Horeeeee.
Dengan hati senang ku langkahkan kakiku ke rumah Merlin. Sesampai disana, anak2 sudah pada kumpul dan sudah mulai main lompat tali.
Dan aku tentu saja dapat giliran terakhir lompat tali.
Selama menunggu giliranku, Merlin menyuruhku kesana kemari bahkan ketika orang tuanya memanggil, aku yang disuruh menghampiri.
Sampai tinggal tunggu 1 org lagi setelah itu giliranku hehehe.
Terlihat Melani bisik-bisik ke Merlin.

"Fik tolong ambilin minuman dong di dalam, minumannya u bawain kesini yah"
" iya mer tapi tar kl giliran gw, u panggil gw yah"
"Beres!"

Setelah ambil minuman dan antar ke depan halaman....

Gw : Loh kok gw dilewatin ?
Melani : Lagian u dipanggil ga nongol-nongol *mukanyolot**
Gw : Kan tadi gw udah bilang sama Merlin kalo nanti giliran gua tolong panggilin gua, lu juga kan ada waktu gw ngomong gitu Mel. Lagian drtd gw ga dengar kalo gw dipanggil-panggil
Melani terdiam.....
Gw : Mer u juga dengar kan gw ada ngomong ky tadi ?
Merlin : Enggak Fik, tadi u ga ngomong apa2 loh ke gw.

Saat itu mukaku memerah dan entah kenapa tiba-tiba aku merasa tubuhku meledak dan diriku yang penakut serta pemalu ini mengamuk dan membentak mereka, aku seperti kehilangan kesadaran tapi sebenarnya aku benar-benar sadar.

Ku banting batu yang terlihat seperti batu conblock yang tergeletak di meja.

Duakkk!

Gw : Lu bodoh atau tolol si Mer? Gw udah jelas2 yah bilang sama lu tapi lu malah bohong
Gw : Gw udah eneg sama lu! Tiap pulang sekolah, lu suruh gw bawa tas lu! Lu anggap gw kacung lu, drtd gw kaya pembantu disini! Lu itu ga lebih dari cewe ga punya otak yang sok-sok perintah orang! Lu kira lu cakep? Terkenal? Enggak! Lu itu kaya tai! Terlihat seperti emas tapi ternyata tai dan bau busuk!

Melani mulai panas dan ketika dia mulai mau mengeluarkan suara untuk membalas, ku bentak dia sambil nunjuk ke arahnya...

Gw : Mo ngomong apa lu pecun?! Ga usah ngomong lu, mulut busuk lu udah kecium sama gw. Lu berani ngomong, gw sobekin mulut lu! Lu disini dekatin si merlin tapi dibelakangnya tiap hari lu cerita ke gw maki-maki Merlin bilang dia nenek sihir lah, nyonya besar lah!
Gw : gw ga nyangka yah mer lu yang udah gw anggap teman gw tapi sebenarnya lu gak anggap gw teman lu, gw udah dikasih tau sama anak-anak lain kalo lu ga anggap gw teman tapi gw ga percaya dan ternyata sekarang udah terbukti, gw benar-benar kecewa sama lu.

Aku berpaling ke arah orangtua Merlin yang saat itu di belakangku dan melihat aku mengamuk dengan tatapan marah ke arah ku tapi anehnya aku tidak takut sama sekali dengan mereka malah aku berkata...

Gw : Liat tuh kelakuan anak lo!

Seketika aku langsung bergegas lari pergi sambil menangis pulang ke rumah. Mama yang melihat aku pulang sambil lari dan masuk ke kamar hanya diam dan tidak mempedulikan ku, mama sama sekali tidak menghampiriku seolah-olah seperti anaknya tidak punya masalah sama sekali.

Keesokannya aku tidak berbicara sama sekali dengan Merlin dan Melani.
Sesekali mereka berdua mencoba menantangku dengan memberikan tatapan amarah kepadaku lalu ku balas dengan melototi mereka sampai mereka memalingkan wajahnya dari ku. Ketika pulang sekolah aku berpapasan dgn Merlin dan aku melewatinya begitu saja.
Malam harinya, anak-anak yang waktu itu ada di tempat kejadian tiba-tiba datang ke rumah ku. Seumur-umur mereka tidak pernah datang ke rumah atau mengajakku ngobrol, bagi mereka aku itu seperti penyakit tapi malam itu mereka datang ke rumah dan ternyata ......

Novi : Gila lu Fik, bener2 hebat lu kemarin! Gua ga nyangka lu bisa sehebat itu! Gua sebenarnya udah sebel sama tuh dua nenek grandong tapi gw takut.
Jeffri : Iya fik! Gua senang banget waktu u marahin si merlin sama melani! Gw lihat muka mereka pucat fik, gw juga pucat sih lihat u ngamuk. Gw ga nyangka fik ternyata u kalo marah seram banget lebih seram dari Bu Farina hahaha
Novi : Eh fik, anak-anak tuh yang lain sebenarnya pada benci sama merlin en melani tapi mereka pada ga berani soalnya kan mereka kakak kelas. Baru lu doang fik yang bisa bikin mereka TKO! Hahaha lagian bukan lu doang fik yang ditindas, gua juga pernah fik sampe sepeda gw dirusakin sama si Melani tapi dia ga mo ganti. Parah kan.
(Mereka bercerita dengan semangat yang intinya memuji keberanianku serta menganggap diriku layaknya seperti superhero selain itu mereka menceritakan keburukan dan penderitaan mereka bersama Merlin dan Melani sedangkan dalam hati ku hanya bisa berkata : BANGKE lu pada, giliran gw ditindas pada diem malah ikut nindas gw, sekarang aja puji-puji gw)

Setelah mereka selesai ngerusuh dan pamit pulang, ada kejadian yang mengejutkan.
Ternyata mama menguping pembicaraan kami.

Mama : Besok2 kalo dia ganggu lu lagi, mama samperin ke sekolah. Besok mo dijemput ga?
Gw : Ga usah ma, fika bisa selesaiin sendiri

Entah kenapa setelah mendengar pujian dari teman-teman tentang keberanian gw terhadap duo nenek grandong, gw seperti mendapat suntikan dopping yang menambah keberanian gw dan dari sinilah tanda2 awal sisi gelap seseorang yang kalian sebut "psikopat" muncul.


**** Sebuah Permulaan****

Gua merasa gw memang seperti superhero seperti yang dikatakan Novi dan Jeffry dan gw tersadar ternyata gw ga sendiri, banyak yang merasa tertindas seperti gw dan yang lebih penting lagi banyak yang mendukung gw. Gw mulai berpikir bahwa gw harus berbuat sesuatu untuk membuat mereka jera dan sadar kalo perlu kapok atas perbuatan mereka dan gua melakukan ini bukan karena dendam tapi untuk kebaikan Merlin dan Melani supaya tidak ada lagi orang yang membencinya dan juga untuk kebaikan teman-teman lain. Gw sendiri sudah memaafkan mereka.

Saatnya tiba....
Malam itu aku sudah menyiapkan sesuatu di jalanan tidak jauh dr rumah Melani yang biasa dia lewati.
Kebetulan jalan menuju arah rumah Melani selalu gelap setiap malam dan jarang ada yang lewat jadi bisa dipastikan kalau Melani tidak bisa melihat apa yg menantinya di jalan.
Ku tunggu Melani di bagian ujung jalan dan tidak lama ku dengar suara sepeda datang dan aku yakin dr suaranya itu adalah suara sepeda Melani lalu tiba-tiba.....

BRUAKKKKKKKK!! Aaaaargh!
Huaaaaa hix hix! Mamiiii! Kakakkk!!


Di ujung jalan, aku bisa mendengar dengan jelas suara penderitaan Melani, aku merasa ada air yang mengalir di tubuhku, air itu merasuk ke dalam dan memuaskan dahagaku, aku merasa ada kedamaian, sukacita dan aku merasa ada kehangatan, kepuasan yang luar biasa melingkupiku. Sepulangnya dari sana, aku tertawa terbahak-bahak luar biasa. Aku tidak pernah mengalami kebahagiaan seperti ini.

Keesokannya ku dengar Melani masuk rumah sakit dan kakinya di gips.
Tapi ini baru awal Melani, khusus untuk kamu aku masih punya 1 bonus lagi 😌
Selanjutnya adalah Merlin, aku masih memiliki simpati padanya dan aku pikir sebenarnya Merlin itu bagai seonggok daging yang tidak berguna jika tidak ada Melani.

Hari Selasa tiba, hari yang kunantikan karena aku sudah menyiapkan hadiah untuk Merlin.
Hari itu, kelas 6 melakukan pelajaran olah raga dan kali ini mereka akan belajar senam. Di sekolah kami setiap pelajaran senam, murid harus menanggalkan sepatu mereka di luar ruangan. Aku tau betul sepatu Merlin jadi ku selipkan serangga yang gigitannya cukup menyakitkan ke dalam kaos kaki Merlin, seekor kelabang yah...seekor kelabang. Kelabang yang berkaki orange atau kekuning2an ku dengar merupakan kelabang yang racunnya cukup mengerikan, aku mengetahuinya dari tayangan discovery chanel favoritku di rumah. Supaya tidak mencurigakan kusimpan satu kelabang lagi yang berukuran besar di tempat lain yang tersembunyi agar orang mengira bahwa ini adalah kecelakaan.

Satu setengah jam kemudian kulihat para guru berlarian tergesa-gesa di lorong sekolah. Aku melihatnya dari kelasku yang pintunya selalu terbuka sehingga kami bisa melihat lorong kelas di depan kami dan kelas 3B yang terletak berhadapan dengan kelas kami 3A. Siangnya ketika jam istirahat, kudengar Merlin masuk rumah sakit karena gigitan kelabang dan sorenya saat pulang sekolah aku mendengar dari petugas kebersihan bahwa mereka menemukan kelabang besar di WC sekolah dekat saluran pembuangan air.

Keesokan harinya, pelajaran matematika sebagai pembuka di hari rabu spesial, dengan santai aku mengerjakan soal-soal matematika tapi aku tersadar bahwa aku tidak boleh menyolok jadi kuhapus lagi jawabanku dan kucoret-coret, aku juga tidak mengerti kenapa pada hari itu otakku cepat sekali menyerap pelajaran matematika yang dijelaskan oleh Bu Farina, guru ini cerdik dan aku tahu dia tidak pernah menyukaiku tapi setidaknya hari ini aku akan membuatnya terheran-heran.
Pelajaran matematika selesai dan akan di lanjutkan pada jam pelajaran ke-5 setelah jam istirahat.

****
Bel istirahat berbunyi, tanda siswa harus kembali ke kelas.
Bu Farina kembali mengajar tapi sebelumnya ia membagikan soal yang tadi pagi kami kerjakan. Setelah memanggil murid-murid lain, nama ku disebut.
Aku berjalan ke depan dan berpura2 memberikan telapak tangan ku kepadanya untuk dipukul dengan rotan karena nilai jelek.
Tapi ternyata tidak...
Ya, karena sudah kuduga dia akan memberiku nilai 7 dimana seharusnya jika aku mau dia harus memberiku nilai 10! Aku kembali ke mejaku dan kubuka kertas soal tersebut lalu aku mengumpat dalam hati : "sial!! Dia memberiku 6! Guru ini benar-benar sangat tidak menyukaiku!"

Menjelang pulang sekolah, 3 org guru masuk ke kelas kami dan mengatakan bahwa sekolah akan mengumpulkan sumbangan untuk Merlin. Kantong sumbangan bergulir menghampiri setiap bangku siswi, aku tersadar bahwa uang sakuku hanya tersisa 10rb dan aku harus menyisihkannya untuk tabungan ku jadi aku selipkan permen KopiKo ke dalam kantong sumbangan untuk Merlin.
Aku sungguh tidak membenci Merlin, aku malah lebih bersimpati kepadanya dibanding Melani. Jika aku membenci Merlin mungkin aku akan menaruh anak ular ke dalam kaos kakinya tapi itu tidak ku lakukan. Aku memberinya sumbangan berupa permen karena aku pikir orang lain sudah banyak tentunya yang menyumbang uang jadi setidaknya kuberikan dia permen sebagai pemanis lidahnya karena ku dengar makanan di rumah sakit tidak ada yang enak.

Oh ya selama perjalanan pulang ke rumah aku teringat Melani, bagaimana kabarnya di rumah yah? Padahal aku masih tertinggal 1 kejutan lagi untuknya.
Hmmm sebaiknya aku bergegas pulang, tidur siang dan cepat mandi karena Novi, Jeffri dan anak-anak lain akan datang main ke rumah. Belakangan ini mereka sering sekali merusuh di rumahku.
Setelah kejadian Merlin, petugas kebersihan disekolah jadi sering sekali membersihkan WC sekolah.


Bersambung.....

Oh ya maaf aku lupa memperkenalkan diri, namaku Fika, aku wanita dan usiaku saat ini masih belum dibilang tua hehehe aku bekerja di salah satu perusahaan terbesar swasta Indonesia. Kisah diatas meripakan rangkaian flashback yang membentuk karakterku seperti sekarang, aku tidak tahu aku psikopat atau bukan. Kadang aku menyadari ada diri psikopat dalam diriku tapi kadang aku merasa seperti layaknya manusia normal, malah aku merasa sepertinya aku bukan psikopat. Mungkin hasil tes-tes kejiwaan itu salah. Aku punya banyak rahasia dan setiap sekali aku menceritakan rahasiaku ke orang yang terdekat, mereka pasti memakiku atau mengutukku padahal aku merasa yang kulakukan itu tidak salah, yang aku lakukan justru sedang membantu orang lain. Aku membantu dunia ini agar menjadi lebih baik. Tapi sebaliknya dr setiap tes kejiwaan yang aku jalani hasilnya aku selalu memiliki nilai tertinggi sebagai seorang psikopat hanya karena pernyataan yang mengatakan bahwa seorang psikopat tidak pernah menyesali perbuatannya sebaliknya mereka justru bangga akan perbuatannya tapi bukankah seorang psikopat selalu bertindak kejam terhadap hewan? Sedangkan aku tidak, aku sangat menyayangi hewan-hewan peliharaanku. Ah sudahlah, inilah aku....
Percaya atau tidak aku psikopat terserah kamu karena aku sendiripun masih bingung

Chapter 1 : Ulat yang Menjadi Kupu-kupu
Chapter 2 : Rahasia Pertama
Chapter 3 : Perdebatan dengan yang Tak Kasat Mata
Chapter 4 : Rahasia Kedua
Chapter 5 : Pertemuan yang Tak Terduga
Chapter 6 : Aku Bukanlah Aku tapi Itu Adalah Aku
Chapter 7 : Rahasia Ketiga (Part I)
Chapter 7 : Rahasia Ketiga (Part II)
Chapter 8 : Monster (Part I)
Chapter 8 : Monster (Part II)
Chapter 8 : JAWABAN INTERACTIVE CHALLENGE #3
Chapter 8 : Monster (Part III)
Chapter 9 : The Lost Soul (Part I)
Chapter 9 : The Lost Soul (Part II)
Chapter 9 : The Lost Soul (Part III)
Chapter 9 : The Lost Soul (Part IV)
Chapter 9 : The Lost Soul (Part V)
Chapter 9 : The Lost Soul (Part VI)
Chapter 9 : The Lost Soul (Part VII)
Chapter 9 : The Lost Soul (Part VIII & Part IX) ---> hal 27
Chapter 10 : Faded (Part I) ---> hal 29
Chapter 10 : Faded (Part II) ---> hal 31
Chapter 10 : Faded (Part III) ---> hal 34
Chapter 10 : Faded (Part IV, V, VI, VII) ---> hal 38
Chapter 10 : Faded (Part VIII & IX) ----> hal 40
Chapter 10 : Faded (Part X, XI, XII, XIII) ----> hal 42 (TAMAT)
Dibalik kisah Buku Harian Seorang Psikopat ----> hal 42



Stay tuned !!
-------------------------------------------------------------
Tambahan :
Untuk tanggal, jam, beberapa tempat dan nama tokoh bukanlah nama sebenarnya dan untuk tahun juga bukan tahun sebenarnya.
Sengaja disamarkan karena menyangkut confidential keluarga tokoh utama dan tokoh lain yg ada di dalam cerita.

Selamat membaca
Diubah oleh flamenyonyo 04-07-2016 16:30
chomimi93Avatar border
muliatama007Avatar border
reeflowAvatar border
reeflow dan 3 lainnya memberi reputasi
4
388.2K
942
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan