Penyalahgunaan obat bukan hanya sebatas pada tujuan memabukkan atau halusinasi diri seperti halnya pada kasus pengguna narkoba. Namun kasus penyalahgunaan obat juga terjadi pada kasus eksploitasi anak.

Para orang dewasa mengunakan anak-anak untuk berjualan, mengamen atau mengemis. Hal tersebut untuk meraih rasa iba orang lain, demi mendapatkan uang yang lebih banyak.

Tak jarang anak-anak yang digunakan adalah anak dibawah lima tahun atau balita. Balita yang umumnya aktif dan rewel dengan teganya diberikan obat penenang, agar mudah dibawa mengemis atau mengamen.

Seperti temuan Polres Jakarta Selatan. Umumnya obat yang digunakan adalah Riklona Clonazepam, sejenis obat penenang yang biasa digunakan untuk penderita depresi. Padahal obat ini tergolong obat keras untuk orang dewasa, dan tentu tidak diperbolehkan untuk anak.

Psikolog Klinis dari Asosiasi Psikologi Forensik, Kasandra Putranto mengungkapkan, tersebut tergolong obat keras yang digunakan untuk menenangkan syaraf seseorang yang terkena depresi atau memiliki gangguan berpikir.

"Untuk orang-orang yang punya gangguan berpikir, yang terlalu giat berpikir. Jadi orang-orang yang cemas, kebanyakan mikir, orang-orang yang paranoid, dipakainya untuk obat itu," jelas Kasandra.

Kasandra menjelaskan, efek obat penenang ini bila diberikan kepada bayi efeknya amatlah berbahaya karena bisa merusak lambung maupun ginjalnya.

"Yang paling cepat itu adalah lambung yang kena, kemudian sarafnya menjadi lambat, bayi itu jadi lemas," jelas Kasandra.

"Perubahan fisik yang akan terlihat dari bayi itu selain lemas yakni membuatnya tertidur pulas. Pemberian dalam waktu lama dan terus menerus tentunya akan memberikan efek yang lebih bahaya lagi." ungkapnya.

Narsum http://www.infonitas.com/feature/pen...asi-anak/14792

Masih mau ngasih receh