- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Preman Ketangkap Di Medan, Hukumannya Cuma Hormat Bendera dan Bersihkan Pasar
TS
laksamanaxiaomi
Preman Ketangkap Di Medan, Hukumannya Cuma Hormat Bendera dan Bersihkan Pasar
Quote:
Hukuman untuk preman, dari hormat bendera sampai bersih-bersih pasar
Reporter : Wisnoe Moerti | Rabu, 9 Maret 2016 07:06
Merdeka.com - Sejak dulu, keberadaan preman menjadi bagian dari kehidupan masyarakat. Kecenderungannya, meresahkan dan kerap membuat onar. Ada yang memeras atau memalak, melakukan pemukulan atau pengeroyokan, hingga tawuran. Karena itu keberadaan mereka dipandang sebagai penyakit masyarakat.
Negara tidak boleh kalah dari premanisme. Berulang kali polisi melakukan razia preman di berbagai daerah. Bahkan ada yang secara khusus membentuk Tim Pemburu Preman lantaran kondisinya sudah tak terkendali dan sangat mengkhawatirkan. Preman yang terjaring razia tak terhitung jumlahnya. Beragam hukuman diterapkan dari hukuman pidana sampai hukuman yang terkadang menggelikan.
Seperti yang dilakukan Polresta Medan, saat razia preman kemarin, Selasa (8/3). Mereka terjaring razia pekat di kawasan Pasar Sei Sikambing. Mereka langsung diberi hukuman bersih-bersih pasar. Tidak hanya membersihkan lingkungan, preman pasar juga harus meminta maaf kepada warga. Sebab mereka sudah membuat keresahan.
Tidak sampai di situ, mereka juga diberi hadiah lain yang tergolong unik. Mereka diberi kaos dan harus dikenakan setiap hari. Kaos itu bertuliskan 'Aku Tobat Enggak Mau Jadi Preman Lagi Mak'. Pakaian itu wajib mereka kenakan saat menjalankan hukuman bersih-bersih. "Ini sebagai bentuk hukuman untuk mereka," kata Kapolresta Medan, Kombes Pol Mardiaz Kusin Dwihananto.
Di Palembang, Polsek Ilir Timur I Palembang memberikan hukuman yang menitikberatkan pada pemahaman agama. Preman yang terjaring razia di seputaran Palembang Square dan Jalan Sudirman disuruh membaca surat Al Fatihah dan belajar salat.
Ironisnya, mayoritas pemalak tak hafal surat Al Fatihah. Tidak hanya itu, saat ditanya petugas tentang salat, beberapa di antaranya mengaku jarang melaksanakan meski semuanya beragama Islam. Lucunya lagi, salah satu pemalak tidak bisa menyebutkan jumlah rakaat salat Jumat. Padahal, dia mengaku seminggu yang lalu melaksanakan salat itu di masjid. "Tidak pernah nian pak, dari kecil, bapak tak mau ngajari. Saya sudah punya dua anak, tapi mereka salat diajari istri saya," ujar salah satu preman.
Di Banyuasin, puluhan preman terjaring razia, dihukum berjalan jongkok mengitari lapangan. Setelah itu mereka dihukum push up. Tidak cukup sampai di situ, para preman itu juga dihukum menyanyikan lagu Indonesia Raya. Salah satu preman terharu ketika menyanyikan lagu kebangsaan.
Hukuman serupa juga diberlakukan pada preman yang terjaring razia di Palembang pada Februari lalu. Anggota Jatanras Ditreskrimum Polda Sumsel menggiring preman yang terjaring razia, untuk didata. Setelah itu, mereka berbaris dan diminta menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Padamu Negeri. Lucunya, tidak semua dari mereka hafal. Ada yang hanya hafal beberapa lirik, ada juga hanya ada mengikuti rekan-rekannya.
Dari semarang, puluhan preman yang terjaring razia di kawasan Terminal Terboyo digiring ke markas Polda Semarang. Anggota polisi dari Sub Direktorat III Kejahatan Kekerasan (Jatanras) Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Jawa Tengah mendata satu per satu preman yang terjaring operasi pekat. Di tengah panas terik matahari, puluhan preman dihukum memberi hormat pada bendera merah putih.
sumber
Reporter : Wisnoe Moerti | Rabu, 9 Maret 2016 07:06
Merdeka.com - Sejak dulu, keberadaan preman menjadi bagian dari kehidupan masyarakat. Kecenderungannya, meresahkan dan kerap membuat onar. Ada yang memeras atau memalak, melakukan pemukulan atau pengeroyokan, hingga tawuran. Karena itu keberadaan mereka dipandang sebagai penyakit masyarakat.
Negara tidak boleh kalah dari premanisme. Berulang kali polisi melakukan razia preman di berbagai daerah. Bahkan ada yang secara khusus membentuk Tim Pemburu Preman lantaran kondisinya sudah tak terkendali dan sangat mengkhawatirkan. Preman yang terjaring razia tak terhitung jumlahnya. Beragam hukuman diterapkan dari hukuman pidana sampai hukuman yang terkadang menggelikan.
Seperti yang dilakukan Polresta Medan, saat razia preman kemarin, Selasa (8/3). Mereka terjaring razia pekat di kawasan Pasar Sei Sikambing. Mereka langsung diberi hukuman bersih-bersih pasar. Tidak hanya membersihkan lingkungan, preman pasar juga harus meminta maaf kepada warga. Sebab mereka sudah membuat keresahan.
Tidak sampai di situ, mereka juga diberi hadiah lain yang tergolong unik. Mereka diberi kaos dan harus dikenakan setiap hari. Kaos itu bertuliskan 'Aku Tobat Enggak Mau Jadi Preman Lagi Mak'. Pakaian itu wajib mereka kenakan saat menjalankan hukuman bersih-bersih. "Ini sebagai bentuk hukuman untuk mereka," kata Kapolresta Medan, Kombes Pol Mardiaz Kusin Dwihananto.
Di Palembang, Polsek Ilir Timur I Palembang memberikan hukuman yang menitikberatkan pada pemahaman agama. Preman yang terjaring razia di seputaran Palembang Square dan Jalan Sudirman disuruh membaca surat Al Fatihah dan belajar salat.
Ironisnya, mayoritas pemalak tak hafal surat Al Fatihah. Tidak hanya itu, saat ditanya petugas tentang salat, beberapa di antaranya mengaku jarang melaksanakan meski semuanya beragama Islam. Lucunya lagi, salah satu pemalak tidak bisa menyebutkan jumlah rakaat salat Jumat. Padahal, dia mengaku seminggu yang lalu melaksanakan salat itu di masjid. "Tidak pernah nian pak, dari kecil, bapak tak mau ngajari. Saya sudah punya dua anak, tapi mereka salat diajari istri saya," ujar salah satu preman.
Di Banyuasin, puluhan preman terjaring razia, dihukum berjalan jongkok mengitari lapangan. Setelah itu mereka dihukum push up. Tidak cukup sampai di situ, para preman itu juga dihukum menyanyikan lagu Indonesia Raya. Salah satu preman terharu ketika menyanyikan lagu kebangsaan.
Hukuman serupa juga diberlakukan pada preman yang terjaring razia di Palembang pada Februari lalu. Anggota Jatanras Ditreskrimum Polda Sumsel menggiring preman yang terjaring razia, untuk didata. Setelah itu, mereka berbaris dan diminta menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Padamu Negeri. Lucunya, tidak semua dari mereka hafal. Ada yang hanya hafal beberapa lirik, ada juga hanya ada mengikuti rekan-rekannya.
Dari semarang, puluhan preman yang terjaring razia di kawasan Terminal Terboyo digiring ke markas Polda Semarang. Anggota polisi dari Sub Direktorat III Kejahatan Kekerasan (Jatanras) Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Jawa Tengah mendata satu per satu preman yang terjaring operasi pekat. Di tengah panas terik matahari, puluhan preman dihukum memberi hormat pada bendera merah putih.
sumber
hukumannya cuma begitu, pantas premanisme tumbuh subur di Medan.
0
1.2K
Kutip
4
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan