reptilexxxAvatar border
TS
reptilexxx
[MELINTASINDONESIA] MELINTASI SEJARAH KAMP PENGASINGAN BOVEN DIGOEL, PAPUA
Jelajah tunggal vespa matic menembus Tanah Merah, Papua




"Ke mana kita dibawa oleh nasib, ke mana kita dibuang oleh yang berkuasa,
tiap-tiap bidang tanah dalam Indonesia ini, itulah juga Tanah Air kita.
Di atas segala lapangan tanah air aku hidup, aku gembira.
Dan di mana kakiku menginjak bumi Indonesia,
di sanalah tumbuh bibit cita-cita yang tersimpan dalam dadaku" (Bung Hatta)




Spoiler for sekeping sejarah di tapal batas:


Salam Semangat,

Terima kasih atas kesehatan dan kesempatan yang telah di berikan oleh Tuhan Yang Maha Pengasih sehingga jelajah ini sampai juga di tanah Papua, terima kasih kepada sahabat-sahabat militer sepanjang jalur Merauke – Waropko, terima kasih kepada Wakapolres Boven Digoel beserta sahabat-sahabat kepolisian, terima kasih chenny atas keramahannya, terima kasih kepada Regional Leader Kaskus Papua, Terima kasih kepada mimin dan momod. Terima kasih sabahat-sahabat kaskuser Sub Regional Merauke dan masyarakat sepanjang lintasan.

Spoiler for peta:


Boven Digoel, adalah sebuah kabupaten hasil pemekaran baru di tanah papua, pemekaran dari Kabupaten Merauke (tapal batas paling timur Negara Kesatuan Republik Indonesia) bersamaan dengan mekarnya Kab. Mappi dan Kab. Asmat di tahun 2011. Boven Digoel ber-ibukota Tanah Merah yang jarak daratnya sekitar 450km dari Kota Merauke. Banyak cara menjangkau kabupaten baru yang menyimpan sekeping sejarah kelam negri ini, Boven Digoel dapat di tempuh dari udara, air melalui Sungai Digoel maupun dari darat.

Boven Digoel berbatas utara dengan Oksibil di Pegunungan Bintang, Selatan dengan Distrik Muting dan Okaba, Barat dengan Distrik Edera, Obaa, Timur dengan Negara PNG (Papua Nugini). Boven Digoel dalam bahasa Belanda artinya Digul Atas, dulu adalah tempat yang sangat terasing yang hanya dapat di tempuh melalui pelayaran kapal di Sungai Digul. Sekitar kurang lebih 1.308 orang yang pernah di tawan di Kamp Boven Digoel diantaranya adalah penggagas kemerdekaan NKRI yaitu Mohammad Hatta, dan para pejuang lainnya seperti Sutan Sjahrir, Sayuti Melik, dan lain-lain.

Berbekal rasa kagum terhadap figur sederhana Mohammad Hatta, Sang Proklamator negri dan sekeping info tentang Tanah Merah dari cerita-cerita sahabat maka mulailah penjelajahan sederhana seorang diri menggunakan vespa matic ini menembus indahnya tanah papua menuju Boven Digoel.

Akhirnya pada tanggal 11 Oktober 2015 pukul 06.00 WITA memulai perjalanan ini dari Kota Merauke setelah beberapa hari mempersiapkan fisik dan mental diri sendiri dan vespa, berkendara keluar dari Kota Merauke menuju arah timur lalu meliuk ke arah utara melewati Wassur – Sota – Wamp – Kaliwanggo – Erambu – Barki – Marinda – Makadii – Kweel – Eligobel – Bupul – Simpati – Muting – Bio – Kampung Naga – Camp 19/Perkebunan Sawit – Tanah Merah.

memasuki taman nasional wasur, sekitar pukul 06.15 wit dan di sambut dengan sinar matahari pagi yang semangat

Spoiler for wasur:


menuju 80 km pertama untuk sarapan dan menikmati kopi hitam tambah gula sekaligus mengisi bahan bakar di SPBU terakhir. tersisa -+370km di depan dan do'a terakhir kepada semesta, "temani aku semesta".

Spoiler for wilayah sota:


cekrek di wilayah wamp, kondisi box masih utuh dan tegar, jirigen bensin cadangan 5 liter masih terpasang dengan kuat

Spoiler for wamp:


cekrek lagi untuk menandai lokasi pos pengamanan perbatasan 1 di lintasan, ternyata box sudah miring kebelakang dan jirigen bensin lenyap, akhirnya putar balik kke arah sota tetapi nihil, entah lenyap kemana padahal belum ada satupun kendaraan yang lewat. ya sudahlah, ikhlaskan saja. balik menuju wamp untuk mencari lokasi tepat membenarkan posisi box.

Spoiler for wamp:


akhirnya secara bersama-sama di pamtas wamp, sahabat militer membantu untuk meluruskan secara manual besi penyanggah yang sebenarnya adalah besi kuat dan di desain hanya satu2nya di negri ini dan di buat oleh ahlinya. proses meluruskannya membuat para sahabat militer hampir menyerah, berbagai cara di lakukan akhirnya kembali lagi ke posisi normal, bahkan sekarang malah bengkok keatas, hahaha. terima kasih abang-abang militer, semoga semesta membalas budi baik abang-abang kelak.

Spoiler for pamtas wamp:


lanjut...

Spoiler for batas taman nasional wasur:


Kondisi jalan pada saat itu sudah lumayan bagus di banding beberapa tahun silam (info dari berbagai sumber masyarakat di lintasan), di bantu dengan panas terik matahari track-track darurat menjadi kering dan dapat terlintasi perlahan-lahan.

Jarak 450km sebenarnya untuk para penjelajah adalah jarak yang singkat, namun kondisi ratusan kilometer tanpa ada pemukiman penduduk atau warung2 singgah apalagi mini market, jangankan ATM, pedagang bensin eceran pun jarang membuat segala hal memang butuh strategi.

Ada beberapa titik aman untuk mengisi perut, menenangkan psikologis sekaligus mengisi BBM, seperti di Simpati dan Muting (Merauke – Muting -+ 240km), bahkan di Muting telah tersedia penginapan sederhana yang menyatu dengan tempat makan, di sediakan kamar2 singgah sementara khusus buat yang tidak kuat melanjutkan perjalanan. Dan sepertinya memang Kampung Muting 4 menjadi terminal persinggahan mobil2 travel jarak jauh dan penjelajah. Harga penginapan saat itu (2015) Rp. 50rb/hari.

Spoiler for muting 4:


dapat bonus makan, kopi, dan bensin 5 liter, oh indahnya. terima kasih masyarakat muting, terima kasih, tetaplah rukun dan damai.

Lepas Desa Muting kembali akan menghadapi wilayah sepi (-+ 200km menuju Tanah Merah), jarang berjumpa pelintas-pelintas lain, sesekali saja mobil2 travel tangguh/truck menyapa dalam hitungan detik dan kembali di temani debu tebal. Terus memompa semangat dalam hati untuk jangan menyerah, jika jatuh, ayo bangun dan terus berjalan, jika kesepian silahkan ngobrol dengan tumbuhan sekitarnya.

lanjut...
wilayah bio adalah wilayah hutan tetapi sinyalnya kencang badai, bukan sembarang hutan sih, belok kanan dan masih jauh kabarnya ada pabrik.

Spoiler for wilayah bio:


Pertama kali menjelajah sendiri Tanah Merah maka akan membuatmu merengek dalam hati, Kadang bertanya-tanya, kapan sampainya perjalanan ini, salah jalankah? Info dari desa2 sebelumnya yang sudah jauh terlewati sangatlah penting karena tidak ada lagi tempat kita bertanya.

hati-hati di wilayah perkebunan sawit/asiki/camp 19. hati-hati apa ya? hati-hati hilang atau hati-hati menetap...

Spoiler for camp 19:


laaannnnjuuuttttt...gaasspollllll

wit sawit tunjukkan lah aku jalan yang lurus menuju tanah merah, hiks, kenapa tra sampe2 ini kakaaaaaa

Spoiler for jembatan:


Dan itulah penjelajahan, mengisyaratkan sebuah pengalaman. Akhirnya sampai juga di Tanah Merah. Setelah bertanya-tanya letak Kamp Pengasingan Boven Digoel sambil menikmati Kota Tanah Merah maka perjalanan berlanjut menuju lokasi tujuan. Letak Kamp Pengasingan Boven Digoel bersebelahan dengan Polres Boven Digoel, Untuk mengakses kamp silahkan meminta ijin di Polres setempat.

yyyeeaaayyyyy

Spoiler for polres boven digoel:


sempat berdiskusi panjang lebar dengan Wakapolres saat itu (2015) tentang banyak hal, budaya, sejarah, adat dan tidak lupa tentang pendidikan anak negri di wilayah sekitarnya. dan saaahhh!!!

Spoiler for sah!!!:


lanjut kamp pengasingan/penjara boven digoel yang letaknya bersebelahan dengan polres.

Bagaimana menjangkau nya saat memasuki Kota Tanah Merah? jika memasuki Kotanya lurus saja mengikuti jalan hingga dapat pertigaan (Patokan SD) lalu berbeloklah ke kiri, dan dapat pertigaan kedua (Patokan Gereja) berbeloklah ke kanan dan tidak jauh lagi kita akan berjumpa Monumen Moh. Hatta. Dan perjuangan perjalanan panjang pun mendetikkan kata akhirnya sampai jugaaaa…

Spoiler for monumen bung hatta:


Dan inilah sekeping-keping penampakan Kamp Pengasingan Boven Digoel yang sekarang telah menjadi Obyek Wisata di bawah naungan Dinas Pariwisata.

Spoiler for penjara boven digoel:


Mencoba menjelajah kembali ke masa silam, berdiam diri berjam-jam, hanya meninggalkan gelisah karena rasa hati ikut sesak menerawang ke masa lalu. mereka para kaum nasional dan mereka yang mendapat gelar dengan sebutan komunis berupaya melawan alam yang menjadi penguasa, di tengah hutan belantara, sungai penuh dengan buaya dan rawa sebagai sarang nyamuk malaria. satu per satu melemah, sebagian bertahan sebisanya dengan aktifitas masing-masing. satu per satu gugur karena penyakit, pelarian dan kekerasaan suku asli papua yang di adu domba oleh belanda. para nasionalis masih berjuang melawan ketidak adilan dengan perjuangan sepi, menulis bait-bait perlawanan, menderita untuk berjuang merdeka dengan cara mereka sendiri, berjuang untuk tanah air yang mereka cintai, Indonesia.

Kamp ini begitu sesak dengan ribuan tahanan. Memasuki area kamp akan terlihat beberapa bangunan terpisah, ada yang sedang dalam pengecatan ulang ada juga yang belum, sekitar 6 bangunan yang di pisahkan pagar kawat. Selanjutnya biarkan foto2 sederhana berikut ini yang menjelaskan.

Spoiler for kembali ke masa silam:


xxxxxxx

sekarang, negri ini di penuhi oleh para belatung yang enggan menderita,
berharap kenyamanan tiada henti,
masa bodoh dengan jiwa raga yang membangun negri indah ini.

Ya begitulah sekeping sejarah kelam di tanah yang jauh,
me-reka ulang dalam fantasi hanya mampu menimbulkan kesedihan lalu berdo’a,
terima kasih para pejuang negri,
tenanglah di alam sana,

kami memang tidak lagi mengalami penderitaan ini tetapi kami akan tetap berjuang demi nama baik negri ini.
kami akan tetap melawan segala bentuk penindasan oleh bapak-bapak negri sendiri walaupun itu perlawanan yang sepi.

...

Istirahat sejenak di Tanah Merah, berjalan hingga Waropko dan kemudian memulai perjalanan pulang ke kota merauke tanpa harus mengingat-ngingat kembali betapa jauhnya perjalanan itu, menikmati sepanjang perjalanan akan lebih menyejukan hati dan tentunya dengan persiapan bekal yang juga lebih baik.


perjalanan kembali ke merauke :

Spoiler for menuju merauke:



INGATLAH SEJARAH NEGRI UNTUK MENJADI PEMBELAJARAN DIRI,
MENGEMBALIKAN IDENTITAS SEBAGAI BANGSA KUAT,
MENJELAJAHLAAH...



Kesimpulan :

- Belum ada peta wisata tentang penjara ini.
- Belum ada penjelasan tentang sejarah singkat sebagai latar belakang bangunan ini.
- Belum ada penjelasan tentang nama dan fungsi tiap bangunan.
- Belum ada penjelasan lokasi dimana Mohammad Hatta dkk pada saat itu di tahan.
- Area sekitar patung Mohammad Hatta terlihat kurang di perhatikan/di rawat.
- Tidak ada petunjuk khusus di kota menuju lokasi situs sejarah ini.
- Tidak adanya tour guide yang menjelaskan tentang penjara ini, sehingga kita bebas meng-akses secara random bangunan-bangunan di dalamnya.


Spoiler for sebuah do'a:



:terimakasih :terimakasih :terimakasih :terimakasih
Diubah oleh reptilexxx 20-12-2020 01:27
0
35.1K
93
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan