Jakarta,-

Kesultanan Kutaringin Pangkalan Bun Kalimantan Tengah menjadi tuan rumah Festival Keraton Nusantara yang ke-10 pada Oktober 2016 mendatang bertepatan dengan hari jadi Kabupaten Kotawaringin Barat pada 3 Oktober setiap tahunnya.

Festival yang dimulai oleh seminar tentang Kerajaan Kutaringin itu, bahkan akan menjadi perhatian dunia, lantaran bakal dihadiri 155 Keraton seNusantata, Kerajaan dari semenanjung Malaysia, Brunei Darussalam, Kerajaan Belanda, 2500 peserta serta ratusan wisatawan mancanegara menggunakan perahu yacht, demikian dijelaskan Menteri Luar Kesultanan Kutaringin Pangkalan Bun, Pangeran Muasdjidinsjah, Istana Inderasari Keraton Lawang Kuning Bukit Indera Kencana.

“Festival diadakan setiap dua tahun sekali ini merupakan agenda rutin yang dilakukan guna mempererat tali persaudaraan, terutama bagi keluarga besar kerajaan. Selain itu FKN sebagai wadah berkumpulnya raja-raja dari seluruh dunia untuk saling bertukar informasi satu sama lain,” jelas Pangeran Muasdjidinsjah yang merupakan saudara kembar dari Pangeran Arsjadinsjah yang juga Menteri Dalam dari Kesultanan Kutaringin Pangkalan Bun. Sedangkan Bupati Kotawaringin Barat UjangI Iskandar bertindak selaku Ketua Panitia.

(Gus/mdtj ; foto ist
sumur

Kesultanan Kutaringin Pangkalan Bun, Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) akan menjadi tuan rumah dalam Festival Keraton Nusantara (FKN) ke-10. Gelaran akbar bagi kerajaan-kerajaan seluruh Nusantara itu mulai pada 10 Oktober 2016.

Kabid Promosi Wisata dan Perfilman Dinas Budaya dan Pariwisata (Disbudpar) Pemkab Kobar, Kartono mengatakan, penyelenggaraan festival tersebut bertempat di Istana Kuning Pangkalan Bun dan dihadiri oleh seluruh kerajaan dan kesultanan di nusantara.

"Jadi daerah-daerah yang memiliki kerajaan dan kesultanan nantinya akan turut hadir semua," kata Kartono. saat dihubungi melalui ponselnya. Minggu (21/2/2016).

Ia menjelaskan, tujuan dari penyelenggaraan festival tersebut adalah untuk menjalin silahturahmi antar keluarga kerajaan dan yang paling penting yaitu memperkenalkan budaya kita yang ada di Indonesia.

"Yang jelas, kita ingin mengenalkan budaya kepada anak-anak, bahwasanya inilah kebudayaan kita warisan nenek moyang, sebagai jati diri yang harus dijaga dan dilestarikan," ujarnya.

Dia berharap dengan adanya festival tersebut dapat membantu meningkatkan perekonomian daerah dan masyarakat. Nantinya dalam festival tersebut banyak tamu-tamu yang hadir, otomatis hotel-hotel akan terisi dan masyarakat yang berdagang seperti panganan dan kerajinan lokal juga akan mendapat keuntungan dari penjualan.

"Sekalian kita promosi kekayaan budaya lokal Kabupaten Kobar kepada nasional bahkan internasional," jelasnya.

Ia mengaku untuk persiapan pelaksanaan festival itu, pihaknya sudah berupaya maksimal agar dapat terselenggara dengan baik dan lancar. Sebagai tuan rumah, apalagi festival ini perdana diselenggarakan di Kalteng, khususnya di Kobar.

"Kita sudah berupaya secara maksimal untuk keberhasilan festival ini. Dan belum lama ini, kami hadir dalam rapat koordinasi dengan sekretaris jendaral (Sekjen) forum komunikasi dan informasi keraton nusantara (FKIKN)," imbuhnya.

Sebelumnya, Pangeran Muasdjidnsjah menuturkan, festival yang diadakan dua tahun sekali itu merupakan agenda rutin yang dilakukan guna mempererat tali persaudaraan, terutama bagi keluarga besar kerajaan. Terkait pendanaan, saat ini masih menjadi pembahasan pihak Kesultanan Kutaringin, Pemkab Kobar dan FKIKN. (CR-1/m)
sumur

Festival 2015