Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mewacanakan mengubah proyek enam ruas jalan layang yang semula untuk tol menjadi jalan arteri. Sebab, ruas jalan arteri di Ibu kota masih minim.
"Jadi Jakarta tidak mengarah ke pembuatan jalan tol lagi. Yang mau kita bangun itu jalan arteri layang kalau bisa," kata Gubernur DKI Jakarta Basuki `Ahok` Tjahaja Purnama di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Selasa (16/2/2016).
Ahok mengatakan, pembangunan dan pembebasan lahan tol dilakukan oleh pemerintah pusat. Namun, pemerintah pusat lebih banyak mengkucurkan dana pembangunan ke daerah.
"Jalan arteri kita kurang. Kita saja yang kerjakan (6 jalan layang). Nanti kita cari bagaimana formatnya. Karena bisa saja kita kasih kontraktor bangun kita tinggal beli," kata Ahok.
Ahok mengaku telah mengirim surat kepada menteri terkait. Namun, hingga kini perubahan proyek senilai Rp42 triliun tersebut belum mendapat reaksi. "Tapi saat sama Presiden mereka setuju," ujarnya.
Proyek ini akan dibangun pada 2016 dan ditargetkan selesai 2022. Pembangunan proyek sepanjang 69,77 km itu dibagi empat tahap, yakni, Semanan-Sunter dan Sunter-Pulogebang.
Tahap kedua, Duri Pulo-Kampung Melayu dan Kemayoran-Kampung Melayu. Kemudian tahap ketiga ialah Koridor Ulujami-Tanah Abang, Pasar Minggu-Casablanca.