- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Terminal Pulo Gebang Siap Beroperasi pada Juli 2016
TS
everesthome
Terminal Pulo Gebang Siap Beroperasi pada Juli 2016
Quote:
Terminal Pulo Gebang Siap Beroperasi pada Juli 2016
DKI Isyaratkan Penuhi Syarat
16 Februari 2016
JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengisyaratkan bakal memenuhi syarat pengoperasian gerbang tol di dekat Terminal Pulo Gebang, Jakarta Timur, ke pengelola Tol Lingkar Luar Jakarta. Harapannya, terminal bisa dioperasikan sebelum Juli 2016.
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama di Balai Kota Jakarta, Senin (15/2), menilai sejumlah syarat pembukaan gerbang tol tidak relevan diterapkan untuk terminal yang merupakan sarana publik. Meski demikian, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bakal mengusahakan memenuhi syarat-syarat itu agar terminal bisa segera beroperasi.
Tol Lingkar Luar Jakarta yang berdekatan dengan Terminal Pulogebang dioperasikan PT Jalantol Lingkarluar Jakarta (JLJ). PT JLJ merupakan anak perusahaan PT Jasa Marga (Persero). Tol ini beroperasi secara bertahap sejak 1995 dan terhubung utuh antara Rorotan (Cakung) dan Ulujami sejak 2007.
"Pengelola (jalan tol) minta Pemprov DKI membangun gerbangnya, menyiapkan perangkatnya, juga menyerahkan uang jaminan operasional Rp 4 miliar. Padahal, ini, kan, untuk terminal, untuk kepentingan masyarakat. Apalagi keluar masuk gerbang tol, kan, uangnya masuk ke operator tol," ujarnya.
Menurut Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Andri Yansyah, selain uang jaminan itu, butuh dana sekitar Rp 4 miliar untuk membangun perangkat elektronik gerbang tol. Sebelumnya, Dinas Bina Marga DKI Jakarta membangun akses jalan dan fisik gerbang tol.
Atas sejumlah syarat itu, Basuki menginstruksikan instansinya untuk mengevaluasi pemberian keringanan pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) ke pengelola tol. "Selama ini Pemprov DKI memberikan keringanan sampai 50 persen PBB operator tol yang nilainya sampai seratusan juta rupiah," katanya.
Kepala Badan Pengatur jalan Tol Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Herry Trisaputra Zuna mengatakan, gerbang tol di Pulo Gebang merupakan akses baru yang tidak ada di dalam perencanaan sebelumnya. "Prosedurnya, pemohon atau yang mengusulkan bertanggung jawab membangun hingga siap beroperasi. Membangun tidak hanya fisiknya, tetapi juga sistemnya," kata Herry.
Menurut Herry, jika kendaraan yang melewati gerbang tol tersebut masih sedikit atau tidak menutup biaya operasional, pihak pengusul juga mesti membantu menyubsidi. Oleh karena itu, pihaknya menyarankan agar gerbang Tol Pulo Gebang tersebut tidak melayani pembayaran tunai, tetapi secara elektronik. Tujuannya untuk mengurangi biaya operasional.
Layani mudik
Saat meninjau Terminal Pulo Gebang dan Gerbang Tol Pulo Gebang, kemarin, Sekretaris Daerah DKI Jakarta Saefullah mengatakan, dalam dua setengah bulan ke depan, Terminal Pulo Gebang harus sudah dibuka dan dioperasikan. Kekurangan infrastruktur hanya tinggal sedikit dan dapat dipenuhi selama persiapan pembukaan terminal berlangsung. Demikian pula untuk gerbang tol juga tengah dikoordinasikan Dishub DKI Jakarta dengan PT Jasa Marga.
"Infrastruktur di dalam terminal sudah 100 persen, tinggal akses luar tol untuk masuk ke terminal yang masih dalam pembangunan," kata Saefullah.
Dalam kunjungan itu, Saefullah turut didampingi Kepala Dinas Perhubungan DKI Andri Yansyah, Kepala Dinas Bina Marga DKI Yusmada Faizal, Kepala Terminal Terpadu Pulo Gebang Nurhayati Sinaga, dan Wali Kota Jakarta Timur Bambang Musyawardana.
Sejak berdiri pada 2012, Terminal Pulo Gebang belum dapat dioperasikan dengan sempurna karena terganjal pengadaan lahan dan pembangunan akses tol yang lambat. Selama empat tahun terakhir, terminal itu hanya dijadikan terminal cadangan untuk keberangkatan sejumlah bus antarkota antarprovinsi (AKAP) selama arus mudik berlangsung.
Sesuai rancangan, Terminal Pulo Gebang terintegrasi ke jalan tol untuk mengurangi potensi tumbuhnya terminal bayangan, seperti dijumpai di sekitar Terminal Kampung Rambutan. Hingga kini, di sekitar Terminal Kampung Rambutan, bus-bus AKAP masih dengan leluasa menaikkan dan menurunkan penumpang di pinggir jalan.
Namun, kini, sebanyak empat loket tiket tol telah berdiri dan siap dioperasikan di Gerbang Tol Pulo Gebang. Gerbang tol hanya akan melayani bus-bus AKAP yang berangkat dari Terminal Pulo Gebang menuju Tol JORR.
Adapun infrastruktur yang masih kurang terdapat pada akses bus AKAP dari Tol JORR menuju Terminal Pulo Gebang yang hingga kini masih belum rampung. Kepala Dinas Bina Marga DKI Jakarta Yusmada Faizal mengatakan sanggup menyelesaikan akses jalan bus dari tol ke dalam terminal dalam waktu dua setengah bulan ini.
Menurut Saefullah, target utama dioperasikannya Terminal Pulo Gebang adalah untuk melayani arus mudik Lebaran pada Juli. Seluruh bus AKAP yang selama ini berangkat di Terminal Pulogadung akan pindah ke Terminal Pulo Gebang. Ia mengingatkan agar hal-hal kecil yang menjadi kelengkapan terminal juga diperhatikan, seperti petugas pemberi pengumuman. Demikian pula rambu-rambu di dalam terminal juga harus segera dilengkapi untuk memudahkan para penumpang ataupun awak bus selama bermanuver di dalam terminal.
"Angkutan kota dan transjakarta yang memiliki rute ke Pulo Gebang juga akan didorong masuk ke Terminal Pulo Gebang," kata Andri Yansyah.
(MDN/NAD/MKN)
Kompas
DKI Isyaratkan Penuhi Syarat
16 Februari 2016
JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengisyaratkan bakal memenuhi syarat pengoperasian gerbang tol di dekat Terminal Pulo Gebang, Jakarta Timur, ke pengelola Tol Lingkar Luar Jakarta. Harapannya, terminal bisa dioperasikan sebelum Juli 2016.
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama di Balai Kota Jakarta, Senin (15/2), menilai sejumlah syarat pembukaan gerbang tol tidak relevan diterapkan untuk terminal yang merupakan sarana publik. Meski demikian, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bakal mengusahakan memenuhi syarat-syarat itu agar terminal bisa segera beroperasi.
Tol Lingkar Luar Jakarta yang berdekatan dengan Terminal Pulogebang dioperasikan PT Jalantol Lingkarluar Jakarta (JLJ). PT JLJ merupakan anak perusahaan PT Jasa Marga (Persero). Tol ini beroperasi secara bertahap sejak 1995 dan terhubung utuh antara Rorotan (Cakung) dan Ulujami sejak 2007.
"Pengelola (jalan tol) minta Pemprov DKI membangun gerbangnya, menyiapkan perangkatnya, juga menyerahkan uang jaminan operasional Rp 4 miliar. Padahal, ini, kan, untuk terminal, untuk kepentingan masyarakat. Apalagi keluar masuk gerbang tol, kan, uangnya masuk ke operator tol," ujarnya.
Menurut Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Andri Yansyah, selain uang jaminan itu, butuh dana sekitar Rp 4 miliar untuk membangun perangkat elektronik gerbang tol. Sebelumnya, Dinas Bina Marga DKI Jakarta membangun akses jalan dan fisik gerbang tol.
Atas sejumlah syarat itu, Basuki menginstruksikan instansinya untuk mengevaluasi pemberian keringanan pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) ke pengelola tol. "Selama ini Pemprov DKI memberikan keringanan sampai 50 persen PBB operator tol yang nilainya sampai seratusan juta rupiah," katanya.
Kepala Badan Pengatur jalan Tol Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Herry Trisaputra Zuna mengatakan, gerbang tol di Pulo Gebang merupakan akses baru yang tidak ada di dalam perencanaan sebelumnya. "Prosedurnya, pemohon atau yang mengusulkan bertanggung jawab membangun hingga siap beroperasi. Membangun tidak hanya fisiknya, tetapi juga sistemnya," kata Herry.
Menurut Herry, jika kendaraan yang melewati gerbang tol tersebut masih sedikit atau tidak menutup biaya operasional, pihak pengusul juga mesti membantu menyubsidi. Oleh karena itu, pihaknya menyarankan agar gerbang Tol Pulo Gebang tersebut tidak melayani pembayaran tunai, tetapi secara elektronik. Tujuannya untuk mengurangi biaya operasional.
Layani mudik
Saat meninjau Terminal Pulo Gebang dan Gerbang Tol Pulo Gebang, kemarin, Sekretaris Daerah DKI Jakarta Saefullah mengatakan, dalam dua setengah bulan ke depan, Terminal Pulo Gebang harus sudah dibuka dan dioperasikan. Kekurangan infrastruktur hanya tinggal sedikit dan dapat dipenuhi selama persiapan pembukaan terminal berlangsung. Demikian pula untuk gerbang tol juga tengah dikoordinasikan Dishub DKI Jakarta dengan PT Jasa Marga.
"Infrastruktur di dalam terminal sudah 100 persen, tinggal akses luar tol untuk masuk ke terminal yang masih dalam pembangunan," kata Saefullah.
Dalam kunjungan itu, Saefullah turut didampingi Kepala Dinas Perhubungan DKI Andri Yansyah, Kepala Dinas Bina Marga DKI Yusmada Faizal, Kepala Terminal Terpadu Pulo Gebang Nurhayati Sinaga, dan Wali Kota Jakarta Timur Bambang Musyawardana.
Sejak berdiri pada 2012, Terminal Pulo Gebang belum dapat dioperasikan dengan sempurna karena terganjal pengadaan lahan dan pembangunan akses tol yang lambat. Selama empat tahun terakhir, terminal itu hanya dijadikan terminal cadangan untuk keberangkatan sejumlah bus antarkota antarprovinsi (AKAP) selama arus mudik berlangsung.
Sesuai rancangan, Terminal Pulo Gebang terintegrasi ke jalan tol untuk mengurangi potensi tumbuhnya terminal bayangan, seperti dijumpai di sekitar Terminal Kampung Rambutan. Hingga kini, di sekitar Terminal Kampung Rambutan, bus-bus AKAP masih dengan leluasa menaikkan dan menurunkan penumpang di pinggir jalan.
Namun, kini, sebanyak empat loket tiket tol telah berdiri dan siap dioperasikan di Gerbang Tol Pulo Gebang. Gerbang tol hanya akan melayani bus-bus AKAP yang berangkat dari Terminal Pulo Gebang menuju Tol JORR.
Adapun infrastruktur yang masih kurang terdapat pada akses bus AKAP dari Tol JORR menuju Terminal Pulo Gebang yang hingga kini masih belum rampung. Kepala Dinas Bina Marga DKI Jakarta Yusmada Faizal mengatakan sanggup menyelesaikan akses jalan bus dari tol ke dalam terminal dalam waktu dua setengah bulan ini.
Menurut Saefullah, target utama dioperasikannya Terminal Pulo Gebang adalah untuk melayani arus mudik Lebaran pada Juli. Seluruh bus AKAP yang selama ini berangkat di Terminal Pulogadung akan pindah ke Terminal Pulo Gebang. Ia mengingatkan agar hal-hal kecil yang menjadi kelengkapan terminal juga diperhatikan, seperti petugas pemberi pengumuman. Demikian pula rambu-rambu di dalam terminal juga harus segera dilengkapi untuk memudahkan para penumpang ataupun awak bus selama bermanuver di dalam terminal.
"Angkutan kota dan transjakarta yang memiliki rute ke Pulo Gebang juga akan didorong masuk ke Terminal Pulo Gebang," kata Andri Yansyah.
(MDN/NAD/MKN)
Kompas
Mudah-mudahan bisa segera ngurangin kemacetan di sekitar Terminal Pulogadung.
Diubah oleh everesthome 16-02-2016 09:48
0
1.4K
Kutip
3
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan