Tenangkan hati, bacalah secara teliti article ini belum tentu benar. Mari kita diskusikan bersama-sama. Kritik tentang Mahasiswa dan dunianya. Check this out!
Seni menghadapi kehidupan dengan keindahan langsung saja
Spoiler for cekibrot:
sengaja ku membasahi diri dengan semua kesenduan, aku tak peduli orang mau berkata apa. Yang jelas aku ini ya aku, sang maha lah yang lebih paham. Aku berjuang, aku berusaha ini karena sudah takdir juga. Cita-cita ingin jadi superman, biarlah namanya juga cita-cita. Toh nanti kalau tidak jadi superman ya kembarannya, kalau tidak lagi ya jadi saudaranya, kalau tidak ya jadi ironman kalau tidak lagi ya jadi habibi lah ya. Paling parahnya menjadi makhluk yang sudah pernah merasakan apa yang dinamakan berusaha dan berjuang.
Cinta ya memang aku punya cinta, tapi aku tidak mau mengumbarnya. Untuk apa? untuk eksis dalam era globalisasi? untuk tren untuk hits? makanan apa itu. Yang aku tau cinta itu dipelihara, bukan diumbar apalagi dibuat mainan. Sekali itu ya itu, buat apa gonta ganti? bukan baju kali. Yang membuat aku kasihan itu ketika anak kecil yang sudah bablas dalam berteknologi melihatnya. Nah menjadi sesuatu dah itu.
Namanya juga anak-anak. Ketika melihat sesuatu kurang bisa memfilternya, melihat cinta orang diumbar-umbar. Pertama menanggapi baik, mungkin trending, mungkin bisa jadi hits, mungkin bisa jadi bahan omongan, mungkin meningkatkan follower dan lain lain. Orang dewasa mengumbar percintaan mereka melalu media sosial kok nggak ada yang merasakan ada kesalahan? saya kasihan kepada anak-anak.
Anak-anak terlatih untuk seperti ini karena siapa? karena orang tua yang kurang kontrol? Atau karena lingkungan? Keduanya. Orang tua tidak luput dari masalah ini, bagaiaman mungkin orang tua yang hanya fanatik dengan pekerjaannya. Mengurusi masalahnya sendiri saja tidak selesai selesai apalagi mau mengurusi anaknya? lingkungan tontonan yang semakin marak menjadi tuntunan.
Nah karena di sini ialah dunia maya, lebih tepatnya media sosial. Berpikirlah kalian untuk mengunggah foto mesra kalian. Di sini berbagai macam orang dari tingkatan anak anak sampai usia lanjut, dari yang jahat sampai baik. Bisa jadi ini menjadi tontonan anak kecil dan menjadi tuntunannya, nah di sini ujung cerita dosa akan bermula. Tidak peduli dengan orang lain? Nah kalau yang melihat itu adik perempuan kamu? Tersirat bukan bagaimana ketidak ikhlasan kalian akan ini. Miris bukan, ingat ketika orang lain adalah diri anda, ketika semua orang dianggap menjadi anggota keluarga anda haruskah anda perduli? Jangan tanyakan lagi
Sejenak lagu penghantar kesenduan ini menenangkan ~berhenti berharap.
Salam sayang dari hatiku kepada kalian yang sedang berjuang dan raga yang bukan untuk diam