ini.beritaAvatar border
TS
ini.berita
Mimpi "Perluasan Wilayah" Erdogan


Wilayah "Hatay" Turki di utara "Latakia" dan di sekitar pantai Mediterania adalah jalan termudah untuk mentransfer senjata untuk teroris di Idlib. Secara historis provinsi ini telah menjadi bagian integral dari Suriah. Peta dari tahun 1764 menunjukkan bahwa provinsi ini adalah bagian dari Suriah, kemudian Idlib berganti nama menjadi "Alexandrata".

Dalam pengaturan politik setelah Perang Dunia I "Alexandrata" berada di bawah kekuasaan Perancis. Atatürk mengklaim bahwa Hatay selalu menjadi bagian dari Turki (Menekankan bahwa mayoritas penduduk Alexandrata adalah orang Turki, meskipun orang Arab 46-39 lebih banyak dari mereka menurut Perjanjian Prancis tahun 1936). Tetapi sebagai hasil dari kegiatan Atatürk, Perancis juga sepakat untuk merujuk kasus ke masyarakat internasional dan PBB, serta meninggalkan hal tersebut pada referendum 1939. Sebagai hasil dari referendum dan penipuan Atatürk Hatay bergabung dengan tanah Turki pada tahun 1939, dan Suriah tidak pernah menyetujui hal itu.

Di sisi lain, klaim Turki tentang Mosul bergantung pada populasi yang berbahasa Turki di kota ini dan gencatan senjata "Mouders", di mana semua pihak yang terlibat dalam Perang Dunia I diundang untuk gencatan senjata sementara provinsi Mosul berada di bawah kendali Ottoman. Tapi setelah tiga hari pasukan British menempati provinsi Mosul atas perjanjian Mouders, Inggris berusaha untuk merujuk masalah ini ke arena internasional dan mengelolanya dengan bantuan negara-negara besar. Komisi investigasi yang ditunjuk PBB mengumumkan sesuai dengan standar hukum bahwa Irak harus tetap menjaga Mosul dan sumber daya minyaknya.

Turki menerima keputusan ini enggan dengan menandatangani kontak perbatasan dengan Irak pada tahun 1926, Irak menerima untuk membayar sepuluh persen dari keuntungan minyak dari kota ini ke Turki selama dua puluh lima tahun. Dalam catatannya Atatürk telah mendaftarkan Mosul dalam batas-batas konvensional nasional Turki dan menyatakannya sebagai bagian dari negaranya.

“Merebut kembali Mosul” selalu menjadi slogan nasionalis Turki.

Setelah kesepakatan itu, usaha dalam menarik Mosul kedalam wilayah Turki aktif selama 60 tahun. Selama perang Iran-Irak, ketika Saddam Hussein telah kehilangan kontrol efektif atas Irak utara, masalah ini kembali dinaikkan. Setelah Mei 1983 Saddam Hussein diizinkan berperang dengan anggota Partai Irak Kurdistan (PKK) untuk tentara Turki sebanyak empat kali, saat itu media Turki juga berbicara tentang klaim Turki atas provinsi Mosul. Antara 20 Maret dan 2 Mei 1995 melalui "Operasi Baja", sekitar 35.000 tentara Turki melakukan invasi militer untuk membersihkan anggota PKK di Irak utara.

Ketika pasukan Turki meninggalkan wilayah Irak, Presiden Turki saat itu, Suleyman demirel membuat pernyataan dramatis pada koran Istanbul, mengatakan "Tidak ada perbatasan antara Mosul dan Turki karena Mosul ada dalam batas-batas Kekaisaran Ottoman. Mosul merupakan bagian dari Turki".

Mengacu pada peta perbatasan Turki-Irak, pada pertemuan dengan wartawan Demirel mengatakan “Batas yang ada diantara kedua negara di ketinggian salah. Memang peta perbatasan ini menunjukkan daerah minyak dan dimana zona minyak berakhir. Ahli geologi telah melacak perbatasan tersebut untuk mencabut minyak Turki. wilayah Turki tidak seperti ini dan itu harus diperbaiki”.

Turki telah memperluas pengaruhnya di Mosul melalui ISIS dan mengejar pelaksanaan klaim nasionalis pada kota untuk mengakses minyak Irak. Turki meninggalkan Mosul dan Kirkuk menuju Iraq selama kontrak Lausanne, namun kemudian Turki mengadopsi kebijakan khusus dan kembali menganeksasi provinsi Hatay Suriah ke wilayahnya meskipun seharusnya itu sepenuhnya diserahkan kepada Suriah.

Dengan pendekatan yang ketat ini dalam kebijakan luar negerinya, seperti di Suriah Turki mengejar sikap operasional di Irak. Mereka bermaksud memotong pemerintah pusat Irak dan menipu otoritas Kurdistan Irak dan menciptakan sebuah pangkalan militer dekat Mosul dengan dalih pelatihan bagi para Kurdi, hal ini dimulai dengan sekitar 50 petugas dan terus bertambah hari demi hari.

Dengan membantu para ekstrimis teroris Turki telah meningkatkan ketidakstabilan di Irak dan Suriah dan benar-benar ingin menaklukan wilayah hingga tercapai tujuannya, yang mampu memberikan mereka akses ke wilayah Suriah dan Irak yang kaya akan minyak.

sumber
0
1.5K
6
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan