kumbangjantiAvatar border
TS
kumbangjanti
Selingkuh Terang-terangan ala Manchester City
Spoiler for 1:

Manchester City sudah sejak lama mengidamkan Pep Guardiola. Akan tetapi, karena jalan untuk mendapatkan Guardiola tidak mudah, City pun rela menunggu empat tahun.

City sudah mendekati Guardiola sejak pelatih asal Spanyol itu meninggalkan Barcelona pada 2012. Namun, Guardiola tak langsung mengiyakan tawaran City. Dia merasa pindah ke Inggris bukanlah langkah yang tepat dalam kariernya sebagai pelatih pada saat itu. Dia pun lebih memilih bergabung dengan Bayern Munich dan bertualang di Bundesliga selama tiga tahun.

Oleh karena itu, demi mengisi kekosongan kursi manajer, City mencari seseorang yang bisa menerapkan sepakbola indah, seseorang yang kalem di dalam dan luar lapangan, bukan seseorang yang banyak terlibat konflik seperti Roberto Mancini. Dan menurut City, orang yang memenuhi kriteria itu adalah Manuel Pellegrini, yang punya reputasi bagus di Spanyol.

Jadilah Pellegrini semacam caretaker yang menjaga kursi manajer City tetap hangat saat Guardiola menikmati petualangannya di Jerman. City memilih Pellegrini, tapi hati mereka tetap untuk Guardiola. Pellegrini mengetahui hal ini dan dia juga sudah diberi tahu kalau suatu hari nanti Guardiola bersedia datang ke City, dia harus siap-siap untuk minggir.

Tetap Memesona sebagai Pilihan Kedua

Seiring berjalannya waktu, Pellegrini membuktikan kalau dirinya tidak jelek-jelek amat sebagai sebuah pilihan kedua. Pria asal Chile itu sangat dihormati di ruang ganti dan berhasil mengendalikan ego bintang-bintang mahal milik City. Nyaris tak pernah terdengar konflik antara Pellegrini dan para pemainnya, apalagi adu fisik seperti yang pernah terjadi antara Roberto Mancini dan Mario Balotelli.

Musim pertama Pellegrini di City berjalan brilian. Sebagai seorang pendatang baru, keberhasilan Pellegrini mempersembahkan gelar Premier League dan Piala Liga Inggris tentunya pantas diapresiasi setinggi-tingginya.

Musim kedua memang sebuah penurunan. Penurunan yang ditandai merosotnya performa hampir semua pemain pilar The Citizens, kecuali Sergio Aguero yang jadi top skorer. City melalui satu musim penuh tanpa satu pun gelar di tangan. Akan tetapi, finis kedua di Premier League tidak terlalu buruk, bukan? Paling tidak, City masih finis di atas tim tetangga.

Di arena kompetisi antarklub Eropa, Pellegrini berhasil mengantarkan City lolos dari fase grup, sesuatu yang tak bisa dilakukan oleh Mancini. Tapi, City benar-benar apes. Apes seapes-apesnya. Saat berusaha melangkah lebih jauh, mereka dipertemukan dengan monster bernama Barcelona di babak 16 besar dalam dua musim berturut-turut. Sehebat-hebatnya City, mereka belum siap untuk meladeni Barca yang memang berada di level yang berbeda.

Banyak yang menganggap Pellegrini cuma beruntung karena diwarisi fondasi tim yang sudah kokoh oleh Mancini. Anggapan itu tidak salah karena faktanya pemain-pemain pilar saat City juara pada musim 2011/2012 (di era Mancini) dan musim 2013/2014 (era Pellegrini) nyaris sama. Pellegrini memang tetap mengandalkan pemain-pemain yang direkrut oleh Mancini, seperti Aguero, Yaya Toure, dan David Silva.

Akan tetapi, pekerjaan Pellegrini tetap patut dihargai. Dia memenuhi janjinya saat pertama kali diperkenalkan sebagai manajer City, yaitu memeragakan sepakbola atraktif yang menghibur para suporter. Di bawah arahan Pellegrini, City menjadi tim yang selalu tampil ofensif dan salah satu tim paling produktif di Inggris. Pada musim 2013/2014 lalu, City mencetak total 156 gol di seluruh kompetisi, yang menjadi sebuah rekor klub. Dari 156 gol itu, 102 di antaranya tercipta di Premier League dan menjadi jumlah gol terbanyak City dalam satu musim Premier League.

Selain itu, Pellegrini juga harus diapresiasi karena beberapa rekrutannya sekarang menjadi pilar-pilar baru. Fernandinho, yang awalnya dipandang sebelah mata dan harganya dinilai kemahalan, ternyata menjelma jadi salah satu gelandang City dengan penampilan paling konsisten. Kevin De Bruyne yang baru didatangkan pada musim panas lalu juga langsung nyetel dan memberi kontribusi besar. Jangan lupa juga, Pellegrini adalah orang yang mempromosikan Kelechi Iheanacho, yang digadang-gadang sebagai striker masa depan City, ke tim utama.

***

Setelah menunggu cukup lama, City mendapatkan kesempatan lagi untuk mendapatkan Guardiola saat Guardiola memutuskan untuk tak memperpanjang kontraknya dengan Bayern dan ingin mencari tantangan baru. City pun bergerak cepat. Singkat kata, Guardiola menganggukkan kepala dan siap bekerja di Etihad Stadium mulai musim depan.

Chairman City, Khaldoon Al Mubarak, mengajak Pellegrini untuk makan malam bersama tak lama setelah City mengalahkan Everton di semifinal Piala Liga Inggris. Dalam kesempatan tersebut, Al Mubarak mengabarkan bahwa Guardiola sudah setuju untuk bergabung dengan City. Pellegrini pun sepakat untuk meninggalkan klub pada akhir musim ini kendati kontraknya baru habis pada tahun depan.

Pellegrini menunjukkan sikap yang luar biasa setelah City resmi mengumumkan Guardiola sebagai pelatih mereka musim depan. Dia mengaku sudah lama tahu kalau City mendekati Guardiola. Dia sama sekali tak terlihat marah meski klubnya secara terang-terangan "berselingkuh" dengan pelatih lain. Dia tetap fokus pada pekerjaannya di sisa musim, di mana City masih berpeluang meraih quadruple.

Spoiler for 2:


Bagi Pellegrini, apa yang terjadi dengannya saat ini bak sebuah deja vu. Dia pernah merasakan hal serupa pada 2010 lalu saat masih bekerja di Real Madrid. Eks pelatih Villarreal dan Malaga itu sebenarnya mengantarkan Madrid menuntaskan La Liga dengan total 96 poin, yang saat itu merupakan jumlah poin tertinggi yang pernah diraih Madrid dalam semusim (sebelum dipatahkan oleh Madrid-nya Jose Mourinho pada 2011/2012). Namun, Madrid cuma jadi runner-up di bawah Barca-nya Guardiola.

Pellegrini saat itu dipecat Madrid bukan karena dianggap gagal, tapi karena Mourinho yang baru saja membawa Inter Milan meraih treble bersedia hijrah ke Santiago Bernabeu. Jika Mourinho tetap bertahan di Inter, Madrid akan membiarkan Pellegrini meneruskan pekerjaannya.

Semua karena Guardiola

Sekali lagi, Pellegrini harus berpisah dengan City bukan karena dia gagal. Dia menjalankan tugasnya dengan sangat baik. Bahkan, target lima titel dalam lima tahun yang diberikan City kepadanya mungkin saja dia penuhi dalam waktu tiga tahun.

Pellegrini harus pergi karena City tak kuasa menahan pesona Guardiola. Guardiola, orang yang meraih 14 trofi hanya dalam waktu empat tahun di Barca. Guardiola, yang terkenal dengan ide-ide gilanya yang kadang sulit dimengerti oleh orang awam. Guardiola, yang kegeniusannya sudah diakui oleh dunia sepakbola. Guardiola, pelatih terbaik dunia saat ini. Klub mana yang sanggup menolak kesempatan dilatih oleh orang sepertinya?

Spoiler for 3:


Bayangkan Anda punya seorang pacar. Lumayan cantik, penurut, tidak rewel, dan bersikap sangat baik. Akan tetapi, kalau Raisa atau Pevita Pearce -- yang fotonya Anda jadikan wallpaper di ponsel Anda dan akun Instagram-nya selalu Anda kepoin -- mendadak jomblo dan bersedia Anda pacari, apa yang akan Anda lakukan?

Anda yakin akan menolak dan bilang, "Sorry, baby. Aku sudah ada yang punya."?
0
4K
41
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan