Kaskus

News

ts4l4saAvatar border
TS
ts4l4sa
TAIPAN Sawit Terancam Gulung Tikar Gara2 PRANCIS, Rizal Ramli pun Mengamuk!
Rizal Ramli: Prancis Aneh dan Congkak
KAMIS, 04 FEBRUARI 2016 , 04:20:00 WIB

RMOL. Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Sumber Daya Rizal Ramli menentang kebijakan pemerintah Perancis yang memberlakukan pajak progresif untuk semua produk berbahan minyak kelapa sawit.

"Rencana kebijakan itu menunjukkan kecongkakan luar biasa dan sangat tidak beralasan," ujar Rizal melalui siaran pers yang dikirim kepada redaksi beberapa saat lalu, Rabu (3/2).

Kebijakan pajak progresif untuk semua produk berbasis minyak kelapa sawit yang dikeluarkan Perancis, kata Menko Rizal, bisa membuat hubungan diplomatik antara Indonesia dan Perancis meregang.

Kebijakan Perancis, katanya, akan mematikan sumber kehidupan 2 juta petani sawit Indonesia dengan area lahan kurang dari 2 hektar, dan mengancam 16 juta orang Indonesia yang hidup dari kepala sawit.

Bahkan, masih kata dia, RUU yang akan diterapkan Peranci tersebut juga mencantumkan adanya tambahan bea masuk sebesar 3,8 persen untuk minyak kelapa sawit yang digunakan untuk produk makanan dan 4,6 persen untuk minyak inti kelapa sawit atau kernel.

"Sikap sangat tidak bersahabat dari Perancis yang berlebihan itu jelas dan dengan sengaja beritikad mematikan industri sawit Indonesia," kata mantan Menko Perekonomian era Pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid itu.

Untuk diketahui, dalam rancangan amandemen Undang-Undang (RUU) Nomor 367 tentang Keanekaragaman Hayati yang berlaku di Perancis, pajak progresif untuk produksi sawit dimulai pada 2017. Pada tahun tersebut, proyek sawit dikenakan pajak 300 Euro per ton.

Pada 2018 nanti, pajaknya naik menjadi 500 Euro per ton, kemudian naik lagi menjadi 700 Euro per ton pada 2019, lalu menjadi 900 Euro per ton pada 2020.

"Kebijakan ini aneh karena pajak tersebut tidak berlaku pada biji rapa, bunga matahari, dan kedelai atau minyak nabati yang diproduksi di Perancis," tukas Menko Rizal.
http://ekbis.rmol.co/read/2016/02/04...h-Dan-Congkak-


Rizal Ramli: Kebijakan Perancis Bunuh Petani Sawit Indonesia
KAMIS, 04 FEBRUARI 2016 , 02:04:00 WIB

RMOL. Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Sumber Daya Rizal Ramli menentang kebijakan Pemerintah Perancis menerapkan pajak progresif untuk produksi minyak kelapa sawit.

Menurut dia, kebijakan Perancis itu akan mematikan industri sawit Indonesia.

"Itu akan mematikan sumber kehidupan 2 juta petani kecil sawit Indonesia dengan area lahan kurang dari 2 hektar," kata Rizal dalam siaran pers yang diterima redaksi beberapa saat lalu, Rabu (3/2).

Kebijakan Perancis kata mantan Menko Perekonomian era pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid itu, juga mengancam kehidupan 16 juta orang Indonesia yang menggantungkan hidup dari kepala sawit. Saat ini kata dia, nilai ekspor minyak sawit Indonesia mencapai 19 milliar dolar AS.

Tak hanya itu, mantan kepala Bulog itu menegaskan kebijakan Perancis bertentangan dengan Amsterdam Declaration in Support of a Fully Sustainable Palm Oil Supply Chain by 2020. Kebijakan itu juga melanggar ketentuan WTO dan General Agreement on Tariff and Trade (GATT) tahun 1994.

Dalam aturan itu, UU suatu negara tidak boleh diskriminatif terhadap impor produk sejenis. Seperti diketahui, dalam rancangan amandemen Undang-Undang Nomor 367 tentang Keanekaragaman Hayati yang berlaku di Perancis, pajak progresif untuk produksi sawit, termasuk dari Indonesia, akan dimulai pada 2017.

Pada tahun tersebut, proyek sawit dikenakan pajak 300 Euro per ton. Pada 2018 nanti, pajaknya naik menjadi 500 Euro per ton, kemudian naik lagi menjadi 700 Euro per ton pada 2019, lalu menjadi 900 Euro per ton pada 2020.

"Kebijakan itu aneh karena pajak tersebut tidak berlaku pada biji rapa, bunga matahari, dan kedelai atau minyak nabati yang diproduksi di Perancis," demikian kata Menko Rizal.[
http://ekbis.rmol.co/read/2016/02/04...wit-Indonesia-


Siapa Sebenarnya Pemodal dan Pemilik Utama Lahan SAWIT di INDONESIA Tercinta ini?
Quote:


----------------------------------

Kwalitas umumnya Menteri Jokowi yaak kaya begini ... ngomong dulu, mikir belakangan!
Jelas-jelas itu 92% industri hilir sawit dikuasai asing, sementara di hulu dikuasai 29 Taipan ... lhaaaa yang tersisa untuk petani sawit gurem pastilah dibawah 1% saja. Gitu kok dijadikan alasan melawan kebijakan Pemerintah Perancis itu? Terus yang paling banyak menikmati expor sawit itu selama ini, emang siapa? Tanya tuh majalah FORBES. Dasar radio rusak!



emoticon-Turut Berduka
Diubah oleh ts4l4sa 04-02-2016 06:28
0
5.7K
12
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan