10 Keanehan Tangan Robot Milik Tawan Si Iron Man Bali

BALI – Tawan sempat membuat kehebohan karena berhasil membuat tangan robot untuk dirinya. Pria asal Bali itu tak hanya mencengangkan warga Indonesia, tetapi juga publik dunia.
Namun, tangan robot milik pria yang dijuluki Iron Man Bali itu kini mengundang kontroversi. Adalah blogger I Wayan Sutawan yang menaruh curiga terhadap tangan robot Tawan..
Pemilik situs KOPiAPP.com itu tak yakin tangan robot yang dibuat Tawan asli.
Dalam laman yang dikelola Muhammad Akram tersebut ditulis sepuluh argumen untuk memastikan bahwa tangan robot dan sistem sensor yang dibuat Tawan masih perlu dipertanyakan lagi.
Berikut argumentasinya:
1. Persendian lengannya masih bisa dibilang longgar, keliatan waktu dia lagi masang lengannya, tapi lucunya respon ke pergerakan tangannya cepat + pasti (ga salah2 gerak). Ini ga mungkin. Ibarat tarikan motor yang rantainya kendor sama yang pas. Pasti ngertilah maksud saya.
terlihat longgar tapi mampu menggerakkan ring gear secara sempurna , bukannya ini suatu modif pergerakan yang lebih fleksibel yah?
2. Gear nya banyak di luar, bisa dibongkar pasang. Ajaib, gerakannya cepat + leluasa. Yang lebih ajaib lagi, gear nya ga lepas.
terus apa yang aneh jika nyatanya ring gear dapat bergerak sempurna?
justru pergerakan dinamis lengan robot tawan ini harus di apresiasi karena hampir sama fleksibelnya dengan pergerakan baju zirah robot di film edge of tommorow
3. Pergerakan tangannya terlalu biologis. Sedangkan dimana2 yang namanya benda mekanis itu gerakannya masih kaku. Banyak jeda pergerakan walaupun cuma beberapa milidetik. Bahkan asimo yang didevelop langsung oleh orang2 ahli dengan sarana mendukung pun, gerakannya juga masih bener2 terasa kayak robot kan? Nah dia saya lihat di bagian2 akhir video, gerakannya leluasa banget persis tangan asli.
beda konsep robot artificial intelligence ASIMO dengan menggerakkan mekanik dengan perintah sinyal otak yang di olah EEG menjadi sebuah perintah penggerak
4. Sensor otak? HAHAHA bahkan perusahaan2 teknologi besar aja, dengan sarana yang benar2 mendukung untuk riset ke teknologi ini, masih belum mampu. Bahkan untuk teknologi sensor-sensoran kaya gini ini ruang lingkupnya udah nanotech. Ga bakalan bisa dibikin secara DIY. Gak akan pernah bisa… Apalagi pake rongsokan.
wow! bahkan dengan teknologi EEG jangankan gerakkan mekanik , menggerakakkan permainan komputer pun sudah dilakukan riset dan eksperimennya , silahkan lihat video dibawah ini:
5. Dan ngomong masalah sensor, sensor yang udah ada di seluruh smartphone sekarang: accelerometer, masih butuh waktu untuk baca sinyal bhwa hpnya dipake secara landscape (dari sebelumnya: portrait). Padahal ini sensor sederhana, ga pake sinyal2 frekuensi tertentu. Asli sensor untuk baca fenomena alam, masih butuh waktu beberapa mili detik untuk ganti mode ke landscape setelah hapenya diputar. Bahkan teknologi ini pun udah dikembangkan langsung sama ahlinya, sarananya mendukung, duitnya mendukung. Lah ini duit ga ada, sarana ga ada, pengetahuan mendalam tentang ini juga ga ada. Eh udah bisa nangkep “sinyal otak” tanpa lag? Inilah Bukti kalo “Iron Man Indonesia”di Bali adalah HOAX
soal nangkep sinyal tanpa lag? ini mungkin masih jadi rahasia tapi saya berpandangan merubah sinyal menjadi sebuah kode untuk penggerak hardware mekanik nampaknya lebih ringkas alur kerjanya dan tidak perlu melalui proces berliku lewat interface software to software to visualisasi seperti konsep gaming menggunakan EEG non invasif atau disebut juga neurogaming
6. Itu katanya tangannya lumpuh dari lengan atas. Berarti seharusnya gear2 nya udah dimulai dari bahu. Dan disana kayanya hampir ga ada gear persendian sama sekali. Padahal di sana bagian paling vital. Persendian di bahu ke lengan atas itu perputarannya hampir 180 derjat secara 3D (ga cuma 2 arah). Lah, kok dia di bagian sana kosong? Ga keliatan ada susunan gear yang rumit? Padahal lengan atasnya leluasa banget lho itu…
bukannya di video terlihat jelas alat diatas bahunya tawan prinsip kerjanya mirip sistem kerja setang piston yang menggerakkan keseluruhan gerak lengannya
7. Ini bisa dibilang exoskeleton. Tapi ga ada batang besi/logam bener kuat yang menopang lengan atas + lengan bawah dengan kuat yang berfungsi sebagai tulang seperti namanya.
tulang lengan wayankan masih ada jadi buat apa menopang tulang lengan jika yang dibutuhkan penggerak lengan , ok ini saya beri contoh "tulang" exosleton yang memang harus digunakan karena kebutuhannya untuk kaki bukan lengan.
8. Ternyata jarinya juga bisa gerak! Bisa genggam batang logam! Tapi masih ga ditemukan tulang2 mekanis buat diikat ke jari2nya. Malah cuma ada sarung tangan longgar yang ga tau itu dalamnya kayak apa.
untuk poin ini memang harus dibuktikan ada tulang mekaniskah di jari jempol dan jari telunjuk dikarenakan 2 jari itu yang berfungsi untuk mencengkram dan dibungkus tawan oleh sarung
9. Kayaknya ga ada baterai atau semacamnya. Anggap deh “sinyal otak” ini beneran berfungsi, tapi itu cuma buat kontrol, bukan sebagai power supply. Nah itu kok bisa hidup? Bisa gerak? Dispenser yang fungsi nya buat panasin air aja masih harus dicolok ke listrik kan?
tawan sudah jelaskan dia memakai power supply di alat egg yang ada dikepalanya
10. Saya bukannya gak mendukung kreatifitss, saya cuma nggak mau terbawa eforia tapi ternyata semu. Ini beda sama mobil listrik kmrn, yang itu dia emang punya ilmu di bidang itu, karya nya pun sesuai sama siapa dia sebenernya. Tapi ini terlalu banyak kejanggalan. Lagian teknologi kayak gini udah banyak di luar negeri kok. Tapi kalo ga salah sumber sensornya ke saraf, bukan ke otak.
yah boleh kritis tapi usahakan jangan terlalu meremehkan , lebih baik orang model tawan ini diajak diskusi tentang alatnya agar kita bisa tau lebih detail seperti apakah teknologi yang digunakan tawan dan apakah benar benar berkerja dengan baik atau tidak , kita juga jangan lihat tampilan luarnya yang amburadul karena ada penelitian dan eksperimen penggunaan EEG sudah merambah masuk dunia gaming dan juga sebagai penggerak kursi roda
Gimanapun juga, lengan “robot” ini terlalu fantasi untuk jadi realita. Bahkan kalo boleh jujur, JARVIS nya Iron Man terasa jauh lebih masuk akal, karena JARVIS itu basic teknologinya AI, armor ironman pun berfungsi berdasarkan gerakan tangan si Stark, sensor gerakan di setiap kaki sama tangan untuk nambah kekuatan + daya tahan, tapi roket laser, missile dan segalanya itu emang masih jauh dari logika hahaha
sumber berita 10 Keanehan Tangan Robot Milik Tawan Si Iron Man Bali diambil dari :
http://m.jpnn.com/read/2016/01/23/35....php?id=352274
================================================
Quote:
Original Posted By kalsiddon►Dosen Teknik Mesin Universitas Udayana Uji Coba Tangan Robot Tawan
Sabtu, 23 Januari 2016 | 19:50 WIB
DENPASAR, KOMPAS.com - Beberapa akademisi dari Universitas Udayana (Unud), Bali, datang ke kediaman I Wayan Sumardana (31) alias Sutawan/Tawan, pembuat tangan robot sehingga dijuluki "Iron Man dari Bali".
Salah satunya adalah Dr. I Dewa Gede Ary Subagya, dosen Jurusan Teknik Mesin Unud. Ia pun mencoba tangan robot di bengkel las Tawan di Banjar Tauman, Desa Nyuhtebel, Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem, Bali.
”Saya tadi sempat mencoba. Memang ada power pada alat itu, cuma saya belum bisa mengerakkan alat itu,” jelas Gede Ary saat ditemui di kediaman Sutawan, Jumat (22/1/2016).
Ia mengatakan, di alat tersebut ada alat perekam atau penyimpan data. Juga ada beberapa jenis sensor elektronika.
Dari hasil uji coba yang dilakukan, Gede Ary belum bisa memastikan apakah tangan robot rancangan I Wayan Sumardana memang bekerja sesuai klaim yang disampaikan Tawan sebelumnya. (Baca: Ini Cara Kerja Tangan Robot Buatan Tawan)
"Berdasarkan pengamatan saya, lengan robot yang dibuat oleh Sutawan tersebut, jika dilihat dari prinsip kerja robot, hal tersebut masuk akal," ujar I Wayan Widiada, ST, MSc, PhD yang juga dosen Jurusan Teknik Mesin Unud seperti dilaporkan Tribun Bali.
Menurut dia, meskipun desain lengan robot tersebut sangat sederhana karena menggunakan barang-barang bekas, secara struktur sudah memenuhi prinsip kerja robot.
Berdasarkan pengamatannya, ban kepala yang dipakai Tawan mungkin menggunakan komponen EEG yang fungsinya untuk mendeteksi sinyal elektris di otak. Lalu sinyal kemudian diubah menjadi bentuk gelombang yang akan dikirim ke micro controller.
"Ada kok micro controller-nya meski agak tertutup, tapi saya sempat lihat," katanya.
Dari micro controller ini akan dikirim sinyal menuju motor. Kemudian, output yang dihasilkan berupa respon yakni gerakan atau torsi. Ada dua motor penggerak di bagian persendian lengan robot itu.
"Yang perlu diketahui bagaimana sistem programnya, apa yang menjadi setting command-nya," ujarnya.
Ia akan kembali mengunjungi Tawan untuk mempelajari lebih lanjut cara kerja lengan robot tersebut.
Menurutnya, prinsip kerja lengan robot milik Tawan adalah kreasi yang masuk akal, tetapi harus ada pengujian lebih mendalam. Pengujian ini bertujuan untuk menganalisis sistem kerja dan hal lainnya.
"Perlu pengujian di kampus untuk melihat seberapa tingkat error yang dihasilkan alat ini," kata dia.
http://regional.kompas.com/read/2016...an.Robot.Tawan
yang sudah berani sebut hoax sebelum nguji coba sendiri lengan mekanik EEGnya tawan emang otaknya udah kayak pantat ayam
===============================================
Quote:
Original Posted By kalsiddon►news update dulu yuk mastah dan sistah :
Minggu 24 Jan 2016, 14:17 WIB
Lengan Robot Tawan, Kursi Roda 'Otak' dan Misi Kemanusiaan
Jakarta - Teknologi berbasis sinyal otak sedang menjadi buah bibir di Tanah Air. Beberapa anak bangsa membuatnya, dalam kondisi terpaksa atau sengaja. Tujuannya, sama-sama baik.
I Wayan Sumardana alias Tawan menjadi fenomena karena merangkai lengan robot yang dikendalikan sinyal otak. Komponen alat buatan Tawan mulai dari besi penopang, tabung hidrolis, hingga beberapa kabel terlihat bekas. Sumardana merancang, merakit dan menyambung sendiri seluruh item tersebut.
Tak hanya itu, Tawan itu juga menggunakan CPU komputer, dinamo, tuning potensio, sensor ultasonik, sensor infra merah dan sensor jumlah putaran dinamo. Tuning potensio merupakan rangkaian pengolah input dan output mikrokontroler. Tawan memasang satu unit CPU komputer di bagian belakang tubuhnya yang berfungsi sebagai penggerak dari sensor di kepala.
"Lalu ada drone, elektroda dan lainnya. Posisinya ditempel di kepala sebagai penangkap sinyal, alpa, delta, beta dan teta," jelas Tawan yang ditemui detikcom di bengkelnya di Desa Nyuhtebel, Karangasem, Bali, Rabu-Kamis (20-21/1/2016) lalu.
Satu komponen kunci, yakni sensor EEG (Electro Encephalo Graphi) dibelinya online dari Amerika Serikat (AS) senilai Rp 4,7 juta. Ia menjelaskan, alat ini berfungsi melalui sensor otak yang dipasang di kepala yang mengendalikan arah gerak ke tangan kirinya melalui alat yang dipasang di punggung dan tangan kirinya.
Tawan dan lengan robotnya (Putri Akmal/detikcom)
Lagi-lagi dengan tampang polos dan lengan kiri yang lunglai berwarna pucat ia coba menjelaskan sebuah skema penggunaan alat robotik hasil kreasinya. Ia menguraikan jika alat EEG yang terpasang di kepalanya ada power supply. Power supply sebagai penangkap dan pembagi kekuatan.
"Inframerah, sensor ultrasonik, dan sensor jumlah putaran dinamo ini adalah rangkaian penguat power. Ada pula EEG. Semuanya tersambung ke dinamo agar dapat bekerja secara maksimal," jelas Tawan yang oleh media mendapat julukan "Iron Man dari Bali" itu.
Sebagai lulusan SMK, Tawan mengakui bahwa lengan robotnya sangat jauh dari sempurna. Tangan cyborg-nya tersebut masih membutuhkan banyak penyempurnaan. Mulai dari sensor bionik, mikro kontroler, aktuator. Ini untuk menyempurnakan gerak tangan dan jari. Penggunaan Electro Encephalo Graphic (EEG) membuat pria yang biasa dipanggil Tawan ini, membuat mual dan muntah. Ini dikarenakan radiasi dan elektromagnetik EEG yang diletakkan di kepala.
"Makanya saya ingin mengganti EEG ini dengan sensor bionik. Tapi nggak tahu berapa harganya," tambah Tawan.
Selain itu, tambah Tawan, selain menggerakkan tangan, dirinya juga ingin membuat alat yang bisa menggerakkan 5 jari kirinya. Itu juga membutuhkan alat tambahan alat aktuator sekitar 12 unit lagi. Aktuator adalah alat sensor, gear dan dinamo untuk menggerakkan tangan.
"Satu aktuator yang paling bagus Rp3 juta. Kalau butuh 12 tinggal mengalikan. Itu hanya untuk jari," jelas dia.
Kursi Roda Sinyal Otak
Bila Tawan membuat lengan robot karena terpaksa, lain lagi dengan dua mahasiswa Bina Nusantara ini, Jennifer Santoso (21) dan Ivan Halim Parmonangan (21). Mereka mengembangkan kursi roda dengan kendali otak ini untuk proyek skripsinya. Tujuannya, menolong orang lain.
Jennifer Santoso dan Ivan Halim Parmonangan (Foto: Lintang/detikcom)
"Banyak yang tangannya patah, cacat seluruh tubuh, lumpuh dari leher ke bawah. Kami ingin membuat sistem yang menolong orang lain," tutur Jennifer kala ditemui di Binus Kampus Jalan KH Syahdan, Palmerah, Jakarta Barat, Jumat (22/1/2016).
Dari observasi penyandang disabilitas di sekitar mereka, ternyata, banyak disabilitas itu otak dan pikirannya masih sehat. Sehingga, Jennifer dan Ivan mengembangkan kursi roda dengan kendali otak. Penelitian ini sebenarnya melanjutkan dan mengembangkan penelitian kakak kelas mereka.
(Baca juga: Begini Video Cara Kerja Kursi Roda yang Dikendalikan dari Otak)
Maka, komponen-komponen utamanya adalah kursi roda dan alat bernama neuroheadset. Neuroheadset adalah alat yang bisa menangkap gelombang listrik otak dan memperkuatnya dalam skala ribuan kali. Neuroheadset ini terhubung ke aplikasi software yang mereka buat di dalam CPU. Neuroheadset yang mereka pakai bermerek Emotiv Epoc buatan Australia yang dibeli dengan harga Rp1,5 juta.
Ivan memperagakan menjalankan kursi roda memakai neuroheadset dengan sinyal otak (Foto: Lintang/detikcom)
"Aplikasi kami akan mengolah sinyal yang diterima dari neuroheadset, lalu difilter untuk mengambil gelombang alfa dan beta, yang kemudian ditransformasi dengan algoritma Fast Fourier Transformation, yang kemudian jadi input untuk mesin," jelas Jennifer.
Aplikasi yang dibuatnya kemudian akan meneruskan sinyal yang sedang diproses ke Arduino Uno yakni papan mikrokontroler, dan diteruskan ke motor driver yang akan digunakan untuk menggerakkan kedua motor DC, motor listrik yang bekerja menggunakan sumber tegangan DC.
Cara kerja kursi roda ini memakai 2 data, dengan electro encephalo graphi (EEG) alias sinyal otak untuk disabilitas yang lehernya tidak bisa bergerak dan dengan gyroskop untuk menangkap sensor gerak, bagi penderita yang masih bisa menggerakkan leher.
Ivan menjalankan kursi roda dengan sinyal otak (Foto: Lintang/detikcom)
Sedangkan dosen pembimbing skripsi Jennifer dan Ivan, Dr Widodo Budiharto, SSi, MKom menjelaskan bahwa kursi roda yang diteliti bersama anak didiknya ini memiliki beberapa keunggulan, yakni bisa mengoptimalkan hanya 2 saluran dari 14 saluran di neuroheadset yang menangkap sinyal otak dari beberapa bagian otak. Kedua, dari segi kebaruan, maka riset kursi roda berbasis kendali otak ini paling baru.
"Kursi roda ini sudah sangat baik karena sudah sangat cepat dalam pengklasifikasiannya (sinyal otak-red). Karena hanya menggunakan 2 channel dari 14 channel yang digunakan," tutur Widodo ditemui di tempat yang sama.
Namun ke depan, penyempurnaan akan dilakukan untuk memperbaiki beberapa kelemahan. Pertama, akan diperbaiki dari sisi kontroler seefisien mungkin.
"Sistem catu dayanya agar mampu mensuplai tegangan ke kursi roda selama mungkin. Kemudian mengoptimalkan filtering sistem yang ada karena mau tidak mau kita masih berhadapan dengan noise yang muncul dari sistem tubuh manusia yang mengganggu pembacaan sensor EEG tersebut," paparnya.
Misi Kemanusiaan
Tawan yang merangkai lengan robot dari barang-barang bekas ini terpaksa karena tangan kirinya yang lumpuh. Lengan robot itu dia buat untuk meringankan bebannya, untuk lebih mudah melakukan pekerjaannya sebagai tukang las.
Dia merangkai lengan robot itu dengan tujuan sederhana, hanya untuk menolong dirinya sendiri, alih-alih merepotkan apalagi merugikan sesiapapun. Tawan sendiri mengakui sejatinya dia tak ingin memakai alat itu dan ingin sehat. Namun, bila dia memiliki uang, dia lebih memilih menggunakannya untuk kebutuhan anak-anaknya daripada memikirkan kesehatannya sendiri.
Bagi Tawan lengannya bisa berfungsi sedikit untuk membantunya mencari nafkah, itu saja sudah cukup. Maka, dia tak ingin alat rangkaiannya yang ilmunya dipelajari dari internet itu dibesar-besarkan lagi.
Lain lagi dengan mahasiswa Binus, mereka mengembangkan kursi roda dengan sinyal otak dengan tujuan membantu orang lain. Bahkan sudah ada yang meminta dibuatkan kursi roda itu. Namun sayang, belum bisa dipenuhi karena kursi roda ini masih disempurnakan. Harapannya, kursi roda ini bisa diproduksi massal sehingga bisa membantu bagi mereka yang membutuhkan.
Baik Tawan dan dua mahasiswa Binus itu bermaksud baik. Bila Tawan merangkai lengan robot untuk membantu dirinya sendiri dan menghidupi istri dan tiga anaknya, maka dua mahasiswa Binus itu membuatnya untuk membantu orang lain.
Maka, niat mulia dan kehendak berkreasi mereka semua patut diapresiasi tinggi.
http://news.detik.com/berita/3125732...si-kemanusiaan
================================================
Quote:
Original Posted By kalsiddon►
sebagai pemandu wa dalam mengarahkan kritikus kritikus di kaskus agar bisa bijaksana dalam melihat kreasi tawan dan tidak terus ocehin hoax tanpa bukti akurat , maka wa coba share nih video dari daun net kali aja himbauan dia di video bisa lebih buat kaskuser keritikus dimari ademin kekeselannya ataupun rasa eneknya lihat sosok TS yang emang sering dimaki maki karena gaya kritik profesionalnya yang sangat vulgar dan blak blakan dalam berdebat di BP
btw, untuk para silent rider harap kiranya ikut beri komentar yah di thread ini dan juga ikut partisiopasinya dalam ngerate thread ini , wa juga ga butuh di cendolin karena dah tekor banyak nih cendol wa gegara bikin thread ini tapi tolong wa cuma minta ratenya kalau berkenan atas adanya thread ini
================================================
diharapkan mastah dan sistah tinggalkan jejak dengan komentar komentar termantabnya yah
