satumalukuAvatar border
TS
satumaluku
Sinyal Kiblat Ekonomi Maluku Itu Ada di Tenggara
MASA depan wilayah Tenggara Maluku tampaknya akan semakin cerah. Potensi blok minyak dan gas (migas) Masela, telah mengilhami berbagai kebijakan pemerintah pusat untuk mengembangkan wilayah Tenggara Maluku ini.


TNI telah mematangkan dan akan segera merealisasikan sejumlah rencana. Misalnya, pangkalan angkatan laut (Lanal) Saumlaki akan ditingkatkan statusnya agar bisa menampung banyak kapal patroli. Begitu juga dengan rencana pembangunan bandara militer di Pulau Selaru, Maluku Tenggara Barat (MTB).

Tentunya, langkah TNI ini merupakan sinyal yang jelas. Selain kepentingan misi menjaga keamanan pulau-pulau terluar, sudah bisa dipastikan peningkatan kekuatan militer juga dimaksudkan untuk menjaga potensi migas di daerah tersebut. Sudah lazim, bila aset dan potensi negara yang memiliki nilai ekonomis tinggi harus mendapat perlindungan lebih.

Sinyal lain, perusahaan penerbangan Garuda Indonesia juga sudah menyatakan rencana peningkatan layanan ke Saumlaki dengan pesawat-pesawat besar jenis Boeing. Bahkan akan membuka jalur penerbangan dari Papua, Saumlaki dan Darwin Australia.

Anak perusahaan Garuda, Citilink juga sudah memberi sinyal akan membuka rute penerbangan ke Maluku. Tentu tak lama lagi kita akan menyaksikan Bandara Mathilda Batlayeri di Saumlaki akan segera mengalami pelebaran landasan pacu.

Menteri Perindustrian Saleh Husin juga sudah memberi sinyal tegas bahwa pemerintah menginginkan berbagai industri pendukung tumbuh di sekitar kilang Blok Masela, Maluku, yang akan memproduksi Liquid Natural Gas (LNG). Karena itu, LNG jangan langsung diekspor, tapi diproses sampai ke turunannya, supaya nilai tambahnya lebih tinggi dan lebih banyak menyerap tenaga kerja.

Dalam hal ini, Saleh menyampaikan industri pendukung yang dimaksud antara lain industri petrokimia, misalnya industri amonia dan industri pupuk.

Dari sinyal-sinyal itu saja, sudah bisa dibayangkan bagaimana nanti kesibukan ekonomi di kawasan Tenggara Maluku. Apalagi di kawasan ini, tidak hanya ada blok Masela dengan cadangan gas abadi yang memiliki jangka waktu produksi komersil 30 tahun. Tetapi, masih ada juga juga cadangan gas besar di Blok Babar Selaru, Blok Pulau Moa Selatan, dan Blok Roma.

Sebagai perbandingan di Blok Cepu saja, jumlah penerimaan tenaga kerja di lingkup proyek engineering, procurement, and constructions (EPC) 1 Banyuurip Blok Cepu, pada bulan November 2014, sebanyak 11.312 orang. Jumlah tersebut terdiri dari pekerja berkeahlian khusus (skill) dan pekerja kasar (unskill). Apalagi nanti di Blok Masela dan blok-blok migas lainnya di bagian Tenggara Maluku, tentu jumlah tenaga kerja yang akan direkrut lebih banyak lagi.

Itu baru dari sisi tenaga kerja. Belum dari sisi industri yang akan tumbuh sebagai turunan dari kehadiran Blok-blok migas tersebut.

Belum lagi, bila industri pariwisata di Tenggara Maluku ditata dan dikelola secara lebih profesional. Bisa dibayangkan berapa banyak wisatawan lokal manca negara yang akan hilir mudik ke wilayah tersebut.

Tentunya, hal ini diharapkan memberi nilai manfaat yang baik bagi masyarakat di Tenggara Maluku maupun di Maluku sendiri. Karena itu, sudah saatnya, masyarakat Maluku bersama pemerintah daerah mengantisipasi sejak dini pertumbuhan ekonomi di Tenggara Maluku. Jangan sampai orang Maluku menjadi penonton di negeri sendiri.

Penulis: Mario Aldi/warga Maluku di Jakarta
0
744
0
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan