- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Krisis Demokrasi Kampus: Ketua BEM UNJ 2015 Didrop-out
TS
prof.nazroel
Krisis Demokrasi Kampus: Ketua BEM UNJ 2015 Didrop-out
Mana nih suaranya kaskuser, keknya belum banyak yg bahas masalah ini. Ada sih ane liat trit yg udah bahas, cuma penyajiannya itu lho kurang menarik.
Buat agan2 yg suka bikin trit, monggo dibikin lagi yg lebih representatif
[KRISIS DEMOKRASI KAMPUS: KETUA BEM UNJ 2015 DIDROPOUT!]
إِنا لِلهِ وَإِنا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ
Innalillaahi wa innaa ilaihi rajiun
Indonesia berduka atas matinya kebebasan bersuara di negeri ini!
Berawal dari aksi-aksi demonstrasi yang Ia pimpin untuk berusaha mengusut ketidakadilan yang dilakukan oleh pejabat-pejabat publik mulai dari Pemerintah Provinsi hingga Rektor kampusnya sendiri, hari ini tanggal 5 Januari 2016, saudara kita Ronny Setiawan (Ketua BEM UNJ 2015) dikeluarkan (drop out) dari kampusnya Universitas Negeri Jakarta.
Sekuat itukan kekuatan penjahat-penjahat berdasi membungkam suara-suara perubahan?
Sebarkan ke seluruh penjuru Indonesia agar semua tau kalau keadilan sudah semakin sekarat di negeri ini!
Mari tundukan kepala sejenak dan kita berdo'a agar keadilan dapat tegak setegak-tegaknya
Buat yg belum tau ceritanya, cekidot nih..
Ayok kita bantu dukung perjuangan bang Ronny ini dengan:
Atau kalo mau support langsung bisa cek akun pesb*knya
Buat agan2 yg suka bikin trit, monggo dibikin lagi yg lebih representatif
Spoiler for SaveRonny:
[KRISIS DEMOKRASI KAMPUS: KETUA BEM UNJ 2015 DIDROPOUT!]
إِنا لِلهِ وَإِنا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ
Innalillaahi wa innaa ilaihi rajiun
Indonesia berduka atas matinya kebebasan bersuara di negeri ini!
Berawal dari aksi-aksi demonstrasi yang Ia pimpin untuk berusaha mengusut ketidakadilan yang dilakukan oleh pejabat-pejabat publik mulai dari Pemerintah Provinsi hingga Rektor kampusnya sendiri, hari ini tanggal 5 Januari 2016, saudara kita Ronny Setiawan (Ketua BEM UNJ 2015) dikeluarkan (drop out) dari kampusnya Universitas Negeri Jakarta.
Sekuat itukan kekuatan penjahat-penjahat berdasi membungkam suara-suara perubahan?
Sebarkan ke seluruh penjuru Indonesia agar semua tau kalau keadilan sudah semakin sekarat di negeri ini!
Mari tundukan kepala sejenak dan kita berdo'a agar keadilan dapat tegak setegak-tegaknya
Spoiler for Pertamax:
Ketua BEM UNJ resmi di Drop-out dari Universitas Negeri Jakarta. Kecam Rektor UNJ!
Sejarah selalu melahirkan pemenang dan pecundang, kawan, bung Ronny kau tetap menjadi pemenang. Karena rentetan perjuangan mu kau habiskan untuk melawan para pecundang.
Berikut pernyataan Ketua BEM UNJ di grup whatsapp Jurusan Kimia. Ronny Setiawan, Ketua BEM UNJ resmi di Drop-out dari kampus Universitas Negeri Jakarta. Pernyataan Resmi akan disebar nanti malam oleh pihak BEM UNJ. #SaveRonny
sumber: OA MORNING UNJ!
Sejarah selalu melahirkan pemenang dan pecundang, kawan, bung Ronny kau tetap menjadi pemenang. Karena rentetan perjuangan mu kau habiskan untuk melawan para pecundang.
Berikut pernyataan Ketua BEM UNJ di grup whatsapp Jurusan Kimia. Ronny Setiawan, Ketua BEM UNJ resmi di Drop-out dari kampus Universitas Negeri Jakarta. Pernyataan Resmi akan disebar nanti malam oleh pihak BEM UNJ. #SaveRonny
sumber: OA MORNING UNJ!
Spoiler for Keduax:
Dari: Anis Alfiyatus
Bismillah,
mohon izin masuk diskusi abang2. Ini sedikit yg ana ketahui saat ini sedang terjadi.
akh Ronny (Ketua BEMUNJ) hari ini (5/1/16) fix di DO, suratnya ditandatangani langsung oleh Rektor UNJ.
secara hukum, akh Ronny dijerat UU ITE & Pencemaran Nama Baik oleh Rektor UNJ, krn dengan bukti status2 FB-nya & Press Release BEMUNJ.
Selain isu Sarana Kuliah FMIPA (secara hukum milik KeMenRisTekDIKTI) yang akan berujung pada Penyelewengan APBD DKI berkaitan Wisma Atlet & Asian Games (yg melibatkan Rektor UNJ dengan Gubernur DKI saat ini),
Rektor UNJ panik kalau kasus2 lainnya terbuka ke Publik, sehingga mengeluarkan kebijakan di luar nalar seorang akademisi.
Kasus2nya antara lain :
~ Pemaksaan Sentralisasi Dana UNJ ke Rektorat, dari Fakultas2, Jurusan2, Prodi2 se-UNJ, & Labschool, yg sebelumnya dikelola secara otonomi.
~ Pembungkaman dosen/birokrat UNJ yg vokal&kritis ke Rektorat.
~ Dana2 Kegiatan Kemahasiswaan banyak yg dihapuskan.
~ Terburu2nya proses perubahan BEMJ ke BEMProdi.
~ Dipotongnya dana KKN ke Daerah, yg sebelum dibiayai full oleh UNJ. Padahal pihak UNJ mewajibkan KKN ke Daerah. Sehingga mahasiswa harus patungan untuk KKN.
~ Biaya Kuliah mahasiswa yang seharusnya ada keringanan untuk golongan mahasiswa yg kurang mampu , namun mulai tahun ini tidak ada keringanan biaya, sehingga besarnya biaya kuliah golongan mahasiswa yg kurang mampu sama dengan golongan mahasiswa menengah ke atas
~ & masih banyak lagi...
kesemua Kasus2 di atas bermuara ke masalah Anggaran Dana.
Ketika bukti kezaliman Rektor sudah terkumpul dengan baik oleh BEM se-UNJ , & saat mahasiswa bergerak melaksanakan aksi besar2n menuntut Rektor. Lalu Rektor mengancam men-DO akh Ronny (Ketua BEMUNJ) & akh Firdaus (Komandan GreenForce).
Tadi pagi (5/1/16), fix , surat DO akh Ronny dikeluarkan oleh Rektorat,
surat DO akh Firdaus sedang diproses.
Ana bersaksi akh Ronny salah satu kader terbaik dakwah kampus UNJ saat ini.
Ana bersaksi Adik2 BEM se-UNJ sudah totalitas berjuang dalam menegakkan kebenaran & melawan kezaliman.
--------------------
Catatan: postingan ini merupakan repost dari akun official Bangun! Indonesia
Semoga bermanfaat.
Bismillah,
mohon izin masuk diskusi abang2. Ini sedikit yg ana ketahui saat ini sedang terjadi.
akh Ronny (Ketua BEMUNJ) hari ini (5/1/16) fix di DO, suratnya ditandatangani langsung oleh Rektor UNJ.
secara hukum, akh Ronny dijerat UU ITE & Pencemaran Nama Baik oleh Rektor UNJ, krn dengan bukti status2 FB-nya & Press Release BEMUNJ.
Selain isu Sarana Kuliah FMIPA (secara hukum milik KeMenRisTekDIKTI) yang akan berujung pada Penyelewengan APBD DKI berkaitan Wisma Atlet & Asian Games (yg melibatkan Rektor UNJ dengan Gubernur DKI saat ini),
Rektor UNJ panik kalau kasus2 lainnya terbuka ke Publik, sehingga mengeluarkan kebijakan di luar nalar seorang akademisi.
Kasus2nya antara lain :
~ Pemaksaan Sentralisasi Dana UNJ ke Rektorat, dari Fakultas2, Jurusan2, Prodi2 se-UNJ, & Labschool, yg sebelumnya dikelola secara otonomi.
~ Pembungkaman dosen/birokrat UNJ yg vokal&kritis ke Rektorat.
~ Dana2 Kegiatan Kemahasiswaan banyak yg dihapuskan.
~ Terburu2nya proses perubahan BEMJ ke BEMProdi.
~ Dipotongnya dana KKN ke Daerah, yg sebelum dibiayai full oleh UNJ. Padahal pihak UNJ mewajibkan KKN ke Daerah. Sehingga mahasiswa harus patungan untuk KKN.
~ Biaya Kuliah mahasiswa yang seharusnya ada keringanan untuk golongan mahasiswa yg kurang mampu , namun mulai tahun ini tidak ada keringanan biaya, sehingga besarnya biaya kuliah golongan mahasiswa yg kurang mampu sama dengan golongan mahasiswa menengah ke atas
~ & masih banyak lagi...
kesemua Kasus2 di atas bermuara ke masalah Anggaran Dana.
Ketika bukti kezaliman Rektor sudah terkumpul dengan baik oleh BEM se-UNJ , & saat mahasiswa bergerak melaksanakan aksi besar2n menuntut Rektor. Lalu Rektor mengancam men-DO akh Ronny (Ketua BEMUNJ) & akh Firdaus (Komandan GreenForce).
Tadi pagi (5/1/16), fix , surat DO akh Ronny dikeluarkan oleh Rektorat,
surat DO akh Firdaus sedang diproses.
Ana bersaksi akh Ronny salah satu kader terbaik dakwah kampus UNJ saat ini.
Ana bersaksi Adik2 BEM se-UNJ sudah totalitas berjuang dalam menegakkan kebenaran & melawan kezaliman.
--------------------
Catatan: postingan ini merupakan repost dari akun official Bangun! Indonesia
Semoga bermanfaat.
Buat yg belum tau ceritanya, cekidot nih..
Spoiler for Kronologi:
Berikut kronologisnya:
Rabu, 23 Desember 2015, Mahasiswa FMIPA UNJ melakukan demonstrasi di kampus A UNJ. Inti tuntutan demonstrasi ketika itu adalah penolakan mahasiswa FMIPA UNJ atas rencana Rektorat UNJ yang akan memindahkan FMIPA dari kampus B ke kampus A UNJ. Mereka menolak kepindahan itu. Alasannya sederhana, fasilitas penunjang akademik dan organisasi di kampus A belum siap dan tidak memadai.
Rentang waktu antara tanggal 24 sampai 28 desember, muncul begitu banyak tulisan baik yang anonim maupun yang jelas penulisnya. Salah satunya adalah tulisan anonim yang berjudul “Almanak Kepemimpinan Rektor Djaali”, yang begitu vokal dalam mengkritik rektor UNJ. Informasi yang beredar begitu cepat tersebar kepada publik UNJ. Terlebih ditambah dengan postingan-postingan yang beredar di berbagai media sosial, seperti misal broadcast yang mendapat selebaran surat disposisi rektor UNJ terhadap salah satu mahasiswa di FIP yang mengajukan permohonan penurunan UKT. Permohonan itu ditolak oleh rektor UNJ, lalu disampaikan melalui disposisi rektor UNJ yang tertuliskan “UKT sudah hasil verifikasi FIP. Kalau tidak sanggup, bisa cuti atau menarik diri”. Opini yang beredar semakin menyebar di UNJ. Terlebih, permasalahan di UNJ yang memang sudah begitu banyak ketidakjelasannya, seperti: carut-marut dan tidak amannya perparkiran UNJ, simpang siurnya informasi mengenai pelaksanaan KKN dan beredar info dari salah satu fakultas bahwa KKN tidak didanai kampus selain uang kelompok yang besarannya 1 juta rupiah, pemutusan beasiswa PPA/BBM, perubahan BEM Jurusan ke BEM Prodi yang terkesan dipaksakan, kepindahan FMIPA UNJ, permasalahan dalam transparansi UKT dan tidak adanya alur yang jelas soal mekanisme penurunan UKT, dan menagih janji rektorat UNJ untuk mengadvokasi korban pelecehan seksual yang dilakukan oleh oknum dosen FIS UNJ.
Minggu, 27 Desember 2015, untuk meredam atas tidak fokusnya release dan tulisan yang beredar di media. Selaku komandan Green Force UNJ (tim aksi universitas), pukul 15.30 di BEM UNJ, saya (Ahmad Firdaus) berinisiatif mengumpulkan tim aksi fakultas se-UNJ dan mitra strategis BEM UNJ. Tujuannya adalah untuk berdiskusi, dan merumuskan beberapa isu strategis yang perlu dikawal ke depan. Setidaknya ada 7 fokus isu yang kala itu dibahas, seperti: Parkiran, UKT, KKN/KKL, FMIPA, Beasiswa, BEM Prodi, dan kasus pelecehan seksual oleh oknum dosen FIS. Pertemuan kala itu menyepakati bahwa ke depannya perlu diadakan diskusi lebih dalam perihal masalah-masalah itu dengan melibatkan berbagai elemen mahasiswa.
Senin, 28 Desember 2015, pukul 08.00 WIB, undangan FGD (Focus group Discussion) yang disebar atas nama Aliansi Tim Aksi se-UNJ dan Underbow BEM UNJ, yang berjudul “UNJ GAWAT DARURAT!” tersebar. Kami tujukan undangan itu untuk berdiskusi terfokus. Rencana FGD itu dilakukan pada selasa, 29 Desember 2015, di Pelataran IKK FT UNJ. Dari tulisan itu, kami mengundang berbagai elemen mahasiswa, seperti: Majelis Tinggi Mahasiswa UNJ, Ketua & Wakil Ketua BEM UNJ, Ketua & Wakil Ketua BEM UNJ Terpilih, Ketua BEM Fakultas se-UNJ, Ketua BEM Fakultas Terpilih se-UNJ, Ketua BEM Jurusan se-UNJ, Ketua BEM Jurusan Terpilih se-UNJ, Departemen Dalam Negeri BEM UNJ, Departemen Advokasi BEM se-UNJ, Departemen Sosial & Politik BEM se-UNJ, organisasi mahasiswa ekstra-kampus (HMI, KAMMI, GP, PMII, dll), LPM Didaktika & Gerakan #Adili Andri, serta seluruh mahasiswa UNJ.
Dan responnya, undangan tersebut mendapat respon luar biasa. Seluruh undangan tersebut mengkonfirmasi hadir. Tetapi, ada upaya penggembosan terhadap rencana FGD kami. Malam harinya, antara pukul 21.00-23.00, kami mendapat kabar secara serempak, seluruh ketua Lembaga OPMAWA (BEMF & BEMJ) di semua fakultas di UNJ mendapat undangan mendadak dari Dekanat Fakultas & jajarannya masing-masing untuk bertemu dengan mereka di pagi harinya, pukul 08.00. Tanpa diberitahukan ingin membicarakan apa. Kebetulan kah? Tidak. Terlalu sederhana jika itu kebetulan, tanpa ada “The Godfather” yang memberikan instruksi. Biasanya, menemui untuk minta tanda tangan proposal saja minta ampun susahnya, ada gerangan apakah hingga punya waktu khusus untuk berdialog dengan mahasiswa?
Padahal, niat kami pada sore itu hanyalah ingin berdiskusi, ingin berkumpul. Membicarakan permasalahan kampus. Berdialog penuh solusi. Tanpa ada sedikitpun niat untuk anarkis, berdemonstrasi apalagi akan membakar gedung rektorat. Kami tidak sepicik itu berpikir.
Selasa, 29 Desember 2015, pukul 08.00-12.00 WIB, pertemuan dengan dekanat dan jajarannya dilangsungkan. Kami diajak bertemu dengan dekanat fakultas masing-masing. Dan sudah bisa ditebak, ucapan semua dekan di tiap fakultas seragam. Surat undangan FGD tersebut dibacakan di hadapan yang hadir. Undangan FGD kami diartikan sebagai rencana demonstrasi. Inti dari pertemuan itu adalah: agar kami membatalkan FGD yang dilakukan sore harinya, dan di fakultas lain, meminta agar yang diundang untuk tidak memenuhi undangan yang dibuat Green Force & Tim Aksi se-UNJ. Kami menolak. Melalui tulisan berjudul “UNJ MASIH GAWAT DARURAT”, kami tegaskan bahwa FGD tetap akan terlaksana, apapun alasannya. Kami juga sempat menolak usulan dari dekanat FIS untuk menggunakan ruangan tertutup dalam pertemuan itu.
Selasa, 29 Desember 2015, pukul 15.00 WIB, “Focus Group Discussion: Mengurai Benang Kusut Kampus Pendidikan” dilaksanakan. Seperti dugaan. Diskusi kala itu membludak. Tercatat lebih dari 350 mahasiswa UNJ menghadiri forum itu. Semua yang hadir merasakan keresahan bersama. Disana mereka menyampaikan aspirasinya. Diskusi kala itu dibuat dengan beberapa kelompok-kelompok kecil sesuai fokus isu. Setidaknya ada 7 forum diskusi kecil: Parkiran, UKT, KKN/KKL, Perpindahan FMIPA, Beasiswa, BEM Prodi, dan kasus pelecehan seksual oleh oknum dosen FIS. Masing-masing isu itu ditunjuk koordinator masing-masing isu untuk memimpin diskusi kecil itu. Di akhir diskusi, setelah masing-masing koordinator menyampaikan sementara kajian, forum kala itu sepakat untuk membentuk gerakan kritis-solutif dalam ALIANSI MAHASISWA UNJ BERSATU.
Rabu, 30 Desember 2015, melalui perantara BEM UNJ, kami atas nama Aliansi Mahasiswa UNJ Bersatu mengajukan surat permohonan audiensi kepada rektorat UNJ. Tujuannya adalah untuk meminta penjelasan dan klarifikasi atas kebenaran isu yang beredar di kalangan mahasiswa UNJ. Sekaligus meminta penjelasan terkait beberapa isu dalam kampus. Selagi mematangkan kajian, kami memberikan tenggat waktu hingga tanggal 5 Januari 2016 bagi rektorat UNJ untuk memenuhi undangan tersebut.
Singkat cerita, rentang waktu antara tanggal 31 Desember 2015 – 03 Januari 2016 kami masih menunggu itikad baik dari rektorat UNJ untuk memenuhi undangan diskusi dengan mahasiswa. Kami masih merespon positif bahwa rektorat UNJ akan bersedia untuk bertemu dengan mahasiswanya. Namun, pada hari senin, 4 Januari 2016, Ronny Setiawan (Ketua BEM UNJ) mendapat surat pemanggilan orangtua. Surat itu meminta kesediaan orangtua Ronny Setiawan untuk memenuhi panggilan Rektor UNJ pada selasa, 5 Januari 2016, pukul 09.00 WIB.
Hari ini, 5 Januari 2016, secara resmi, melalui surat bernomor 01/SP/2016 tentang Pemberhentian Sebagai Mahasiswa Universitas Negeri Jakarta, Rektor UNJ melakukan Drop Out terhadap Ronny Setiawan. Alasannya, Ronny dinilai telah melakukan tindak kejahatan berbasis Teknologi dan Penghasutan yang dapat mengganggu ketentraman dan Ronny dinilai telah menyampaikan surat kepada Rektor UNJ yang bernada ancaman (surat audiensi-red).
Menanggapi kekisruhan yang terjadi di UNJ, berikut adalah sikap kami:
1. Menyayangkan sikap Rektor UNJ yang telah bertindak sewenang-wenang membungkam dan mencoreng wajah demokrasi kampus.
2. Kami, Aliansi Mahasiswa UNJ Bersatu, menuntut Rektor UNJ untuk mencabut surat bernomor 01/SP/2016 tentang Pemberhentian Sebagai Mahasiswa Universitas Negeri Jakarta.
3. Kami menyerukan kepada seluruh mahasiswa UNJ dan seluruh civitas akademika UNJ untuk tidak berdiam diri terhadap tindakan sewenang-wenang ini.
4. Kami menuntut Rektorat UNJ untuk bertindak kooperatif dengan Aliansi Mahasiswa UNJ Bersatu dalam menyelesaikan kekisruhan yang terjadi di UNJ.
5. Kami akan terus bergerak untuk tetap mengawal isu dalam kampus UNJ dan tidak akan pernah mundur dalam mengatakan kebenaran.
Tertanda,
Ahmad Firdaus
Koordinator Aliansi Mahasiswa UNJ Bersatu
#SaveUNJ
#UNJMenggugat
#MahasiswaUNJBersatu
Rabu, 23 Desember 2015, Mahasiswa FMIPA UNJ melakukan demonstrasi di kampus A UNJ. Inti tuntutan demonstrasi ketika itu adalah penolakan mahasiswa FMIPA UNJ atas rencana Rektorat UNJ yang akan memindahkan FMIPA dari kampus B ke kampus A UNJ. Mereka menolak kepindahan itu. Alasannya sederhana, fasilitas penunjang akademik dan organisasi di kampus A belum siap dan tidak memadai.
Rentang waktu antara tanggal 24 sampai 28 desember, muncul begitu banyak tulisan baik yang anonim maupun yang jelas penulisnya. Salah satunya adalah tulisan anonim yang berjudul “Almanak Kepemimpinan Rektor Djaali”, yang begitu vokal dalam mengkritik rektor UNJ. Informasi yang beredar begitu cepat tersebar kepada publik UNJ. Terlebih ditambah dengan postingan-postingan yang beredar di berbagai media sosial, seperti misal broadcast yang mendapat selebaran surat disposisi rektor UNJ terhadap salah satu mahasiswa di FIP yang mengajukan permohonan penurunan UKT. Permohonan itu ditolak oleh rektor UNJ, lalu disampaikan melalui disposisi rektor UNJ yang tertuliskan “UKT sudah hasil verifikasi FIP. Kalau tidak sanggup, bisa cuti atau menarik diri”. Opini yang beredar semakin menyebar di UNJ. Terlebih, permasalahan di UNJ yang memang sudah begitu banyak ketidakjelasannya, seperti: carut-marut dan tidak amannya perparkiran UNJ, simpang siurnya informasi mengenai pelaksanaan KKN dan beredar info dari salah satu fakultas bahwa KKN tidak didanai kampus selain uang kelompok yang besarannya 1 juta rupiah, pemutusan beasiswa PPA/BBM, perubahan BEM Jurusan ke BEM Prodi yang terkesan dipaksakan, kepindahan FMIPA UNJ, permasalahan dalam transparansi UKT dan tidak adanya alur yang jelas soal mekanisme penurunan UKT, dan menagih janji rektorat UNJ untuk mengadvokasi korban pelecehan seksual yang dilakukan oleh oknum dosen FIS UNJ.
Minggu, 27 Desember 2015, untuk meredam atas tidak fokusnya release dan tulisan yang beredar di media. Selaku komandan Green Force UNJ (tim aksi universitas), pukul 15.30 di BEM UNJ, saya (Ahmad Firdaus) berinisiatif mengumpulkan tim aksi fakultas se-UNJ dan mitra strategis BEM UNJ. Tujuannya adalah untuk berdiskusi, dan merumuskan beberapa isu strategis yang perlu dikawal ke depan. Setidaknya ada 7 fokus isu yang kala itu dibahas, seperti: Parkiran, UKT, KKN/KKL, FMIPA, Beasiswa, BEM Prodi, dan kasus pelecehan seksual oleh oknum dosen FIS. Pertemuan kala itu menyepakati bahwa ke depannya perlu diadakan diskusi lebih dalam perihal masalah-masalah itu dengan melibatkan berbagai elemen mahasiswa.
Senin, 28 Desember 2015, pukul 08.00 WIB, undangan FGD (Focus group Discussion) yang disebar atas nama Aliansi Tim Aksi se-UNJ dan Underbow BEM UNJ, yang berjudul “UNJ GAWAT DARURAT!” tersebar. Kami tujukan undangan itu untuk berdiskusi terfokus. Rencana FGD itu dilakukan pada selasa, 29 Desember 2015, di Pelataran IKK FT UNJ. Dari tulisan itu, kami mengundang berbagai elemen mahasiswa, seperti: Majelis Tinggi Mahasiswa UNJ, Ketua & Wakil Ketua BEM UNJ, Ketua & Wakil Ketua BEM UNJ Terpilih, Ketua BEM Fakultas se-UNJ, Ketua BEM Fakultas Terpilih se-UNJ, Ketua BEM Jurusan se-UNJ, Ketua BEM Jurusan Terpilih se-UNJ, Departemen Dalam Negeri BEM UNJ, Departemen Advokasi BEM se-UNJ, Departemen Sosial & Politik BEM se-UNJ, organisasi mahasiswa ekstra-kampus (HMI, KAMMI, GP, PMII, dll), LPM Didaktika & Gerakan #Adili Andri, serta seluruh mahasiswa UNJ.
Dan responnya, undangan tersebut mendapat respon luar biasa. Seluruh undangan tersebut mengkonfirmasi hadir. Tetapi, ada upaya penggembosan terhadap rencana FGD kami. Malam harinya, antara pukul 21.00-23.00, kami mendapat kabar secara serempak, seluruh ketua Lembaga OPMAWA (BEMF & BEMJ) di semua fakultas di UNJ mendapat undangan mendadak dari Dekanat Fakultas & jajarannya masing-masing untuk bertemu dengan mereka di pagi harinya, pukul 08.00. Tanpa diberitahukan ingin membicarakan apa. Kebetulan kah? Tidak. Terlalu sederhana jika itu kebetulan, tanpa ada “The Godfather” yang memberikan instruksi. Biasanya, menemui untuk minta tanda tangan proposal saja minta ampun susahnya, ada gerangan apakah hingga punya waktu khusus untuk berdialog dengan mahasiswa?
Padahal, niat kami pada sore itu hanyalah ingin berdiskusi, ingin berkumpul. Membicarakan permasalahan kampus. Berdialog penuh solusi. Tanpa ada sedikitpun niat untuk anarkis, berdemonstrasi apalagi akan membakar gedung rektorat. Kami tidak sepicik itu berpikir.
Selasa, 29 Desember 2015, pukul 08.00-12.00 WIB, pertemuan dengan dekanat dan jajarannya dilangsungkan. Kami diajak bertemu dengan dekanat fakultas masing-masing. Dan sudah bisa ditebak, ucapan semua dekan di tiap fakultas seragam. Surat undangan FGD tersebut dibacakan di hadapan yang hadir. Undangan FGD kami diartikan sebagai rencana demonstrasi. Inti dari pertemuan itu adalah: agar kami membatalkan FGD yang dilakukan sore harinya, dan di fakultas lain, meminta agar yang diundang untuk tidak memenuhi undangan yang dibuat Green Force & Tim Aksi se-UNJ. Kami menolak. Melalui tulisan berjudul “UNJ MASIH GAWAT DARURAT”, kami tegaskan bahwa FGD tetap akan terlaksana, apapun alasannya. Kami juga sempat menolak usulan dari dekanat FIS untuk menggunakan ruangan tertutup dalam pertemuan itu.
Selasa, 29 Desember 2015, pukul 15.00 WIB, “Focus Group Discussion: Mengurai Benang Kusut Kampus Pendidikan” dilaksanakan. Seperti dugaan. Diskusi kala itu membludak. Tercatat lebih dari 350 mahasiswa UNJ menghadiri forum itu. Semua yang hadir merasakan keresahan bersama. Disana mereka menyampaikan aspirasinya. Diskusi kala itu dibuat dengan beberapa kelompok-kelompok kecil sesuai fokus isu. Setidaknya ada 7 forum diskusi kecil: Parkiran, UKT, KKN/KKL, Perpindahan FMIPA, Beasiswa, BEM Prodi, dan kasus pelecehan seksual oleh oknum dosen FIS. Masing-masing isu itu ditunjuk koordinator masing-masing isu untuk memimpin diskusi kecil itu. Di akhir diskusi, setelah masing-masing koordinator menyampaikan sementara kajian, forum kala itu sepakat untuk membentuk gerakan kritis-solutif dalam ALIANSI MAHASISWA UNJ BERSATU.
Rabu, 30 Desember 2015, melalui perantara BEM UNJ, kami atas nama Aliansi Mahasiswa UNJ Bersatu mengajukan surat permohonan audiensi kepada rektorat UNJ. Tujuannya adalah untuk meminta penjelasan dan klarifikasi atas kebenaran isu yang beredar di kalangan mahasiswa UNJ. Sekaligus meminta penjelasan terkait beberapa isu dalam kampus. Selagi mematangkan kajian, kami memberikan tenggat waktu hingga tanggal 5 Januari 2016 bagi rektorat UNJ untuk memenuhi undangan tersebut.
Singkat cerita, rentang waktu antara tanggal 31 Desember 2015 – 03 Januari 2016 kami masih menunggu itikad baik dari rektorat UNJ untuk memenuhi undangan diskusi dengan mahasiswa. Kami masih merespon positif bahwa rektorat UNJ akan bersedia untuk bertemu dengan mahasiswanya. Namun, pada hari senin, 4 Januari 2016, Ronny Setiawan (Ketua BEM UNJ) mendapat surat pemanggilan orangtua. Surat itu meminta kesediaan orangtua Ronny Setiawan untuk memenuhi panggilan Rektor UNJ pada selasa, 5 Januari 2016, pukul 09.00 WIB.
Hari ini, 5 Januari 2016, secara resmi, melalui surat bernomor 01/SP/2016 tentang Pemberhentian Sebagai Mahasiswa Universitas Negeri Jakarta, Rektor UNJ melakukan Drop Out terhadap Ronny Setiawan. Alasannya, Ronny dinilai telah melakukan tindak kejahatan berbasis Teknologi dan Penghasutan yang dapat mengganggu ketentraman dan Ronny dinilai telah menyampaikan surat kepada Rektor UNJ yang bernada ancaman (surat audiensi-red).
Menanggapi kekisruhan yang terjadi di UNJ, berikut adalah sikap kami:
1. Menyayangkan sikap Rektor UNJ yang telah bertindak sewenang-wenang membungkam dan mencoreng wajah demokrasi kampus.
2. Kami, Aliansi Mahasiswa UNJ Bersatu, menuntut Rektor UNJ untuk mencabut surat bernomor 01/SP/2016 tentang Pemberhentian Sebagai Mahasiswa Universitas Negeri Jakarta.
3. Kami menyerukan kepada seluruh mahasiswa UNJ dan seluruh civitas akademika UNJ untuk tidak berdiam diri terhadap tindakan sewenang-wenang ini.
4. Kami menuntut Rektorat UNJ untuk bertindak kooperatif dengan Aliansi Mahasiswa UNJ Bersatu dalam menyelesaikan kekisruhan yang terjadi di UNJ.
5. Kami akan terus bergerak untuk tetap mengawal isu dalam kampus UNJ dan tidak akan pernah mundur dalam mengatakan kebenaran.
Tertanda,
Ahmad Firdaus
Koordinator Aliansi Mahasiswa UNJ Bersatu
#SaveUNJ
#UNJMenggugat
#MahasiswaUNJBersatu
Ayok kita bantu dukung perjuangan bang Ronny ini dengan:
Spoiler for Bantu dukung 1:
Kembalikan Ronny Setiawan!
Salam Perjuangan, Hidup Mahasiswa!!!
Hari ini kita dikejutkan dengan kabar duka dari Jakarta. Keadilan di bumi pertiwi semakin sekarat. Perjuangan saudara-saudara kita dari UNJ nampaknya mengusik para penjahat. Suara dibungkam yang akhirnya berujung pada dikeluarkanya Ronny Setiawan (Ketua BEM UNJ) dari kampusnya.
Demi perjuangan Ronny Setiawan, ayo kita sampaikan kepada Rektor UNJ bahwa Ia telah mengambil langkah yang salah!
Sms ke Rektor UNJ +628161863927 dengan konten sebagai berikut:
Kami mahasiswa dari seluruh Indonesia meminta Bapak Prof. Dr. H. Djaali agar bisa memutuskan perkara Ronny Setiawan dan yang lain dengan rasional dan seadil-adilnya. Cabut SK pemberhentian Ronny Setiawan atau UNJ akan menjadi saksi tumpahnya mahasiswa dari Seluruh Indonesia untuk menuntut keadilan!
Kebenaran tidak akan pernah mati, dan orang yang memperjuangkannya akan tetap ada dan berlipat ganda. Kami tidak akan diam begitu saja.
Salam hormat kami, mahasiswa seluruh Indonesia
Salam Perjuangan, Hidup Mahasiswa!!!
Hari ini kita dikejutkan dengan kabar duka dari Jakarta. Keadilan di bumi pertiwi semakin sekarat. Perjuangan saudara-saudara kita dari UNJ nampaknya mengusik para penjahat. Suara dibungkam yang akhirnya berujung pada dikeluarkanya Ronny Setiawan (Ketua BEM UNJ) dari kampusnya.
Demi perjuangan Ronny Setiawan, ayo kita sampaikan kepada Rektor UNJ bahwa Ia telah mengambil langkah yang salah!
Sms ke Rektor UNJ +628161863927 dengan konten sebagai berikut:
Kami mahasiswa dari seluruh Indonesia meminta Bapak Prof. Dr. H. Djaali agar bisa memutuskan perkara Ronny Setiawan dan yang lain dengan rasional dan seadil-adilnya. Cabut SK pemberhentian Ronny Setiawan atau UNJ akan menjadi saksi tumpahnya mahasiswa dari Seluruh Indonesia untuk menuntut keadilan!
Kebenaran tidak akan pernah mati, dan orang yang memperjuangkannya akan tetap ada dan berlipat ganda. Kami tidak akan diam begitu saja.
Salam hormat kami, mahasiswa seluruh Indonesia
Spoiler for Bantu dukung 2:
Bapak, ibu, saudara, bantu kami.
CABUT SK DO REKTOR UNJ, SELAMATKAN RONNY SETIAWAN!
https://www.change.org/p/rektor-unj-...ronny-setiawan
Tertanda,
Ahmad Firdaus
Koordinator Aliansi Mahasiswa UNJ Bersatu
#SaveUNJ
#SaveRonny
#SahabatRonny
CABUT SK DO REKTOR UNJ, SELAMATKAN RONNY SETIAWAN!
https://www.change.org/p/rektor-unj-...ronny-setiawan
Tertanda,
Ahmad Firdaus
Koordinator Aliansi Mahasiswa UNJ Bersatu
#SaveUNJ
#SaveRonny
#SahabatRonny
Atau kalo mau support langsung bisa cek akun pesb*knya
Spoiler for P*sbuk:
Spoiler for Sumur:
Broadcast yg masuk di WA ane
Diubah oleh prof.nazroel 06-01-2016 04:27
0
5.9K
Kutip
59
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan