inatAvatar border
TS
inat
PAHAWANG, SENANGNYA KEBANGETAN
Snorkeling di Pahawang – Lampung memang baru aja gw dengar, tapi ga perlu terlalu lama juga gw putuskan untuk pergi kesana. Kebetulan ide itu muncul bertepatan dengan cuti lumayan panjang dari kantor, anak-anak yang udah libur sekolah dan gayung bersambut dari Bara, sobat asli Lampung yang mau mau diajak basah-basahan di sana. Awal rencana cuma bawa anak bini, eh ternyata 2 adik ipar (satu orang bawa anaknya) dan Bapak Ibu mertua juga mau ikut serta. Whaladhalaaahh... oke lah kita pergi ke Pahawang baramai-ramaaiiiii....emoticon-I Love Indonesia (S)

Rabu (16/12) Jam 23.00 WIB, kita berangkat dari Pondok Cabe – Tangsel dan tiba di Pelabuhan Merak – Banten tepat pukul 01.00 WIB dinihari. Sayang cuaca kurang bersahabat, 3 1/2 jam setelahnya kita baru bisa masuk ke kapal ferry. Matahari yang mulai nongol samar-samar menampakkan pemandangan Selat Sunda yang banyak diselingi oleh pulau-pulau kecil tak berpenghuni. Di kejauhan pun bayangan Gunung Anak Krakatau yang melegenda itu samar terlihat. Pemandangan pagi ini bertambah semarak dengan penampakan Kapal Perang TNI no lambung 827 yang turut membelah lautan dan sempat berdampingan dengan ferry yang gw naikin. Dari nomor lambungnya berarti nama Kapal Perang itu KRI Krait, yang dibangun 100% ditangani anak bangsa (info by google). Wuuuussss... dengan kecepatan maksimal 25 knots yang dimiliki, jadi deh Fery yang gw naikin diasepin sama doi, gagah euy!:



Angin memang bertiup lumayan kencang, sehingga waktu tempuh Merak – Bakauheuni yang normalnya ditempuh selama 2-2,5 jam terpaksa harus ditempuh selama 4 jam! Haduuuh..., gimana nih janjian jam 08.00 WIB di Ketapang, ini udah jam segitu malahan baru nongol diujungnya Lampung. Setelah berjibaku asoy geboy kanan kiri di jalanan dan juga kebablasan kurang lebih 15 km dari Dermaga Ketapang, gw yang telah beriringan dengan Bara sejak Bandar Lampung pun tiba di tujuan awal, yaitu Dermaga Ketapang. Diriingi cengar-cengir plus salim berkali-kali karena diomelin mertua yang stress gara-gara cara gw bawa mobil yang kagak kenal rem (maklum jaman Beliau dulu tontonannya belum Moto GP sama F1, hehehe...), gw langsung menemui EO yang akan mengatur segala agenda kita selama di Pahawang. Waktu itu sudah menunjukkan pukul 1 siang! Jika tidak ada hambatan, waktu tempuh Bandar Lampung – Ketapang normalnya dapat ditempuh dalam waktu 1,5 jam.

Berhubung telat 5 jam dari jadwal ketemuan yang udah ditetapkan itennerary awal yang gw dapet dari EO jadi diubah. Acara pertama adalah makan siang di Pahawang Besar. Dari dua rombongan besar itu, hanya 11 orang yang ikut serta. Yakni 8 orang dewasa, 2 orang anak-anak dan 1 orang Balita. Paket dari EO memang 1 perahu di isi 10 orang, tp klo cuma ketambahan 1 balita cingcay laaah! Paket untuk 10 orang sendiri dibandrol Rp. 1,8 juta. Kebetulan hari pada saat kita ke Pahawang bukan weekend, jadi masuknya private tour. Butuh 45 menit dari Ketapang menuju Pahawang Besar. Acara makan siangnya sendiri tidak terlalu istimewa buat gw, ikan bakar yang dijanjikan digantikan dengan ayam sambal karena ikan lagi langka katanya, kurang seru kaaan...tapi ya ituuu tetep aja habis...!!!





Pahawang besar asik pantainya. Garis pantainya tidaklah spektakuler panjang layaknya di Kuta di Bali, namun tempatnya beneran bagus. Pasirnya lembut banget. Makanya daripada gw capek ngejar anak-anak nyuruh mereka makan, ga papa deh mereka menikmati Pantai di Pahawang sementara gw bikin perhitungan dulu nih sama kudapan siang. Pahawang Besar memiliki dermaga sederhana yang terbuat dari kayu. Nah sebelum masuk ke pulaunya, kita akan disambut dengan plang sederhana bertuliskan “Selamat Datang Pulau Pahawang”. Biasanya traveller pasti pada membuat foto disitu, “jpreeett...,” jadi deh satu momen yang dapat dikenang.



Beranjak dari Pahawang besar, kami dibawa ke spot snorkeling pertama yang harus dikunjungi. Bagi yang tidak bisa berenang, tidak perlu takut untuk snorkeling, kan kita dibantu dengan jaket pelampung. Perlengkapan snorkeling yang diberikan EO terbilang cukup lengkap, selain yang telah disebutkan tadi, ada juga kacamata plus pipa pernafasan dan sepatu katak. Namun bagi gw kok aneh ya pake sepatu katak, badan gw jadi ga bisa tegak di air karena selalu berada dalam posisi tiduran, padahal gw jago renang loh (dalam mimpi, zzzzz.......), ya udah gw copot aja tuh sepatu sama kataknya sekalian, hehehe...





Spot pertama ini karangnya terlihat kurang berwarna-warni, namun soal ikan yang menjadi penghuninya, banyak banget jumlahnya. Kebetulan anak kedua gw, bapak ibu mertua dan istri + anaknya sahabat gw ga ikutan nyemplung ke laut. Tugas mereka memberi makan ikan-ikan tersebut dengan remahan roti. Wooow, luar biasaaaa tanpa basa-basi ikan-ikan lucu tersebut naik ke permukaan menyapa camilan siang hari mereka. Takjub rasanya berada di air dikelilingi segerombolan ikan hias aneka warna. Saking dekatnya, tanpa malu-malu mereka menyentuh kulit kita, sayangnya tetap aja mereka susah ditangkap bahkan sekedar untuk dipegang. Aaaaahhh gemmmeeeeezzz....!!!



Setelah puas nyilem-nyilem cantik di spot pertama (ala-ala Syahrini), kita dibawa berkeliling di Pahawang Kecil untuk menelusuri keindahan daratannya. Waaah, cantiknya pulau kecil ini. Di salah satu sisinya terdapat semacam resort yang enak dipandang mata. Sebuah resort dari kayu, dengan dermaga kayu yang menjorok jauh ke lautan dengan bukit kecil sebagai halaman belakangnya. Pasir di Pahawang Kecil juga bagus banget, hanya sayang banyak sekali batu kecil yang menyebar di permukaannya, sehingga kadang lumayan sakit juga kalo menginjaknya dengan keras. Di pulau ini juga kita sempat bertemu dengan traveller lain dalam rombongan yang lebih besar. Gw dan Bara bahkan sempat bermain bola pantai bersama bergabung dengan rombongan lainnya. Jangan ditanya deh berapa gol yang gw buat, lah wong bisa lari aja udah untung, hiks





Lepas dari Pahawang kecil, gw dibawa menuju ke Pantai Klagian. Nah tempatnya keren bangeeeett.. Pasirnya halus dan putih serta tidak lengket. Belum lagi karena ini private trip, jadi seolah-olah nih pantai kita yang punya, lainnya terserah deh mo ngontrak apa sewa jam-jaman... Keunikan dari pantai ini adalah adanya palung atau setidaknya daratan di dasar laut yang langsung menghujam entah berapa meter ke bawah laut dan terletak tidak jauh dari bibir pantai. Gw sendiri menyaksikan gimana rasanya lagi asik-asik berenang, tiba-tiba beberapa meter dari hadapan gw warna laut berubah menjadi pekat dengan arus yang semakin kuat. Hiiiiiiyyy..., ntah kenapa gw melihatnya agak merinding aja, secara gw ga bisa berenang, eh ga mahir deng, eh bisa kalo ada pelampung deng, eh....





Setelah puas berenang dan main pasir di sini, langit perlahan menelan matahari untuk menggantikannya dengan bulan. Itu artinya trip keren ini harus segera diakhiri. Hiks rasanya belum puas melepas cerita soal Pahawang. Apa daya, karena pada saat berangkat dari Merak angin Selat Sunda yang bertiup kencang, semua jadwal yang sudah direncanakan jadi banyak bergeser. “Alam yang menyediakan keindahan, namun alam juga yang berhak menentukan”, kata Rendi Sang EO kita. Kalimat lo keren bro..., ane pinjem yak!! Perlahan kapal cadik yang dilengkapi dengan 2 baling-baling tempel bergerak meninggalkan Pantai Klagian dan menempuh 1 jam perjalanan ke darat untuk mengakhiri kebersamaan hari ini di Pahawang dan sekitarnya. Di Demaga Ketapang sendiri, terdapat 8 buah kamar mandi umum tempat untuk segera berbilas untuk traveller yang habis basah-basahan. Jadi semuanya bisa cepat berbilas dan ga perlu antri lama.

Pulang dari Pahawang, Bara dan istrinya mengajak mampir ke Bakso Sony yang enaknya udah kondang kemana-mana, semangkoknya dibandrol Rp. 15 ribu untuk mengganti 7 pentol bakso. Sebelum benar-benar balik ke hotel, bukan main ke Lampung namanya kalo ga coba melantak beberapa biji durian. Wuiiih rasanya jangan ditanya deh, legit menggigit, belom lagi warnanya yang menggoda, kuning artis kata yang jualan. Soal harga jangan khawatir, gw cuma keluar duit ga sampe Rp. 100 ribu untuk 5 buah durian ukuran sedang.



Ada beberapa tips kalo traveller hendak menyambangi Pahawang sebagai salah satu destinasi liburan, diantaranya atur waktu keberangkatan selonggar mungkin, kalo perlu menginap 1 malam sebelumnya di Bandar Lampung. Jangan ragu berwisata ke sini, apalagi bagi traveller Jabodetabek, jarak tidak terlalu jauh dengan nominal yang cukup ramah di kantong. Ada beberapa pilihan pergi ke sana, gabung dengan EO dari Jakarta atau bawa kendaraan sendiri. Enaknya lagi, pilih lah weekdays dan ajak teman-teman, kerabat, handai taulan untuk melepas penat di sini.

Akhirnya.... ayo buktikan sendiri keindahan Pahawang di Lampung, Ayo jelajah Indonesia.
emoticon-I Love Indonesia (S)
Diubah oleh inat 20-12-2015 12:43
0
1.8K
1
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan