Quote:
Rimanews - Maraknya kasus dugaan korupsi yang dialami sejumlah pejabat di Provinsi Sumatera Utara kemungkinan memberikan dampak pada pemilihan kepala daerah di Kota Medan sehingga partisipasinya hanya sekitar 30 persen.
"Pengaruh kasus korupsi itu, bisa saja merupakan salah satu penyebab minimnya masyarakat untuk memberikan suaranya pada pilkada," kata Sosiolog dari Universitas Sumatera Utara (USU) Prof Dr Badaruddin di Medan, Jumat (11/12/2015), ketika dimintai tanggapannya mengenai minimnya partisipasi dalam pilkada.
Selain itu, menurut dia, masyarakat atau pemilih merasa kurang simpati terhadap calon kepala daerah, karena selama ini merasa bosan dengan janji-janji yang pernah disampaikan.
"Bahkan, jika terpilih pun nantinya menjadi kepala daerah, mungkin tidak akan pernah menepati janjinya," ujar Badaruddin.
Ia menyebutkan, permasalahan yang seperti ini telah dialami masyarakat pada pilkada tahun 2010 sehingga pemilih kemungkinan beranggapan sama pada tahun 2015.
"Masyarakat apatis, dan tidak datang mencoblos atau memberikan suaranya di TPS," kata Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) USU itu.
Badaruddin mengatakan, kasus dugaan korupsi yang menjerat sejumlah pimpinan di Provinsi Sumatera Utara itu juga memberikan pengaruh yang sangat kuat bagi pemilih, sehingga tidak ikut berpartipasi pada pilkada tersebut.
Kemudian, rendahnya kesadaran masyarakat ikut dalam pilkada itu kerena kurangnya sosialisasi dan juga dibatasinya kegiatan kampanye oleh KPU.
Hal yang dilakukan pemilih tersebut, sangat disesalkan karena telah merugikan keuangan negara.
"Padahal biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan pilkada Kota Medan cukup besar, hampir mencapai senilai Rp60 miliar tetapi banyak surat suara yang tidak digunakan para pemilih," katanya.
Pilkada Kota Medan menyiapkan sebanyak 3.024 TPS di 151 kelurahan/desa di 21 kecamatan. Jumlah daftar pemilih tetap (DPT) pada pilkada tersebut mencapai 1.985.096 orang dengan DPT laki-laki 978.876 orang dan perempuan 1.006.220 orang.
Pilkada Medan diikuti dua pasangan calon, yakni pasangan Dzulmi Eldin-Akhyar Nasution dengan nomor urut 1 dan pasangan Ramadhan Pohan-Eddi Kusuma dengan nomor urut 2.
http://m.nasional.rimanews.com/politik/read/20151211/250154/Pilkada-Medan-Sepi-Karena-Korupsi-Gatot-
Korupsi bikin pertisipasi pilkada jadi rendah