madokafcAvatar border
TS
madokafc
[Diskusi] Modernisasi Artileri Swa-gerak TNI AD
Dear All,

Seperti yang kita ketahui, tentu AD telah memulai program modernisasi mereka yang mencakup hampir semua spektrum dalam pertempuran di Darat. Tentu saja, kecabangan Artileri tidak luput dari program modernisasi yang mereka jalankan. Tidak hanya perangkat hardware yang mereka modernisasi, mulai dari doktrin, perangkat pengumpulan informasi, sistem organisasi dan training pun juga mengalami proses modernisasi dan reorganisasi untuk memberikan jawaban atas tantangan yang akan mereka hadapi kedepannya.

Salah satu tantangan kedepannya TNI AD menginginkan kemampuan artileri yang mampu mengimbangi pergerakan komponen armor dan infantry mekanis yang sedang mereka bangun saat ini. Kenapa demikian? Karena dewasa ini dalam sebuah pertempuran modern yang sudah banyak terjadi, kunci kemenangan dipegang oleh tempo dan kemampuan untuk memanfaatkan celah dan kelemahan yang diperlihatkan oleh lawan. Karena itulah TNI AD sedang membangun sebuah komponen maneuvering Forces yang mampu menjalankan eksekusi perintah dalam tempo cepat, mampu memanfaatkan setiap kesempatan yang ada dalam sebuah pertempuran yang memiliki tempo yang tinggi dan mampu mempergunakan setiap data dan informasi yang tersedia dalam sebuah jaringan komunikasi pertempuran terpadu.

Lalu untuk mendukung rencananya tersebut TNI AD telah melakukan modernisasi di kecabangan kavaleri dan infantry dengan mulai membentuk Heavy Cavalry Battalion dengan Leopard2A4 sebagai komponen utamanya yang disupport oleh berbagai elemen pendukungnya seperti jembatan, ARV, dll. Sementara unit infantry sendiri tengah mengalami modernisasi dengan pembentukan komponen infantry mekanis. Akan tetapi permasalahan muncul ketika TNI AD melihat unit artileri swa-gerak yang sudah mereka miliki. Komponen SPH mereka yang mengandalkan platform AMX 13 Mk.60 yang sudah sangat uzur. Daya pukul yang mereka miliki juga sangat kurang karena hanya mengandalkan howitzer dengan kaliber 105 mm. Belum lagi kemampuan gerak mereka jauh dibawah kemampuan maneuver yang dimiliki oleh Leopard2 dan Marder1A3. Sementara itu platform AMX itu juga tidak memiliki komponen untuk mendukung penggunaan sistem informasi pertempuran modern yang dikenal sebagai C4ISR.

Sehingga sampailah kita pada sebuah kesimpulan bahwa kecabangan artilerry TNI AD membutuhkan perangkat hardware baru untuk menjawab tantangan yang sudah dijabarkan secara singkat diatas. Hardware tersebut tentunya adalah berupa Tracked Self Propelled Howitzer. Kenapa harus Tracked? Kenapa tidak menggunakan truck based SPH?

Sekarang mari kita jawab pertanyaan pertama
Kita tahu bahwa kedatangan CESAR Artillery System yang merupakan gun truck based SPH mungkin akan membuat sebagian dari kita bertanya-tanya. Bukankah CESAR termasuk sebuah SPH? Kenapa dia tidak kita masukan sebagai platform yang ideal untuk menemani komponen Maneuvering Forces yang sedang dicoba untuk dibangun oleh TNI AD. Pertama, kemampuan maneuver dari platform truck itu sendiri memiliki limitasi untuk melahap medan terrain tertentu yang membuatnya kurang ideal untuk memberikan support kepada unit armor TNI AD yang mengandalkan Leopard2 dan Marder1A3. Kedua, limitasi itu berada pada kurangnya proteksi dan perlindungan terhadap crew-nya sendiri. Hal ini sangat vital karena dalam sebuah pertempuran yang memiliki tempo yang sangat cepat terkadang membuat unit artillery yang ada menjadi terekspos pada jangkauan jarak tembak lawan (baik itu dari small arms fire dan berbagai macam bentuk infantry support lainnya). Ketiga, kapasitas ammo yang dibawa oleh unit tracked SPH biasanya memiliki jumlah yang jauh lebih besar dibandingkan kapasitas ammo yang dibawa oleh truck based howitzer sehingga ketergantungan kepada unit logistik dan ammo carrier akan mengurangi tempo yang ada sehingga mengurangi kemampuan untuk mengeksploitasi setiap kesempatan yang ada dalam sebuah model pertempuran yang sangat dinamis.

Dari sini kita tahu dimana kelebihan dari tracked SPH terhadap Truck based SPH yang membuatnya menjadi lebih ideal dalam konsep maneuvering forces yang menggunakan elemen armored units sebagai ujung tombak utamanya. Sementara truck based SPH sendiri memiliki keunggulan dalam menjalankan konsep Quick Rapid Response Unit, keunggulan mobilitas udara, kemampuannya untuk mendukung konsep pertempuran berdasarkan jaringan informasi dan kemampuannya untuk di-deploy dalam waktu singkat membuatnya lebih ideal dalam menjalankan konsep tersebut. Seperti yang ditunjukan oleh Perancis dalam Operasi Cherval di Mali dimana mereka menggunakan CESAR untuk mensupport unit light infantry dan light cavalry mereka di Mali untuk memberikan pukulan telak secara presisi kepada lawannya dalam sebuah lingkungan yang dianggap memungkinkan untuk mengerahkan CESAR. Dan dari sini juga kita bisa mendapatkan gambaran mengenai pentingnya platform Tracked based SPH untuk menunjang dan mendukung jalannya konsep Maneuvering Force yang sedang dibentuk oleh TNI AD.

Sehingga memunculkan sebuah pertanyaan platform tracked SPH seperti apakah yang dianggap ideal untuk mendukung konsep Maneuvering Forces yang sedang dibangun oleh TNI AD? Dari sini saya juga harus memberikan batasan point-point dalam berdiskusi sehingga tidak terlalu melenceng dan melebar menjadi sebuah perlombaan untuk menunjukan fantasi siapa yang terbaik.

Pertama, TNI AD sadar dengan budget yang mereka miliki. Sehingga mereka tentu saja tidak akan berupaya melenceng terlalu jauh dari pakem yang sedang mereka bangun sekarang. Akuisisi Leopard2, Marder dan M113 adalah contoh dari pakem tersebut, sehingga akan selalu ada kemungkinan kalau TNI AD mencoba untuk mengulangi langkah tersebut.

Kedua, TNI AD sejauh ini melakukan akuisisi hardware dan software untuk komponen daratnya dari negara-negara sahabat yang sebagian besar menganut standard NATO. Seperti Korea Selatan, Turki, Jerman, Perancis dan Inggris. Sehingga kemungkinan TNI AD untuk merusak pakem tersebut dengan mengakuisisi platfrom yang menggunakan standard berbeda sangatlah kecil (Ex-Sovyet standard).

Ketiga, Indonesia sama sekali belum memiliki kemandirian di bidang ini. Jadi jangan bilang kalau PINDAD sanggup dan bisa buat yang lebih baik.

Sekian, thanks buat perhatiannya......
0
21.4K
134
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan