Bagaimana tanggapan GanSis tentang pemberian hadiah dari mahasiswa kepada dosen pembimbing dan/atau dosen penguji ?
Apakah ada tradisi tersebut di kampus GanSis ?
Atau GanSis pernah melakukan praktik ini baik sebagai mahasiswa yang memberi atau dosen yang menerima ?
Silahkan berbagi tanggapan dan pengalamannya.

Saya sebelumnya tidak mengetahui sama sekali masalah pemberian hadiah ini, dikarenakan di kampus khususnya jurusan dan sekolah Saya sama sekali tidak ada tradisi seperti ini, bahkan menyediakan makanan kepada dosen penguji saat sidang juga tidak, semua telah disediakan oleh kampus.

Sebenernya Saya pernah mendengar masalah pemberian hadiah seperti ini pada saat kuliah Pendidikan Anti Korupsi, pada saat itu Saya kira hal tersebut hanyalah contoh saja. Dosen menanyakan apakah boleh memberikan hadiah kepada dosen pembimbing dan/atau penguji sebagai ucapan terima kasih ? Sebagian besar Mahasiswa menyatakan boleh. Tetapi ternyata menurut dosen hal tersebut tidak boleh dilakukan karena termasuk gratifikasi dengan alasan apapun termasuk sebagai tanda terima kasih, karena itu sudah kewajiban beliau-beliau untuk menjadi dosen penguji dan/atau dosen pembimbing. Sebenarnya Saya juga tidak tahu di kampus Saya apakah ada aturan atau larangan dosen menerima hadiah dalam hal seperti ini, tetapi yang jelas selama kuliah hingga lulus sampai bekerja saat ini Saya tidak pernah menemukan hal tersebut sama sekali di kampus Saya.

Saya tertarik dengan masalah ini karena kemaren Saya dapat kabar dari pacar Saya bahwa Kakaknya akan melaksanakan sidang skripsi. Pada saat itu pacar Saya juga menceritakan bahwa di kampus Kakaknya tersebut memberikan hadiah kepada dosen pembimbing dan/atau penguji adalah sebuah tradisi. Hadiah yang diberikan juga tidak sedikit bahkan nominalnya hingga beberapa juta.

Kampus Kakak Pacar Saya tidak lebih baik daripada kampus Saya, mungkin kampus ini memang terbaik di kotannya bahkan di provinsinya tetapi tidak cukup menarik untuk mahasiswa dari daerah lain di luar provinsi. Selain itu kabar yang Saya dengar dari Pacar Saya menurut info dari Kakakny di kampus ini masih banyak praktik KKN kecil-kecilan antara Mahasiswa dan Dosen yang telah menjadi tradisi.

Padahal pada saat sidang kondisi keluarga pacar Saya sedang kekurangan, sehingga harus meminjam uang untuk menyediakan hadiah tersebut. Saya cukup miris mendengar cerita tersebut sehingga tertarik untuk mengetahui apakah tradisi seperti ini memang ada. Ternyata pada saat googling memang banyak tradisi seperti ini, bahkan beberapa thread di kaskus juga ada yang meminta saran untuk jenis hadiah yang akan diberikan ke dosen. Selanjutnya Saya ingin tahu apakah GanSis punya cerita yang berkaitab dengan pemberian hadiah kepada dosen. Silahkan dibagi jika berkenan.

Tanggapan Saya sendiri Saya Tidak Setuju dengan tradisi seperti ini, karena seperti dikatakan dosen Pendidikan Anti Korupsi tradisi seperti ini mengajarkan gratifikasi dan sudah kewajiban dosen pembimbing dan/atau penguji untuk membimbing dan/atau menguji, selain itu menurut Saya Dosen pembimbing juga membutuhkan Mahasiswa untuk penelitiannya dan juga Dosen penguji membutuhkan Mahasisa untuk diuji sebagai poin Dosen tersebut. Sehingga hubungan ini sebenarnya sudah saling menguntungkan.

Sekian dan Terima kasih

Update:
Ternyata ada berita yang menyatakan hal tersebut adalah Gratifikasi

Johan Budi: Hadiahi Dosen Saat Lulus Ujian Itu Gratifikasi

Jakarta - Memberi hadiah untuk dosen atau pembimbing skripsi biasa dilakukan para mahasiswa sebagai bentuk wujud terima kasih. Namun ternyata hadiah itu bisa masuk dalam kategori gratifikasi.

"Rektor, dosen itukan termasuk penyelenggara negara. Jadi menerima hadiah apapun itu dilarang," ucap Plt Pimpinan KPK, Johan Budi dalam seminar 'Langkah Cerdas Cegah Korupsi' di Auditorium UIN Syarif Hidayatullah, Tangsel, Rabu (9/9/2015). Seminar ini juga dihadiri oleh Rektor Dede Rosyada dan para mahasiswa.

Johan mengimbau agar para mahasiswa yang lulus ujian skripsi untuk tidak memberikan hadiah kepada dosen penguji atau pembimbing. Apalagi jika nilai hadiahnya itu cukup mahal.

"Seperti kalau kalian (mahasiswa) lulus ujian skripsi jangan sampai kalian memberi hadiah kepada dosen pembimbing atau penguji. Walau untuk ungkapan terima kasih. Cukup ucapan terima kasih saja," sambungnya yang disambut tepuk tangan riuh para mahasiswa yang hadir.

Johan juga menjelaskan bahwa KPK saat ini telah membuat media informasi untuk penyeimbang media nasional yang ada. Dia mengungkapkan bahwa saat ini media nasional lebih sering mengambil kegiatan KPK yang menangkap koruptor dibanding kegiatan KPK yang melakukan penyuluhan.

"Kadang-kadangkan media tidak sama mengambil angel. Biasanya media lebih senang ngambil angel KPK menangkap koruptor dibanding KPK menggelar pembelajaran bagi 1.000 guru. Nah itu yang membuat kami membuat media," tuturnya.

Menurut Johan ada 3 media yang KPK buat sebagai sumber informasi yaitu ACCH atau Anti Corruption Clearing House yang mirip seperti Wikipedia, lalu streaming video dan streaming radio. Dalam waktu dekat KPK juga akan membuat website tentang LHKPN (Laporan Harta Kekayaan Pejabat Negara).

Di kesempatan yang sama, Rektor UIN Dede Rosyada mengatakan bahwa universitasnya sudah sejak lama serius dalam pencegahan korupsi. "Universitas kami begitu seriusnya dalam memberantas korupsi sejak dulu. Dan kami ingin mahasiswa kami, yang calon-calon pengusaha ini bisa menjadi agen-agen pemberantasan korupsi," ujar Dede.

Dede berpesan agar para lulusan UIN berlaku jujur dan jangan dekat-dekat dengan yang namanya korupsi. Apalagi sampai tersandung masalah korupsi dan memalukan nama almamater.

"Saya ingin menitipkan pada anda semua, mahasiswa dan alumni UIN Syarif Hidayatullah dimanapun berada jangan sampai (korupsi) ketangkap KPK. Malunya itu," lanjutnya yang disambut gelak tawa para hadirin peserta seminar. (yds/slm)