zhouxianAvatar border
TS
zhouxian
Sritex Pasok Seragam Militer Kamboja dan Hong Kong Mulai 2016
Jakarta, CNN Indonesia -- Perusahaan tekstil nasional, PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex) akan menandatangani dua kontrak baru penyediaan seragam bagi aparatur pemerintah serta militer Kamboja dan Hong Kong. Dengan kontrak tersebut, manajemen Sritex berharap bisa membukukan pertumbuhan penjualan minimal 7,93 persen pada tahun depan.

Direktur Keuangan Sritex Allan Moran Severino mengatakan bahwa kedua kontrak itu merupakan bagian dari rencana perluasan pasar ekspor perusahaan ke beberapa negara baru yaitu Kamboja, Hong Kong, Peru, dan Spanyol. Ia mengatakan realisasi ekspor ke Kamboja dan Hong Kong merupakan pasar yang akan segera digarap dalam waktu dekat.

"Kami akan segera lakukan trading pakaian seragam bagi aparat pemerintah kedua negara tersebut. Jadi dua-duanya bisnis swasta ke pemerintah," jelas Allan di Jakarta, Rabu (11/11).

Untuk ekspor ke Kamboja, Allan mengatakan kalau Sritex akan membuat seragam bagi angkatan bersenjata, kepolisian, serta pegawai pemerintah daerah setempat. Ia mengatakan kalau kontrak ini akan dilakukan pada akhir tahun dengan estimasi nilai penjualan US$ 50 juta per tahun.

"Tapi estimasi nilai tersebut kalau jadi ekspor semua jenis seragam. Kami belum tahu nanti apakah ekspor semua atau hanya bagi tentara atau polisinya saja karena belum lakukan tanda tangan kontrak. Bahkan sistem kontraknya seperti apa kami belum tahu, akhir tahun ini rencananya kami teken kontrak," jelasnya.

Perusahaan Patungan

Dalam mengekspor seragam ke Kamboja, Sritex juga berencana untuk membuat sebuah perusahaan ritel pakaian di sana yang khusus menjual seragam-seragam tersebut ke instansi-instansi terkait. Sritex sendiri, dikatakannya, akan memiliki 60 persen kepemilikan perusahaan tersebut, sedangkan 20 persen lain dimiliki oleh Kementerian Dalam Negeri Kamboja, dan 20 persen sisanya dimiliki oleh perusahaan swasta Kamboja.

"Maunya sih kami jual dulu produknya ke perusahaan ini, nanti baru perusahaan ini yang jual ke pemerintahannya Kamboja. Ini juga sebagai upaya kami memperkuat hilir industri tekstil, utamanya di bidang ritel," tambah Allan.

Sayangnya, ia enggan menyebut nilai investasi yang digelontorkan perusahaan untuk membangun perusahaan patungan ini. "Karena kami masih dalam masa confidential agreement, tapi yang bisa saya beri tahu adalah nota kesepahamannya sudah keluar. Tinggal mengurusi legalitasnya seperti izin Perseroan Terbatas (PT) dan lainnya," tegasnya.

Di sisi lain, Sritex sedang menunggu realisasi ekspor ke Hong Kong yang juga dijadwalkan tahun depan. Allan mengatakan kalau nilai kontrak penjualan ke Hong Kong lebih kecil, yaitu berkisar US$ 5 hingga 10 juta per tahun.

"Karena kami hanya produksi bagi sebuah instansi pemerintahan di sana. Sistemnya langsung menjual ke pemerintahan sana, tidak pakai perusahaan ritel seperti di Kamboja," tutur Allan.

Target 2016

Dengan dua rencana ekspor tersebut, manajemen Sritex berharap bisa meningkatkan penjualan dari angka proyeksi akhir 2015 sebesar US$ 630 juta hingga US$ 650 juta ke angka US$ 680 juta hingga US$ 715 juta di 2016.

Sampai kuartal III 2015, Sritex telah membukukan penjualan neto sebesar US$ 465,92 juta atau naik 18,51 persen apabila dibandingkan tahun sebelumnya sebesar US$ 392,86 juta. Sebanyak 48,06 persen dari penjualan tersebut ditujukan bagi pasar ekspor.

Saat ini, Sritex telah memiliki pasar di 55 negara pada lima kawasan dengan rincian 11 negara dengan 24 pasar di Eropa, 11 negara dengan 24 pasar di Amerika, 19 negara dengan 28 pasar di Asia Pasifik, tujuh negara dengan delapan pasar di Timur Tengah, dan tujuh negara dengan 10 pasar di Afrika. (gen)

http://www.cnnindonesia.com/ekonomi/...ng-mulai-2016/

mantap gan
0
4.2K
8
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan