BeritagarID
TS
BeritagarID
Wawancara Susi Pudjiastuti: Terkadang saya ingin pergi saja

Menteri Susi Pudjiastuti sedang dipijat oleh salah satu stafnya di kantornya Lantai 7 Gedung Kementerian Kelautan dan Perikanan, Gambir, Jakarta, Selasa (03/11/2015) © Bismo Agung /Beritagar.id

Menteri Susi Pudjiastuti kadang merasa frustrasi di dalam birokrasi. Ia rindu kebebasan.


Susi Pudjiastuti (50) menyandarkan punggungnya di kursi. Duduk menghadap jendela dengan pemandangan Monumen Nasional--di kantornya, lantai 7, gedung Kementerian Kelautan dan Perikanan, Gambir, Jakarta. "Nyeri di tengkuk leher makin sering datang," kata Susi, sambil mendapat pijatan dari salah satu stafnya.

Siang itu (Selasa 03/11/2015), ketika tim Beritagar.id menemuinya, lingkaran hitam di bawah matanya terlihat jelas. Ia terkadang menguap pelan, tampak letih. Tapi kesan humoris dan energiknya tak hilang. "Bahagia adalah sumber energi. Makannya saya kadang pergi dugem (dunia gemerlap)," katanya, lantas tertawa.

Bulan ini, setahun ia duduk di kursi menteri. Meski awalnya diejek soal rokok dan tato, ia membuktikan kinerjanya memberi kepuasan tertinggi kepada publik--dari hasil survei lembaga Indo Barometer dengan persentase sebesar 71 persen--Oktober lalu. Dia di atas Anis Baswedan (54,2 persen) dan Khofifah Indar Parawansa (47,8 persen).

Namun, menapaki karier moncer dan hampir selalu menjadi langganan berita utama di media, tidak membuat dia betah menjadi menteri. Bahkan isyarat mundur diucapkannya dalam pidato acara bertajuk "Satu Tahun Kinerja Kementerian Kelautan dan Perikanan", Jumat lalu (30/10/2015).

"KKP bukan cuma Susi. Wartawan harus mulai mau bicara dan ganggu dirjen-dirjen, jangan cuma saya. Dirjen pun harus mulai diganggu dan dikejar-kejar wartawan. Nanti saya sebentar lagi sudah tidak, ya satu sampai dua bulan lagi, silakan tanya dirjen," kata Susi.

Selama 12 bulan Susi mengaku merasakan banyak hal. Mulai dari kehidupan pribadi yang tidak eksklusif lagi, gangguan mafia illegal fishing yang menurutnya kurang ajar, dan tudingan logika terbalik terhadap pola pikirnya.

Dalam satu jam, dengan memakai gaun kuning sampai betis, Susi menjawab berbagai pertanyaan Beritagar.id secara blak-blakan. Sambil duduk, ia melintangkan kaki kanannya pada kaki kiri hingga tato burung Phoenix--nya terlihat. "Gue enggak pernah berpikir menambah tato lagi," ujarnya.

Kinerja Anda dalam setahun pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla banyak dinilai positif. Kenapa ingin mundur?
Saya tidak bicara mundur. Itu pidato saja. Ketika itu para dirjen (Direktorat Jenderal) saya suruh pidato lebih dulu. Dan ternyata mereka bagus dan mengetahui persoalan. Jadi, dirjen ini saya persiapkan untuk meladeni wartawan. Ke depan, wartawan tidak usah tanya saya, tapi tanya ke dirjen. Saya ingin wartawan belajar tanya ke mereka. Sehingga saya bisa pergi kapan saja, karena KKP (Kementerian Kelautan dan Perikanan) sudah jadi bagus. Nah, pidato begitu malah saya dibilang ingin mundur.

Tapi bahasa Anda menyiratkan akan mundur...
Menteri adalah jabatan politik. Saya ini bukan tuan rumah di KKP, hanya tamu, bukan juga meniti karier. Kapan saja saya ini bisa diganti. Tapi kalau saya tidak happy ya akan pergi.

Dunia politik selalu penuh intrik, Anda pernah merasakannya?
Saya pernah diperingatkan sama menteri senior. "Bu Susi hati-hati lho, KKP dalam 15 tahun itu menterinya lima". Saya bilang tidak mengapa. Kalau soal intrik saya tidak merasakannya. Tapi mungkin ada, some where out there. Saya tidak merasa perlu terlibat. Intrik politik saya soal perikanan saja.

Kebahagiaan adalah sumber energi. Anda kerap mengatakan itu ke media, bahkan ada meme yang beredar tentang kutipan Anda tersebut. Sebenarnya Anda sendiri bahagia sebagai menteri?
Memang betul kutipan itu. Kalau sudah tidak betah dan tidak bahagia tinggalkan saja pekerjaan itu, ngapain elu kerja. Kalau tidak ada kebahagiaan ya saya akan pergi. Ya depends on the situation, kadang ingin pergi dan kadang tidak he-he.

Ingin pergi karena mendapat tekanan dari berbagai pihak...
Begini. Orang banyak yang tidak mengerti saya gitu lho. Misalnya analis, ekonom, pejabat dan dewan bilang saya ini membuat pengangguran sebanyak 630 ribu orang. Ini data dari mana? Pengangguran seluruh Jawa Barat atau mana. Kalau terus menanggapi juga saya kesal.

Banyak resistensi yang Anda terima ketika melakukan reformasi birokrasi di kementerian?
Tidak tahu saya. Mereka kan tidak omong, tanya saja sama mereka. Tapi dari pidato dirjen dan sekjen saya menangkap suasana kerjanya bagus. Mereka jadi terbuka semua. Sekarang juga ada Whatsapp grup, isinya semua eselon satu. Jadi kemana saja mereka, saya tahu. Saya juga masukan orang dari luar, untuk penyegaran, sembari menunggu yang dari bawah naik ke atas.

Anda melakukan bersih-bersih dan pergantian di internal. Bukankah Pegawai Negeri Sipil tidak bisa dipecat?
Sebab itu saya membuat peraturan menteri nomor 58 ,tahun lalu. Sehingga dengan Permen itu PNS bisa dipecat. Panitia seleksi jabatan juga dibuat terbuka dan untuk eselon semua dilelang. Sejak itu terjadi perubahan, semua data bisa tersedia dengan cepat. Awalnya, untuk tahu jumlah kapal saja, seperti mencabut gigi kerbau. Soal speed di birokrasi terkadang bikin saya gila.

*Kementerian Kelautan dan Perikanan telah menetapkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 58/PERMEN-KP/2014 tentang Disiplin Aparatur Negara di Lingkungan KKP dalam Pelaksanaan Kebijakan Penghentian Sementara (Moratorium) Perizinan Usaha Perikanan Tangkap, Alih Muatan (Transhipment) di Laut, dan Penggunaan Nakhoda dan Anak Buah Kapal (ABK) Asing.

Selengkapnya: http://goo.gl/msUq7f
Diubah oleh beritagarid 12-11-2015 02:48
0
1K
1
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan