Pemilihan Walikota Surabaya semakin dekat. Kedua kubu juga semakin gencar dalam berkampanye untuk menarik para pemilih.
Nah, belakangan ini, Surabaya dibuat semakin panas dengan kasus plagiarisme dan pelanggaran hak intelektual oleh relawan muda Risma.
Para relawan ini menggunakan Tokoh Culo dan Boyo karya Cak Ikin sebagai model dalam berkampanye tanpa ijin. Sontak, sang pencipta menyesalkan tindakan ini karena tidak ingin dituduh sebagai kader dan karyanya berpihak kepada salah satu calon.
Ini berita selengkapnya, gan!
Spoiler for Relawan Muda Risma-Whisnu Pakai Culo-Boyo Juniol, Kreator Protes:
Relawan Pemuda Produktif, Inspiratif, Solutif (Pemuda PIS) yang turut mengampanyekan pencalonan Tri Rismaharini-Whisnu Sakti Buana ternyata berkampanye menggunakan karakter Culo dan Boyo Karya Muhammad Sholikin atau kerap disapa Cak Ikin tanpa izin. Cak Ikin pun protes di akun Facebooknya. Klik di sini kalo agan pingin ke TKP.Facebook Cak Ikin
Muhammad Sholikin, yang merupakan alumnus ITS mengaku tahu penggunaan karakter buatannya untuk kampanye salah satu pasangan calon setelah membaca pemberitaan salah satu media cetak tentang relawan PIS yang mulai berkampanye mendukung Risma.
Melihat foto yang menjadi ilustrasi berita di media tersebut, pria yang sebelumnya juga menciptakan karakter animasi Suro dan Boyo (versi culo dan boyo dewasa) ini kemudian berkomentar di akun facebooknya yang bernama Cak Ikin.
"Lah iki laopo kok culoboyo digowo nang kampanye politik, gak ijin maneh, (Lah ini kenapa kok culoboyo dibawa-bawa kampanye politik, tanpa ijin lagi)," ujarnya dalam status Facebooknya mengomentari tampilan foto ilustrasi koran yang memberitakan tentang Relawan Pemuda PIS, Sabtu (7/11/2015) petang.
Dia juga mengatakan, penggunaan karya orang lain tanpa izin itulah yang akan membuat banyak orang tidak bersemangat untuk berkarya.
Kepada suarasurabaya.net, Cak Ikin mengaku sudah tidak lagi mempermasalahkan hal ini karena sudah mendapatkan permintaan maaf dari Ketua Relawan Pemuda PIS. "Sudah ada permintaan maaf. Saya sudah tidak masalah, culoboyo juga sudah tidak lagi digunakan dalam simbol mereka (Relawan Pemuda PIS,red)," katanya Minggu (8/11/2015).
Hanya saja, kata Cak Ikin, seharusnya sejak awal ada komunikasi atau izin dengan pembuat karya. "Paling tidak izin dulu," katanya. Namun, pria alumnus ITS ini menegaskan, sejak awal dia sudah berkomitmen karakter culoboyo buatannya tidak akan dia izinkan untuk kampanye politik. "Saya tidak mau, meskipun sudah izin," ujarnya.
Escha Islami Anwar salah satu pengurus Relawan Pemuda PIS juga telah menulis dan memasang logo baru kelompok relawan muda Risma-Whisnu itu di akun facebooknya. "Ini sekarang logo Pemuda PIS yang resmi, mohon maaf jika terjadi kemiripan karakter logo sebelumnya dengan karakter culoboyo juniol yang dibuat Cak Ikin," ujar Escha dalam akun Facebooknya yang diposting pada hari yang sama.
Escha mengatakan, pembuatan logo lama tersebut tidak ada unsur kepentingan golongan apapun. "Saya mewakili Pemuda PIS berjanji tidak akan menggunakan karakter culoboyo tanpa ijin dan berjanji tidak menggunakan dalam kegiatan apapun serta berjanji tidak akan mengulangi hal yang sama," katanya. (den/dop)
Spoiler for Relawan PIS Untuk Paslon Risma-Whisnu, Hasil Jiplakan Ilegal?:
Penggunaan mascot dalam sebuah alat peraga kampanye (APK) memang tidak dilarang. Namun bagaimana jika ternyata mascot yang terpasang, ternyata hasil karya orang lain yang di duplikasi (jiplak) tanpa ijin alias illegal? Inilah yang terjadi di salah satu relawan Risma-Whisnu saat mendaftarkan diri ke Posko pemenangan di jL Kapuas beberapa hari yang lalu.
SURABAYA (Suarapubliknews.net) – Sebelumnya dikabarkan media ini, dengan sukarela, puluhan muda-mudi yang mayoritas berstatus mahasiswa dan pelajar bertandang ke Posko pemenangan Rism-Whisnu di Jl Kapuas Surabaya untuk mendaftarkan diri sebagai relawan pemenangan paslon nomer dua.
Sekitar 30-an anggota Relawan Pemuda (i) dengan label Produktif, Inspiratif dan Solutif (PIS), datang ke sekretariat Tim Pemenangan Risma-Whisnu, sambil membawa poster dan berkaus merah bertuliskan "Saya Surabaya".
Elemen muda yang juga mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi negeri maupun swasta di Surabaya itu menyerahkan surat pernyataan dukungan terhadap Risma-Whisnu, kepada tim pemenangan. Mereka juga membawa sejumlah poster dukungan, yang salah satunya mirip dengan hasil design animator Muhammad Solikin asal Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya bergambar Culo Boyo.
Sayangnya, dalam press release yang di sebar kepada seluruh awak media, Muhammad Solikin, Pencipta gambar Culo Boyo secara terang-terangan menuding Tim Pemenangan Tri Risma-Wisnu Sakti Buana menjiplak karyanya untuk kepentingan kampanye Pilkada Surabaya.
Padahal, pembawa poster Culo Boyo yang mirip dengan hasil karyanya bukanlah timses Risma-Whisnu, tetapi para relawan yang mayoritas mahasiswa dan alumni ITS Surabaya.
”Ada fotonya yang kampanye sedang membawa poster Culo Boyo yang saya buat. Ini murni karya saya, semua sama," kata Solikin di Surabaya.
Adapun karya yang telah dijiplak oleh tim pemenangan Risma-Whisnu tersebut berupa karakter animasi Suro dan Boyo dengan sebutan "Culo Boyo". Diterangkannya, animasi buatannya ini dipergunakan oleh pasangan incumbent usungan PDIP ini saat melakukan kegiatan kampanye dengan tema pemuda Produktif, Inspiratif dan Solutif (PIS).
Solikin megaku mengetahui karyanya dijiplak tanpa izin setelah membaca pemberitaan dari sebuah media. Pihaknya kemudian mengunggah keluhannya itu di akun Facebook miliknya yang bernama Cak Ikin.
Postingan itu pun mendapatkan respon dari netizen, dan banyak yang memberikan dukungannya. Sebagai pemilik desaign yang sah, ia sangat menyanyangkannya akan peristiwa semacam ini.
"Ini sangat saya sesalkan. Semestinya mereka memiliki tim kreatif sendiri yang bisa menciptakan gambar gambar baru. Apalagi dalam kasus ini, tim Risma tidak pernah melakukan konfirmasi lebih dulu kepada saya (pembuat desain Culo boyo.red)" sesalnya.
Sementara itu, usai mengetahui kasus ini Cak Ikin sapaan akrab Muhammad Solikin ini mengaku tidak akan melakukan tindakan apapun. Dirinya berharap agar kejadian semacam itu tidak terulang lagi untuk kedepannya. "Apalagi kalau sampai digunakan untuk kegiatan politik. Nanti saya dikira kader parpol tertentu," pungkasnya. (q cox, Hb)
Spoiler for Animator Sesalkan "Culo-Boyo" untuk Kepentingan Kampanye:
Surabaya (Antara Jatim) - Animator asal Surabaya Muhammad Solikin menyesalkan karakter kartun "Culo-Boyo" yang merupakan karyanya digunakan untuk kepentingan kampanye pasangan calon wali kota di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Surabaya.
"Tentu ini sangat disesalkan karena digunakan kepentingan politik, bahkan tidak ada izin sama sekali kepada saya sebagai pencipta gambar," ujarnya kepada wartawan di Surabaya, Minggu.
Menurut dia, tindakan yang dilakukan tim pemenangan pasangan Tri Rismaharini-Whisnu Sakti Buana pada kampanye "Pemuda Solutif Kreatif" beberapa waktu lalu bisa disebut penjiplakan dan tak menghargai hasil ciptaan seseorang.
"Saat saya membaca berita di media massa, ada fotonya saat kampanye sedang membawa poster 'Culo-Boyo' yang saya buat. Ini murni karya saya dan tidak ada konfirmasi," ucapnya.
Cak Ikin, panggilan akrabnya, mengaku kemudian mengunggah keluhannya itu di akun "Facebook" dan mendapatkan respon dari netizen untuk memberikan dukungan sekaligus menyesalkan tindakan tim kampanye pasangan yang diusung PDI Perjuangan tersebut.
Sebagai pemilik dan pencipta gambar, lanjut dia, tentu hal itu sangat disayangkan dan disarankan memiliki tim kreatif sendiri yang bisa menciptkan gambar-gambar baru.
Kendati demikian, pihaknya menegaskan tak akan melakukan tindakan apapun, dan berharap kejadian semacam ini tidak terulang lagi untuk ke depannya.
"Apalagi kalau sampai digunakan untuk kegiatan politik. Khawatirnya saya dikira kader partai politik tertentu. Semoga ini yang terakhir dan tim kampanye bisa lebih kreatif," katanya.
Sebelumnya, Kamis (5/11), sekitar 500 mahasiswa Surabaya yang mengatasnamakan relawan Produktif, Inovatif dan Solutif (PIS) mendukung pasangan Risma-Whisnu dengan mendatangi Posko Pemenangan di Jalan Kapuas Surabaya.
Pada kesempatan tersebut, relawan yang merupakan gabungan mahasiswa-mahasiswa Surabaya dari berbagai perguruan tinggi, seperti Unair, UPN, Ubhara dan lainnya itu membawa poster berkarakter "Culo-Boyo".
Nah, itu gan pemberitaan mengenai penjiplakan animasi Culo dan Boyo dalam meramaikan pilwali Surabaya.
Gimana menurut agan? Silakan dikomeng yaa