Karya Ilmiah

Siswa SMA Lamongan Ciptakan AC dari Tanah

- Iklim di Indonesia yang berada di daerah tropis memiliki suhu udara kering dan cenderung panas. Maka penggunaan pendingin ruangan (AC) sepertinya menjadi hal yang biasa.

Tetapi, faktanya tidak semua masyarakat Indonesia dapat menikmati AC. Lantaran harganya bisa dikatakan cukup mahal, mulai dari harga beli, perawatan hingga biaya penggunaan listrik per-bulannya. Mereka yang tidak mampu menggunakan AC pada akhirnya beralih menggunakan kipas angin guna mendapatkan udara sejuk.

Namun kini, untuk menciptakan rumah yang dingin dan sejuk sebenarnya dapat dinikmati tanpa menggunakan AC. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk mensiasati supaya rumah terasa dingin dan sejuk.

Satu diantaranya seperti hasil temuan dari siswa-siswi SMA Muhammadiyah 1 Babat (SMA MUH1BA). Siswa Kelas 11 yakni Arif Rohman Hakim (16), Zaahin Nadhifah (16) dan Ahmad Yusuf (17) melakukan penelitian hingga akhirnya berhasil menciptakan AC Seriwing (semriwing atau sejuk) yakni teknologi pendingin ruangan yang ramah lingkungan dan ekonomis.

“Kita berinovasi untuk menciptakan AC ini karena melihat udara sekarang ini tercemar oleh gas-gas berbahaya dari AC konvensional yang mengandung CFC (chlorofluorocarbon) dan HCFC (Hidrofluorokarbon),” ungkap Arif Rohman Hakim.

Menurut Arif, kedua senyawa organik yang mengandung karbon, klorin,dan fluorin, itu dapat merusak lapisan ozon.

Pembuatan AC karya siswa-siswi SMA MUH1BA ini sangat sederhana. Beberapa bahan yang diperlukan meliputi tanah, air, dua bak plastik (besar dan kecil) beserta penutup kotak plastik atau bak plastik besar, kipas kecil, selang, dan plester.

“Kita melihat segi bahan baku tanah yang di lingkungan kita ini yang sangat melimpah, Fun ac, kotak plastik sama selang, kita create technology, salah satunya AC yang kita buat ini,” ujar Arif.

Menurutnya, tanah dipilih karena konduksifitas termalnya yang cukup besar, sehingga dapat di manfaatkan untuk memproduksi hawa dingin. “Pasir dan batubata bisa, cuma pasir kurang ekonomis, kalau batubata konduksifitas termalnya masih rendah makanya kita memakai tanah,” bebernya.

“Bahan dasar, tanah bisa semua tanah, tanah yang baik dari tanah pepohonan dan atau tanah sekitar sawah atau kali, karena lembab,” sambungnya.

Setelah semua bahan yang dibutuhkan tersedia, Ia menjelaskan, proses pembuatan AC terdiri dari beberapa tahapan. “Proses awal kita ngambil tanah, kita campur dengan air,” sambungnya.

Langkah berikutnya, tanah yang telah tercampur dengan air itu dimasukkan ke dalam kotak plastik yang berukuran besar mengelilingi bak kecil, sementara kotak plastik kecil berisi air. Proses berikutnya memasang dua buah kipas di atas tanah. Kedua kipas kecil di bentuk pola arah yang berbeda serta diberi pembatas.

Kipas pertama berfungsi meniupkan udara ke tanah, sementara kipas kedua meniupkan udara keluar untuk membawa hawa dinginnya ke luar melalui selang. Setelah itu kotak plastik ditutup rapat. “Bikin alatnya 1 minggu sudah jadi,” akunya.

AC hasil karya mereka ini telah diuji dengan menggunakan prototype rumah kecil, dan hasilnya udara sejuk bisa dirasakan di dalam rumah prototype. “Ini bisa menghasilkan suhu sampai 26,7 derajat celsius, dari hawa panas Lamongan 35 derajat celsius,” jelas Arif.

Ia menuturkan, bahwa penemuan ini dapat menjadi alternatif untuk pembuatan AC dengan biaya murah. Dengan menggunakan media tanah, air, dan kipas angin menjadi solusi mengatasi cuaca panas di Kabupaten Lamongan.

Jerih payah mereka membuat AC Seriwing inipun menuai hasil dengan menjadi juara tiga dalam lomba Ecodays 2015 di Universitas Sebelas Maret (UNS). (*)

Next
Pewarta : Ardiyanto
Editor : Wahyu Nurdiyanto
Sumber : Lamongan Times (Times Indonesia Network)
TAG'S
# AC
# SMA Muhammadiyah 1 Babat
# pendingin ruangan


Karya Ilmiah AC dari Tanah
Berharap AC dari Tanah Bisa Diproduksi Massall

MAJU INDONESIA.......!