victim.o.gip.08Avatar border
TS
victim.o.gip.08
Tak Cuma di Surabaya, Kasus Harta Karun Emas Palsu Juga Terjadi di Bandung
Bandung - Penipuan bermodus emas harta karun yang ternyata palsu bukan hanya terjadi di Surabaya. Sindikat yang melibatan WN China itu juga terjadi di Bandung, Jawa Barat.

Adalah Edi, pria pensiunan yang kali ini menjadi korbannya. Dua orang pelaku yang hanya bisa berbahasa Mandarin mengincar Edi di Mall Istana Plaza Bandung.

"Sekitar 2 minggu lalu, ketemu di toko buku dia lagi mau cari peta. WN China ya. Dia lalu ajak saya ngobrol-ngobrol," ungkap Edi dalam perbincangan dengan detikcom melalui sambungan telepon, Jumat (30/10/2015) malam.

Pelaku yang mengaku bernama Xiau Tung dan Xiau Fung lantas mengajak Edi untuk bertemu kembali keesokan harinya. Mereka beralasan tidak memiliki teman dan meminta Edi untuk menemaninya.

"Bilangnya itu adik kakak. Yang kakaknya Xiau Tung, dua-duanya sekitar umur 40 tahunan. Pas ketemu lagi, dia bilang 'saya ada masalah', dia ngaku kerja proyek di Sumedang sedang gali terus nemu hartu karun. Dia bilang dari galian ada emas begitu banyak dan bingung, takut kalau sampai ketahuan banyak orang," cerita Edi.

Ini hampir sama seperti yang terjadi di Surabaya. Hanya saja untuk kasus dengan 2 orang tersangka yang telah tertangkap itu, pelaku mengaku menemukan harta karun saat sedang bekerja di perusahaan konstruksi penggalian di Sidoarjo.

"Pelaku lalu bilang mau titip dulu, 60 emas batangan. Nanti yang 10 mau dikasih ke saya. Dia takut ketahuan makanya titip ke saya. Nanti mau diambil setelah kerjaannya selesai di Sumedang, kan katanya kontrak selama sebulan," ucap Edi.

Kemudian Xian Tung mengaku kepada Edi bahwa ada temannya yang meminta jatah bagian uang dari hasil temuan harta karun itu. Sang teman itu disebutnya sangat membutuhkan uang karena orangtuanya sedang sakit di China.

"Dia minta bayarin dulu karena barang (emas) dia bilang kan ada di kamu (Edi). Tadinya dia minta Rp 200 juta tapi saya nggak ada uang segitu," tutur pria yang kini berprofesi sebagai wirausaha itu.

Awalnya Edi tak langsung percaya begitu saja. Namun sama seperti di Surabaya, pelaku mencoba meyakinkan dengan mengambil serpihan yang ada di emas harta karun palsu. Belakangan diketahui serpihan emas asli ditempel pada salah satu batangan emas yang di antaranya berbentuk Buddha.

"Ada serpihan kecil dia suruh saya untuk jual, ada 4 gram saya jual ke toko laku Rp 1,9 juta. Uangnya akhirnya diambil sama dia," kata Edi.

Mengetahui serpihan itu ternyata asli, Edi pun lantas percaya dan menyerahkan uang Rp 100 juta kepada pelaku. Terlebih setelah menurut pelaku harga satu keping emas itu berkisar Rp 40 juta.

"Saya kasih Rp 100 juta karena saya hanya ada segitu. Dia bilang satu (keping emas) harganya Rp 40 juta, itu kan ada 60 batang emas. Saya percaya, saya kasih uangnya terus barang dititip ke saya," tutur pria yang memiliki usaha kue home industry tersebut.

Edi mulai sadar telah ditipu setelah membawa batangan emas ke toko. Setelah diperiksa ternyata emas-emas tersebut palsu. Apalagi saat menghubungi pelaku, nomor ponselnya tak lagi bisa dihubungi.

"Emas batang yang ada bekas potongannya, yang serpihannya disuruh jual itu ternyata palsu juga. Jadi sama dia ditempel serpihan emas asli. Nomor kontaknya ada tapi tidak bisa dihubungi, awalnya bisa. Setelah terima uang nomornya di luar jangkauan," ujar Edi.

Mirip dengan modus kasus di Surabaya, untuk meyakinkan Edi itu adalah harta karun pelaku juga menunjukkan surat wasiat dan beberapa uang kuno. Itu cukup meyakinkan sebab menurut Edi barang-barang yang diperlihatkan memang mengesankan seperti harta karun.

"Iya dia tunjukin surat wasiat, sudah lapuk dan tulisannya mandarin, nggak ngerti hurufnya kuno. Ceritanya warisan zaman dulu. Suratnya kertas putih tulisan hitam, terus juga ada uang kuno sudah kucel dan agak sobek-sobek, terus ada uang logam kelihatan lapuk. Itu cuma ditunjukkin aja, nggak dikasih ke saya," tukasnya.

Sayangnya Edi belum melaporkan kasus penipuan ini kepada pihak kepolisian. Ia berbagi pengalamannya ini dengan maksud agar tidak lagi ada jatuh korban. Menurutnya pelaku yang menipu dirinya itu adalah sindikat sama dengan di Surabaya dengan mengincar masyarakat dari etnis chinese.

"Sasarannya warga chinese karena dia nggak bisa bahasa Indonesia. Jadi ngomongnya pakai bahasa mandarin. Saya belum lapor polisi tapi saya harap agar tidak ada korban lagi karena sepertinya ini sindikat jadi warga harus waspada," lanjut Edi.

Sementara itu untuk kasus di Surabaya, pihak Polratabes Surabaya berhasil membekuk 2 orang tersangka WN China atas nama Zhong Yuhua (36) dan Zheng Yan Seng (32). Sudah ada 2 korban dari sindikat ini dengan masing-masing kerugian sebesar Rp 850 juta dan Rp 350 juta. Dari para tersangka, polisi menyita 22 emas batangan palsu, 1 lembar surat wasiat berbahasa China, 12 keping uang China kuno, 1 buah gergaji besi, dan 2 buah kartu identitas milik tersangka. (elz/dhn)


Sumber

Hati hati buat etnis chinese yang bisa bahasa Mandarin.
0
2.7K
25
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan