win061Avatar border
TS
win061
Salim Kancil ,Korban,idealis atau oportunis?
Kades Hariyono Sebut Salim Kancil Terima Uang, Ini Aliran Dananya

SURYAMALANG.COM, SURABAYA - Sidang lanjutan pelanggaran disiplin tiga polisi anggota Polres Lumajang di Mapolda Jatim, Senin (12/10/2015) mengungkap fakta aliran dana pengelolaan tambang liar.

Bukan hanya tiga anggota Polres saja yang menerima uang dari Kades Selok Awar-awar, Hariyono.

Sidang yang dipimpin WakapolresLumajang, Kompol Iswahab memeriksa keterangan saksi. Ada tiga saksi yang dihadirkan dalam sidang kedua ini. selain Hariyono, majelis hakim juga minta keterangan dari Kaur Pembangunan Desa Selok Awar-awar, Eko Aji, dan pengurus alat berat, Harmoko.

Dihadapan majelis hakim, Hariyono menyatakan dana hasil pengelolaan tambang liar mengalir ke berbagai pihak. Dia menyebut almarhum Salim alias Kancil juga pernah menerima dana sekitar Rp 1 juta. Salim Kancil hanya sekali menerima dana dari Hariyono.

Saat itu Salim Kancil masih bagian dari pengelolaan tambang liar yang dikelola Hariyono. Setelah menerima dana ini, Salim Kancil mengelola tambang sendiri di Kali Pancing, Lepeni. Sebagaimana tambang yang dikelola Hariyono, tambang milik Salim Kancil juga tidak mengantongi izin.

Bukan hanya Salim Kancil yang disebut pernah menerima uang dari Hariyono. Aktivis yang menolak penambangan liar lainnya, Iksan Sumar juga pernah menerima uang bulanan. Menurutnya, Iksan menerima uang sekitar Rp 250.000 per bulan. Tapi pemberian ini hanya berlangsung sekitar tiga bulan.

“Kalau Tosan tidak pernah,” kata Hariyono

Tapi Tosan pernah datang ke rumah Hariyono. Menurutnya, Tosan sempat memeluk dan menciuminya. Awalnya dia tidak mengetahui tujuan Tosan datang ke rumahnya. Dia baru mengetahui setelah Tosan bercerita.

Menurutnya, Tosan datang ke rumahnya untuk mengemukakan rencananya mendatangkan investor tambak udang. Tapi Hariyono tidak bisa memberi keputusan soal rencana Tosan ini. Makanya dia menyarankan Tosan datang ke Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) yang mengelola kawasan itu.

Selain Salim Kancil, Hariyono juga mengaku pernah memberi uang insentif kepada aparat penegak hukum. Menurutnya, mantan Kapolsek Pasirian, AKP Sudarminto terhitung enam kali menerima dana insentif. Sekali setor ke Sudarminto, Hariyono menyiapkan uang sekitar Rp 1 juta.

Kanit Reskrim Polsek Pasirian, Ipda Samsul Hadi juga tiga kali menerima dana insentif. Sekali setor ke Samsul, Hariyono memberikan sekitar Rp 500.000. Anggota Babinkamtibmas Desa Selok Awar-awar, Aipda Sigit Purnomo juga menerima sekitar Rp 500.000.

Anggota TNI juga disebut pernah menerima setoran dari Hariyono. Dia mengaku pernah memberi uang setoran kepada Danramil, dan Babinsa. Uang yang disetor kepada Danramil sekitar Rp 1 juta. Sedangkan kepada Babinsa, Hariyono setor sekitar Rp 500.000.

“Saya memberikan ke Camat Pasirian sebesar Rp 1 juta. Pejabat Perhutani sekitar Rp 2 juta,” tambahnya.

Uang pengelolaan tambang liar juga mengalir ke kantong anggota DPRDLumajang, Sugiantoko. Menurutnya, Sugiantoko pernah meminjam uang sekitar 3 juta. Sampai sekarang Sugiantoko belum membayar utang itu. Sugiantoko juga pernah mendapat ‘uang saku’ sebesar Rp 1 juta.

“Kalau ada anggota Polsek lainnya, saya tidak tahu. Kalau uang rokok, saya kira itu wajar,” ungkapnya.
source :suryamalang.tribunnews.com/2015/10/12/kades-hariyono-sebut-salim-kancil-terima-uang-ini-aliran-dananya?page=3

Advokasi bantah Salim Kancil terima dana tambang

Lumajang (ANTARA News) - Tim Advokasi Tolak Tambang Lumajang yang mendampingi kasus Salim Kancil membantah keterangan Kepala Desa Selok Awar-Awar Hariyono yang menyebutkan almarhum Salim Kancil menerima aliran dana tambang pasir senilai Rp1 juta.

"Tidak benar almarhum Salim Kancil menerima aliran dana penambangan, namun uang Rp1 juta itu merupakan kompensasi ganti rugi tanah Salim yang telah diratakan oleh Hariyono," kata anggota Tim Advokasi yang mendampingi keluarga korban, Aak Abdullah Al-Kudus di Lumajang, Selasa.

Menurut dia, uang ganti tanah tersebut sebenarnya sangat rendah dibandingkan nilai tanah yang diserobot Kades Selok Awar-Awar yang kini ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus pembunuhan Salim Kancil dan ilegal minning di Lumajang tersebut.

"Tersangka Hariyono memakai jurus mabuk saat memberikan kesaksian dalam sidang etik anggota Polri di Mapolda Jawa Timur karena sebagian keterangannya tidak benar seperti aliran dana yang diterima almarhum Salim Kancil," tuturnya.

Terkait keterangan Hariyono tentang penambangan pasir di Kali Pancing yang dilakukan oleh Salim Kancil, Aak menegaskan pengambilan pasir itu dilakukan untuk membangun rumah. 

"Warga di sana biasa mengambil pasir di daerah aliran sungai untuk membangun rumah dan bukan untuk komersialisasi, seperti yang dilakukan tersangka Hariyono," tegasnya.

Ia berharap aparat kepolisian tidak mudah percaya begitu saja dengan keterangan yang diberikan Hariyono karena hal tersebut tidak sesuai dengan fakta dan bukti di lapangan.

Sementara istri almarhum Salim Kancil, Tijah mengatakan Kades Hariyono memberikan uang ganti rugi tanah senilai Rp1 juta kepada suaminya yang memiliki 10 petak tanah di sekitar pesisir dan enam petak di antaranya diserobot oleh Hariyono untuk ditambang.

"Alasannya tempat itu akan dijadikan tempat parkir kendaraan bermotor untuk wisata di Pantai Watu Pecak, namun desa wisata itu tidak pernah terbentuk dan lahannya justru ditambang," tuturnya.

Sebelumnya, Kepala Desa Selok Awar-Awar, Hariyono, mengungkap aliran dana penambangan kepada sejumlah pihak dalam sidang disiplin anggota Polri di Mapolda Jatim, Senin (12/10).

Dalam sidang tersebut, Kades Hariyono dalam kesaksiannya juga menyebut dana tambang itu juga mengalir ke Danramil, Babinsa, Camat, Asper Perhutani, tokoh masyarakat, LSM, dan wartawan.

Ia mengaku pernah memberikan Rp1 juta kepada almarhum Salim Kancil saat menjadi anggota paguyuban dalam pengembangan wisata alam itu, namun Salim Kancil akhirnya menambang sendiri di Sungai Kalipancing.

source:m.antaranews.com/berita/523426/advokasi-bantah-salim-kancil-terima-dana-tambang

Penjahat nya siapa? Korban nya siapa ?
Bisa jadi skenarionya begini ini 'Uda terima duit terus merasa kurang nyari2 dan buat isu,berharap dapat uang lebih malah di habisi ama sang Mafia.'
Terus terang aja hr gini byk yg maling teriak maling eh terakhir dihabisi ama Boss maling nya..
Tanpa mengurangi simpati pada para korban semoga waktu bisa menunjukkan kebenaran yg sejelas2nya dan seterang2 nya..emoticon-Cool
0
733
0
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan