“17 Agustus tahun ’45, Itulah Hari Kemerdekaan Kita…” serentak kita semua pasti membaca kaalimat tadi dengan nada lagu kemerdekaan Indonesia bukan? Ya, setelah penjajahan yang sedemikian rupa oleh Belanda dan Jepang, akhirnya Indonesia dapat berdikari, dan kemerdekaan Indonesia ini juga dapat terealisasi karena 2 orang cendikiawan Indonesia pada masa itu yang pada akhirnya menjadi Presiden dan Wakil Presiden pertama di Indonesia, benarm, orang itu adalah Ir. Soekarno dan Bung Hatta. Tetapi, didalam pribadi Ir Soekarno dan Bung Hatta yang sangat gagah berani, tangguh dan tegas, terselip pula kelembutan hati yang juga mulia terhadap binatang, dan ternyata binatang itu adalah kucing!

Dimana ada pak Soekarno, disitu pasti ada kucing!

Tentunya, hal ini juga menjadi perbincangan oleh rekan sejawat Ir. Soekarno dan Bung Hatta. Seperti halnya kesaksian Jae Bara yang merupakan pengawal Ir. Soekarno semasa beliau di Ende, Flores, Nusa Tenggara Timur. Jae Bara mengatakan bahwa Ir. Soekarno memiliki sedikitnya 35 kucing di Ende. Begitu pula saat pengasingan Ir. Soekarno ke Bengkulu, AM Hanafi selaku dubes Indonesia untuk Kuba tahun 1965 yang juga sedang di Bengkulu pada masa itu. Ia mengatakan bahwa Ibu Inggit yang merupakan istri dari Ir. Soekarno memelihara seekor kucing, dan kucing itu adalah kucing kampung biasa. Kata AM Hanafi, kucing itu dipungut dan dipelihara oleh ibu Inggit. Ir. Soekarno juga sering mengelus-ngelus si kucing apabila kucing itu menghampirinya setelah Ir. Soekarno sholat.

Sang proklamator juga merupakan penyayang dan pecinta kucing!

Sekarang kita beralih ke Bung Hatta. Sang proklamator ini juga sangat menyayangi mamalia yang menggemaskan itu. Seperti pada saat beliau berada di Penjara Glodok, Mohammad Bondan yang juga merupakan seorang aktivis seperjuangan dengan Bung Hatta pada masa itu memberi kesaksian bahwa Bung Hatta seringkali dihampiri seekor kucing liar, dan Bung Hatta selalu mengelusnya dan memberinya makan.

Molly Bondan (Istri dari Mohammad Bondan) membuat buku tentang revolusi Indonesia. Didalamnya juga terdapat seikit kisah tentang Moh. Hatta dan kucingnya.

Lalu, sebagai seorang digoelis (orang-orang yang pernah diasingkan di Boven Digoel, Papua Selatan pada masa Belanda) Bung Hatta memelihara seekor anak kucing yang diberi nama si Hitam, ini juga merupakan kesaksian dari Bondan yang sama-sama diasingkan oleh Belanda ke Boven Digoel karena pergerakan Bung Hatta dan Mohammad Bondan yang tergabung dalam PNI (Pendidikan Nasional Indonesia) merupakan ancaman besar terhadap kebengisan Belanda terhadap Indonesia. Bung Hatta memelihara si Hitam dengan penuh rasa sayang. Orang-orang yang diasingkan ke Boven Digoel wajarnya tidak akan memikirkan orang lain, karena mereka akan selalu berfikir bagaimana caranya untuk survive dari hari ke hari di daerah yang sangat menyeramkan dan dikelilingin buaya muara tersebut, dan ditengah animo seperti itu Bung Hatta tetap memelihara si Hitam.

Bisa saja salah satu kucing Moh. Hatta adalah jenis kucing berpola Tabby yang menyerupai harimau atau macan.

Sewaktu diasingkan ke Banda Naira Bung Hatta juga tetap memelihara beberapa kucing. Des Alwi mengatakan dalam bukunya ‘Bersama Hatta, Sjahrir, dr. Tjipto & Iwa R Sumantri di Banda Naira’mengatakan bahwa Bung Hatta (yang disebut sebagai ‘oom kacamata’ pada bukunya) memelihara beberapa kucing bermotif harimau dan macan di kediaman barunya. Beliau adalah seorang penyayang kucing dan semua kucingnya berkelamin jantan. Ya, mungkin saja kucing ini merupakan jenis kucing berpola Tabby.

Kucing bung Hatta semasa di Banda Naira diberi nama: Hitler, Mussolini dan Franco. Ketiga nama itu diambil dari nama-nama diktator yang beliau benci.

Hal yang tidak biasa dari kucing-kucing yang peliharaan Bung Hatta tersebut adalah nama-namanya. Kucing-kucing tersebut diberi nama diktator yang sangat dibenci oleh dirinya seperti: Hitler, Mussolini dan Franco. Benar sekali, pada masa itu ketiga diktator tersebut sangat-sangat fenomenal dan ramai diperbincangkan karena kekejamannya dan keegoisannya dalam memimpin sebuah negara. Kucing yang bermotif harimau diberinya nama Hitler. Adapula kucing lainnya yang berwarna putih dan diberi nama Tito. Tetapi, ‘Hitler’ tidak lama kemudian kabur dari kediaman Bung Hatta, dan ada lagi seekor kucing yang menyambangi kediamannya dan diberi nama Turki.

Ibu Inggit yang merupakan istri dari Ir. Soekarno adalah seorang catlovers juga loh!

Hingga pada akhirnya di kediamannya di Jakarta, Bung Hatta memelihara banyak kucing juga, tetapi diantara semuanya yang paling ia sayangi adalah Jonkheer. Ya, itu meruipakan nama kucing tersebut dan Jonkheer berarti gelar bangsawan dalam bahasa Belanda. Menurut kesaksian anaknya yang bernama Gemala Rabi’ah Hatta, Jonkheer adalah kucing yang sangat mengerti sikap disiplin. Seperti disaat Bung Hatta sedang keluar rumah, Jonkheer akan setia menunggu Bung Hatta apabila itu sudah jam puang Bung Hatta kerumah. Sewaktu Bung Hatta sedang sakit, Jonkheer juga seperti merasakan hal yang sama. Ia meraung-raung dan tidak ingin makan, ia juga hanya duduk terdiam didepan pintu kamar Bung Hatta.

Sokarno dan Hatta yang tangguh dan gagah merupakan pahlawan kita yang menyayangi binatang!

Wah catlovers, sepertinya ini juga merupakan salah satu contoh baik yang dilakukan oleh kedua pahlawan abadi kita ini ya? Selain mengajarkan dan mencontohkan bagaimana caranya mendirikan dan membangun suatu bangsa dengan tatanan yang baik dan sangat jauh dari ‘corruption’, mereka juga mengajarkan dan mencontohkan bahwa manusia dan makhluk hidup harus saling hidup berdampingan juga saling membantu agar tercipta sebuah kerukunan yang abadi antara sesama makhluk hidup!