Jakarta - Kurs rupiah terhadap dolar AS adalah urusan Bank Indonesia (BI). Dengan eksistensinya yang sudah independen, pemerintah tak boleh ikut campur pengelolaan kurs. Urusan pemerintah adalah lapangan pekerjaan dan ikut menjaga inflasi dari sisi pasokan barang dan jasa.

"Saya heran orang-orang begitu rupa meributkan dolar seakan-akan seluruh rakyat Indonesia berkepentingan dengan dolar yang menguat. Saya ingatkan, rakyat Indonesia berkepentingan lapangan pekerjaan dan kecukupan makan. Ini yang harus diperhatikan pemerintah. Soal kurs rupiah, serahkan ke BI, " kata Presiden RI ketiga Bacharuddin Jusuf Habibie pada acara peluncuran buku "Dato' Sri Prof Dr Tahir: Living Sacrifice" di Hotel Shangri-La, Jakarta, Rabu (23/9).

Rakyat Indonesia, kata Habibie, bekerja untuk mendapatkan rupiah. Para pekerja mandiri bekerja untuk mendapatkan rupiah. Para petani, nelayan, pedagang lokal bekerja untuk mendapatkan rupiah.
Mereka juga belanja dalam rupiah. Mereka tak perduli dolar karena mereka memperoleh pendapatan dalam rupiah dan belanja dalam rupiah. Mayoritas rakyat inilah yang harus diperhatikan oleh pemerintah, kata Habibie.

Habibie mengakui, kurs rupiah terhadap dolar berpengaruh terhadap perusahaan yang memiliki beban utang dalam dolar dan yang mengimpor bahan baku dan komponen. Mereka membutuhkan stabilitas kurs rupiah.

"Tapi, stabilitas kurs rupiah itu urusan BI. Biarlah BI bekerja sesuai UU," ujar mantan presiden itu.
Pada pasal 7 UU No 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia disebutkan, tugas BI adalah mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Habibie mengatakan, posisi independen BI terjadi sejak Mei 1998.

"Meski secara legal belum, begitu saya menjadi presiden tanggal 21 Mei 1998, saya keluarkan BI dari kabinet agar bank sentral mandiri," kata Habibie.
Untuk membantu situasi ekonomi yang sedang lesu, Habibie menyarankan agar kebijakan pemerintah kredibel. "Pemerintah harus membuat kebijakan yang kredibel," ujar mantan presiden itu.

http://m.beritasatu.com/makro/309475...kan-ke-bi.html


langsung dari Habibie tokoh penakluk dollar