Selamat pagi, siang, sore atau malam Mimin, Momod dan kaskuser semuamya
Gelaran Champions League musim akan dimulai dengan delapan partai yang dihelat Rabu (16//9) dini hari WIB. Getaran anthem kompetisi terelit akan kembali berkumandang dan perjalanan panjang menuju Milan 2016 adalah dambaan semua tim yang terlibat.
Champions League sarat dengan momen tak terlupakan karena dengan gengsi yang melekat pada turnamen ini, pemain kelas dunia akan memberikan seluruh kemampuannya untuk menjadi tontonan terbaik umat pecinta sepa kbola.
Dan kami merangkum momen-momen terhebat dan terbaik tersebut di sini.
6. Gol Indah Zinedine Zidane di Final (2001/02)
Quote:
Dengan kedudukan imbang setelah gol Raul (Gonzales, Real Madrid) dan Lucio (Bayer Leverkusen), Zidane muncul sebagai pahlawan penentu kemenangan. Gol yang diciptakannya pun menjadi kenangan sepanjang masa.
Kaki kiri salah satu pemain terbaik yang pernah lahir dalam sejarah sepak bola ini menyambut bola pantulan Roberto Carlos dan ia melesakkan tendangan lob yang luar biasa di menit 45. Tak ada balasan dari Leverkusen, Madrid menggondol gelar ke-9 mereka sebelum menjalani puasa panjang tanpa gelar di Eropa lebih dari satu dekade.
5. Penalti Penentu Juara Drogba (2011/12)
Quote:
Pesan moral yang didapatkan Didier Drogba dari pengalaman empat tahun sebelumnya adalah jangan berbuat konyol hingga harus diusir keluar wasit dan membuat Terry jadi penendang kelima di babak adu penalti. Sementara Terry sendiri memang tidak bisa bermain karena menjalani skorsing, Drogba kali ini yang mengambil peran Terry sebagai penentu nasib Chelsea dengan menjadi penendang kelima.
Setelah mencetak gol penyeimbang dua menit sebelum waktu normal selesai, kaki Drogba akhirnya menanggung beban yang juga dirasakan Terry pada 2008. Tapi sebagai eksekutor kelima, Drogba tidak terpleset, bolanya tidak terbang, tapi meluncur mulus dan pelan ke gawang Neuer. The Blues Chelsea lahir sebagai juara baru di Allianz Arena setelah episode menyakitkan di tahun-tahun sebelumnya.
4. Terplesetnya John Terry (2007/08)
Quote:
Ini adalah akhir dari sebuah musim yang panjang nan melelahkan yang sayang berakhir dengan menyesakkan bagi angkatan generasi emas pertama Stamford Bridge. Ditinggal Jose Mourinho yang mengundurkan diri pada September 2007, delapan bulan kemudian mereka mencatat sejarah final Champions League pertama mereka.
Debut final Chelsea sepertinya akan berakhir bahagia setelah Cristiano Ronaldo gagal mengeksekusi bola di babak adu penalti. Nasib Chelsea ada di kaki sang kapten, John Terry, sebagai penendang kelima. Tapi, sang kapten justru terpeleset, bola yang ditendangnya melesat jauh. Kegagalan Nicolas Anelka sebagai penendang ketujuh tak hanya memastikan trofi Big Ear lepas, namun juga membuat Terry tersengguk memilukan di akhir laga.
3. Kebangkitan Manchester United (1998/99)
Quote:
United memang berakhir menggenaskan setahun sebelumnya, tanpa gelar di kancah domestik setelah kalah bersaing dengan The Gunners. Namun, kisah Mei 1999 di Nou Camp menebus segala kekecewaan Roy Keane cs.
Setelah dipastikan meraih trofi Premier League dan FA Cup, United hanya tinggal selangkah lagi menjadi tim pertama peraih treble winner pertama di Inggris. Namun, aroma kekalahan sudah mengudara di tribun pendukung United saat gol pemain Bayern Munchen, Mario Basler, di menit keenam tak kunjung dibalas pemain Setan Merah, yang tak bisa menurunkan duo solid Paul Scholes dan Roy Keane.
Lantas, dua gol itu muncul, dengan proses yang nyaris serupa dari umpan tendangan sudut, dalam rentang waktu dua menit, dari kaki Teddy Sheringham dan Ole Gunnar Solskjaer, di menit 91 dan 93. Ada yang batal berpesta, ada yang mendadak bersuka cita. Final yang luar biasa.
2. Liverpool Berjaya di Istanbul (2004/05)
Quote:
Jika Anda baru menonton di babak kedua, anda mungkin melewatkan senyum lebar Gennaro Gattuso yang menyusuri lorong pemain dengan membawa trofi tiruan Champions League saat jeda.
Itu bukan perayaan aneh atau mengejek, Milan sedang unggul 3-0 dan mungkin tak ada satu pun pecinta sepak bola di dunia ini yang akan berpikir bahwa final ini akan menjadi tragedi menyesakkan untuk Rossoneri. Tapi, Liverpool yang dipimpin Steven Gerrard mengubah akhir cerita yang sudah mendekati kenyataan tersebut. Mereka sukses menyusul dan menyamakan skor, memaksa Milan beradu nasib lewat adu penalti hingga akhirnya Steven Gerrard-lah yang mengulurkan tangannya kepada Andriy Shevchenko yang tertunduk sedih. Final paling dramatis di millenium ketiga.
1. Tragedi Heysel (1984/85)
Quote:
Final Piala Champions 1985 diwarnai tragedi memilukan yang berakhir dengan 39 orang menjadi korban jiwa. Dalam final yang mempertemukan Juventus dan Liverpool di Stadion Heysel, kerusuhan terjadi sebelum pertandingan dimulai. Beberapa pendukung Liverpool tampak menyerang ke arah tribun suporter Juventus dan menyebabkan kepanikan massal.
Situasi yang memanas membuat suporter, yang sebagian besar merupakan suporter Juventus, berhamburan menuju jalan keluar stadion. Mereka berlari dan bahkan memanjat tembok pembatas yang akhirnya tak mampu menahan beban suporter yang berdesakkan hingga akhirnya rubuh dan menimpa suporter lainnya.
Laga tetap dilanjutkan karena dikhawatirkan akan ada insiden yang lebih parah lagi. Juventus menang 1-0 lewat gol penalti Platini dan itu menjadi laga terakhir klub Inggris selama lima tahun di kancah Eropa sebelum akhirnya UEFA mencabut larangan bertanding di level Eropa pada 1990/91. Sementara itu Liverpool yang didakwa bertanggung jawab atas tragedi ini menjalani hukuman setahun lebih lama.
Akankah ada momen-momen lagi di gelaran Liga Champions musim ini yang aka masuk dalam catatan sejarah?
Sumber:
Quote:
bolabiru.com
Quote:
Quote:
Terima kasih udah mau mampir ke thread sederhana ane